Prologue

11 3 3
                                    

Seperti banyak quote-qoute puitis katakan, kehidupan tak selalu pahit, ataupun tak selalu manis. Tak selalu di bawah maupun tak selalu di atas. Ada banyak cara untuk meraih kehidupan yang lebih baik, salah satu dengan menambah kapasitas.

Seperti orang-orang katakan.
'Hidup hanya sekali, jadi nikmati'
'Materialitis adalah hal yang lumrah untuk dunia ini'
'Capailah impian tinggi agar bisa unjuk diri'

Daaaan lain sebagainya.

Hidup yang orang lain pikirkan adalah seperti itu. Selalu saja materi.

Bahagia oleh materi.
Sedih karena materi.
Susah untuk materi.
Kecewa dengan materi.
Jatuh cinta atas materi.

Namun kenapa? Kenapa aku tak bisa merasakan hal itu dikala aku memiliki segala materi? Kenapa aku tak bisa menarik ujung bibir ini hanya untuk membentuk sebuah simpulan? Kenapa tak ada setetespun air yang keluar dari mata ini?

Apakah aku hidup untuk merasakan mati?

Ataukah,

aku hidup untuk menjadi seperti mati?

Perlukah aku benar-benar mati?

==========

Aku Anna, dan aku adalah gadis 19 tahun. Aku adalah mahasiswa tahun pertama di salah satu universitas negri.

Entah kesialan apa yang menghampiriku hingga nasibku berubah. Tapi aku tidak protes, aku menerimanya, aku berusaha mencintainya.

Bersama dengan pria yang kini mengajarkanku bertahan di pahitnya hidup, aku mengajarkan cara menikmati manisnya hidup. Saling melengkapi dan saling mengingatkan diri.

Entah keberuntungan apa yang bersanding dengan kesialan, aku bersyukur mendapati pria ini.

==========

Aku Bram. Orang-orang selalu memanggilku kakak, ahahaha. Setidaknya itu menghiburku. Aku tampan, menawan dan... Hei! Jangan menyoraki ku!

Gadis itu mengubah pola pikirku. Aku kira aku telah melakukan yang terbaik, namun ia menyadarkanku dari gelapnya malam.

Aku tidak pandai menyusun kata, namun satu hal yang selalu ada di hatiku dan ingin ku bisikkan ke telinganya adalah "i love you from deeper of my heart, dan terimakasih telah menetap disisiku."

==========

Aku Chloe. Aku bekerja di sebuah bar. Lebih tepatnya akulah pemilik bar kecil ini.

Setiap malam ia mendatangi bar ku. Aku kira dia adalah pelanggan baru yang menyukai bar ku, namun perkiraanku salah.

Aku terlalu masuk ke dalam hidupnya hingga akhirnya kami jatuh cinta. Menikmati indahnya hari, menerima semua kekurangannya, dan aku berharap ia-lah yang menjadi masa depanku.

==========

Aku Dale. Sekian.
.
.
.
.
.
.
Ookay! Stop melihatku seperti itu!
Aku Dale, aku suka barbar. Hidupku barbar. Semuanya tentang barbar.

Apalagi?

Aku masih muda, tidak setua om-om mesum diatas.
Haa? Pacar? Aku lupa siapa aja pacarku.

Okay! Serius. Pacarku banyak. Pastinya, mereka semua murahan, liat duit langsung nurut.
Tapi berbeda dengan satu ini. Yang ada di hatiku sekarang ini. Gemayy sama dia tau gak.
Awas aja kalau kalian lirik-lirik, saya colok tuh mata!

====

Luci
Feb'20, 2020

Opposition SideWhere stories live. Discover now