1.9

99.5K 27K 15.1K
                                    

Ini ngemis bat Ya Allah tapi plis vommentsnya yeorobun. 1046 words ni huhu ಥ_ಥ

  ° ° °

🔸06.30 am 🔸

Tok tok tok!

Tok tok tok!

Suara ketukan pintu terdengar saat aku sibuk mengoleskan selai kacang diatas roti tawarku. 

"sebentar!!" aku berteriak sambil meletakkan kembali sarapanku di atas meja makan lalu berjalan ke ruang tamu untuk membukakan pintu.

Aku terkejut ketika mendapati Hendery yang sudah rapi dengan seragam sekolah nya.

" Hendery??"

Hendery tersenyum memamerkan deretan gigi putihnya. "time to back to school!" ucap Hendery bersemangat.

Sementara Hendery tersenyum, aku malah salah fokus pada kantong mata Hendery yang terlihat hitam dan matanya sedikit merah seperti terkena iritasi.

"Hendery matamu kenapa??" tanyaku khawatir.

Hendery meraba matanya lalu sedetik kemudian ia cengengesan. "ah ini karena aku kurang tidur. Cepat ambil tasmu kita berangkat!"

"T-tapi aku belum sarapan,"

"nanti kamu sarapan di bus aja,"

"o-okay.."

Aku mengangguk pelan lalu bergegas kembali masuk ke rumah untuk mengambil tas sementara Hendery menunggu di luar.

Hendery dari dulu sama saja. selalu semangat untuk ke sekolah. Tidak seperti ku yang selalu kepikiran bagaimana untuk bolos.

"yuk!" ajakku setelah mengunci pintu rumah. Aku memasukkan kotak bekal ke dalam tas.

Kulihat Hendery sibuk memandang tasku.

"kenapa?"

Merasa aku memperhatikannya, Hendery spontan menoleh padaku.

"nope, aku cuma senang aja gantungan kunci yang aku kasih langsung kamu pakai," ucapnya sambil tersenyum. "jangan sampai hilang ya," lanjutnya.

Aku ikut tersenyum. "I do, Hendery.."

Kami berdua akhirnya keluar dari pekarangan rumahku dan berjalan menyusuri trotoar lalu kami akan berhenti di halte untuk menunggu bus yang akan membawa kami ke sekolah.

Sepanjang jalan, aku teringat tentang kejadian semalam. Aku berniat untuk bertanya kepada Hendery apa yang terjadi pada dirinya semalam hingga membuat aku tidak bisa tidur. Aku menatap Hendery yang fokus menatap jalanan sambil merangkul tas ransel hitamnya.

"uhm Hendery," panggilku. Ia pun menoleh, "what?"

Aku kembali menggigit bibirku. Kebiasaan kalau sedang gugup. Tapi ini yang harus kulakukan untuk menuntaskan rasa penasaranku.

"apa yang terjadi tadi malam? Jam dua kemarin aku melihat lampu kamarmu menyala... Aku menghubungimu tapi nomormu tidak aktif. Aku meneriakimu di balkon tapi lampu kamarmu langsung mati. What's happen?"

Wajah Hendery mendadak murung ketika mendengarkan pertanyaanku. Ia sedikit melambatkan langkahnya.

"a-aku tidak tahu bagaimana mau menceritakannya tapi yang jelas semalam... aku mimpi buruk," Hendery menghela napas panjang.

Bot 0.1 | mark lee ✓Where stories live. Discover now