Chapter 3

74 2 0
                                    

" Kamu telah membuatku sadar, bahwa hari tidak selalu hitam gelap, tetapi akan ada saatnya ia berubah menjadi biru terang."

" Rasya, bangun! Tolong!" Chila berteriak, ia sangat bingung harus berbuat apa. Bingung, panik, takut, semua menjadi satu. Kepalanya menengok ke kanan dan ke kiri, mencari siapapun orang yang berhati malaikat hendak membantunya." Siapapun, tolong!" Ia menengok kebelakang, terlihat sosok perempuan mendekatinya sambil berlari. Terlihat wajahnya yang menunjukkan bahwa ia sangat panik,

" Ya ampun, Rasya!!" wanita itu mendekat, dan segera mengangkat Rasya menuju mobilnya dibantu dengan Chila. Chila tak tahu siapa wanita itu. Yang terpenting adalah ia bersyukur karena masih ada orang yang berniat membantunya membawa Rasya ke rumah sakit terdekat.

  Perjalanan ditempuh selama kuranglebih lima menit. Rasya dibawa ke ruangan untuk diperiksa apa yang sebenarnya terjadi pada Rasya, sementara wanita yang menolong Rasya tadi, dan Chila menunggu di luar ruangan. Wanita itu terus menenangkan Chila bahwa Rasya hanya pusing biasa. Walaupun tidak dekat dengan Rasya, Chila juga mempunyai hati seorang sahabat. Bagaimanapun juga Rasya tetap teman sekelasnya.

" Lo siapa?" Chila bersuara setelah menahan panik sedari tadi.  Ia memperhatikan wanita itu saat menatap Rasya seperti sangat dalam, seperti sangat mengenal Rasya. Wanita itu terdiam dilanjutkan dengan senyuman yang tulus.

" Temen Rasya." katanya lembut. Chila terkejut, menatap wanita itu heran. Yang Chila tahu hanya Angga yang menjadi teman Rasya. Apakah Rasya juga mempunyai teman wanita?

" Temen Rasya? Yakin? Setau gue.." belum selesai Chila berbicara, dokter yang memeriksa Rasya keluar dengan wajah yang menyenangkan. Chila dan wanita yang tak dikenal itu berdiri dan menghampiri sang dokter.

Dokter itu tersenyum, membuat perasaan Chila dan wanita itu sedikit lebih tenang." Rasya baik-baik aja. Dia hanya sedikit kelelahan. Jadi jangan khawatir akan keadaan Rasya, ia tak suka membuat orang-orang khawatir." kalimat Dokter yang sangat menenangkan." Baik, saya permisi dulu." lanjutnya kemudian pergi meninggalkan dua wanita yang berdiri di depannya tadi.

" Rasya selalu begitu. Mencoba agar orang-orang yang mengenalnya gak khawatir. Gue kenal banget sama watak Rasya. Itu salah satunya." Wanita yang dari tadi membuat Chila heran itu membuka suara. Chila terdiam, menyelidik siapa wanita ini. Dari matanya membicarakan sosok Rasya, seperti ia sangat dekat dengan Rasya. Siapa dia?

" Gue pulang dulu. Bilang ke Rasya, jaga diri baik-baik." baru selangkah wanita itu pergi, Chila menahannya dengan panggilannya.

" Lo gak mau liat keadaan Rasya di dalem?" tanya Chila sedikit mengeraskan suaranya. Wanita itu menggeleng sambil tersenyum dan melanjutkan langkahnya, meninggalkan Chila juga Rasya. Sikapnya yang membuat Chila semakin penasaran. Apakah mereka pernah dekat?

 Setelah tubuhnya tak lagi terlihat dari pandangan Chila, Chila berjalan memasuki ruangan. Tiba-tiba langkahya terhenti, ia menepuk jidatnya sendiri, " Ya ampun! Gue lupa! Gimana mau nanyain soal siapa wanita tadi, gue aja lupa nanyain namanya!" batinnya dalam hati. Ia menarik nafas, ia memutuskan untuk mendeskripsikan tubuhnya saja. Siapa tahu Rasya ingat wanita tadi walau hanya dijelaskan bagaiman ciri-ciri fisiknya.

Chila kembali melanjutkan langkahnya. Ia masuk ke dalam ruangan yang berisi hanya Rasya seorang. Ia merasa ada yang aneh. Ruangan ini seperti ruangan VIP. Ruangan khusus. Ia memikir, ia dan wanita tadi tidak meminta Rasya ditempatkan diruangan VIP. Siapa yang menyuruhnya?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 07, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Hitam dan BiruWhere stories live. Discover now