💛1. Young, Free, & Single but...

4.3K 514 49
                                    

KHUSUS PART 1 MINGGU INI, karena ini masih part2 awal perkenalan karakter, aku bakal update lagi buat part 2 kalau votenya bisa 50 stars aja sebelum jumat depan lagi.

anyways, hope you guys enjoy this~

DON'T FORGET TO LIKE AND COMMENT^^

XOXO LUV❣



***



Chapter 1.

Suara alarm jam di  kamar yang bernuansa krem dan putih itu terdengar memenuhi ruangan tersebut. Sebenarnya itu bukanlah deringan pertama. Jam itu sudah bersuara sejak lima belas menit lalu. Hingga akhirnya sebuah tangan dari balik selimut terulur untuk meraihnya untuk mematikannya. Sang pemilik jam akhirnya terbangun setelah tidak tahan lagi.

Kedua matanya kemudian membulat menyadari bahwa ia akan telat ke sekolah. Dengan segera ia melompat keluar dari selimut hangatnya. Berlari ke dalam kamar mandinya lalu keluar lagi hanya dalam kurang dari sepuluh menit karena mandi dengan buru-buru. Segera ia memakai pakaian sekolahnya dan meraih tas beserta buku-bukunya. Ia terus berlari ke sana kemari hingga keluar kamarnya. Rumah tampak sepi, ayah dan ibunya pasti sudah berangkat kerja. Sehingga ia memutuskan hanya mengambil susu yogurt kotak di kulkas sebagai sarapannya karena ia benar-benar sudah hampir terlambat.

Tidak berhenti di situ, gadis itu mengambil sepatu sekolahnya. Memasukkannya ke dalam tasnya lalu mengambil sepatu lain, sepasang sepatu roda berwarna pink pastel. Ia pun langsung memakainya dan keluar dari rumah setelah menguncinya. Dengan mulus, gadis itu mengendarai sepatu rodanya di atas trotoar.

Dengan sepatu itu, ia selalu bisa buru-buru ke sekolah walau jam masuk sudah benar-benar hampir di ambang batas. Sekolahnya berjarak beberapa blok dari rumah. Dengan sepatu rodanya, ia bisa tiba di sana hanya dalam lima belas menit. Dan benar saja, gerbang sekolahnya hendak digeser saat gadis itu dengan mulus memasuki pekarangan sekolahnya. Ia bahkan menyempatkan diri berseru pada satpam sekolah selamat pagi.

"Kau sedikit lagi terlambat!" seru balik satpam itu mengingat jam pelajaran akan dimulai.

"Tahu, Pak!" jawabnya sembari terkekeh masuk ke dalam sekolah menuju kelasnya, 3-C.

"Kau tepat waktu," ucap Gabie, teman sebangku sekaligus sahabatnya, begitu melihat Sierra memasuki kelas setelah mengganti sepatu rodanya dengan sepatu sekolah.

"Terlalu tepat waktu," timpal pria yang duduk di depan Gabie, Hayden. Pria dengan wajah tampan yang jenaka itu berbalik menatapnya.

Gadis itu hanya memeletkan lidahnya pada Hayden sebelum beralih kepada Gabie. "Aku begadang nonton film kemarin. Aku baru tidur jam empat subuh," ucapnya terkekeh.

Gabie menggeleng-geleng. "Lebih baik kau menggunakan waktumu belajar."

"Sierra? Belajar? Kau mabuk?" timpal Hayden lagi dengan nada suara dramatisnya. "Wah, walau Sierra belajar, nilainya juga tidak akan berubah. Bagaimana pun dia 'kan ranking dua... dari belakang."

Sierra yang mendengar ucapan Hayden tersenyum ketus. Ia kemudian beralih ke Gabie. "Gabie, aku punya rahasia kau mau dengar-"

"AH! Aku bercanda! Sierra yang paling cantik dan rajin!" sela Hayden sembari mengirim sinyal dengan tatapan matanya.

Sierra tersenyum puas. Walau tatapannya masih mengancam pada Hayden.

"Apa itu? Kalian punya rahasia dan tidak memberitahuku?"

Sweetest Coffee's SpellWhere stories live. Discover now