part 6

78 5 1
                                    

Radit segera membawa Keila menuju UKS, sedangkan Bily hanya menatap Radit yang kian menjauh.

"Gue tahu alasan dari sikap lo ke Keila." Gumam Bily sambil tersenyum.

****

Keila perlahan membuka matanya, melihat sekeliling dan menggosok-gosok matanya. Keila mengingat-ingat apa yang terjadi sebelum ia berada di tempat ini. Saat ia teringat kejadian di lapangan saat Bily menghukumnya, maka semua kalimat umpatan keluar dari mulut Keila. Ia benar-benar mengutuk Bily.

"Udah sadar Kei?" Suara itu berhasil membuat Keila berpaling. Ada sosok laki-laki dengan segelas teh hangat di tangannya dan almamater yang masih melekat di tubuhnya. Ya, itu Radit.

"Kei?" Panggil Radit lagi.

"Eh, iya kak?" Sadar Keila.

"Kamu udah baikan? Nggak sakit lagi?" Tanya Radit.

"Masih agak pusing sih kak, tapi yah lumayan enakan lah." Jawab Keila seadanya.

"Nih." Radit menyodorkan teh hangat kepada Keila.

Keila menaikkan kedua alisnya.

"Supaya badan kamu enakan. Ngangetin perut kamu juga." Jelas Radit pada Keila.

"Hehehe, makasih kak. Maaf yah ngerepotin." Ucap Keila yang tak enak hati.

"Santai ajalah."

Keila melihat sekelilingnya, mencari sosok Bily yang menyebalkan.

"Kamu nyariin siapa?" Tanya Radit.

"Mm, nggak kok kak, nggak nyari siapa-siapa."

Sekarang Radit hanya duduk di depan Keila, menatap Keila sembari melemparkan senyum hangat. Keila yang dibuat salah tingkah dengan tatapan Radit, wajahnya memerah.

Radit meletakkan telapak tangannya pada dahi Keila. Keila sontak terkejut dengan apa yang dilakukan Radit.

"Nggak panas." Gumam Radit.

"Hah?"

"Muka kamu merah, aku kira panas kamu naik." Ujar Radit.

"Gue salting, kakak ku sayang, bukan sakit. Polosnya ngelebihin D.O" batin Keila.

"Nggak kok kak, tapi emang di sini agak panas aja." Ujar Keila.

"Radit! Lo di sini? Itu lo di cariin pak Junaedi." Panggil seorang laki-laki yang menggunakan almamater yang sama dengan yang dikenakan oleh Radit. Tampaknya dia juga anggota Osis.

"Ok, tunggu. Mm, Kei gue keluar dulu yah. Kamu istirahat aja dulu."

"Siap kak, makasih banyak. Semangat!" Seru Keila, yang dibalas elusan halus di pucuk kepala Keila.

Lagi-lagi wajah Keila memerah.

Keila memastikan bahwa Radit sudah benar-benar jauh dari UKS, setelah memastikan Radit sudah tak terlihat lagi, Keila langsung memegang dadanya. Merasakan detakkan jantungnya yang benar-benar kencang.

"Gila, kenapa ada orang sebaik itu sih?" Gumam Keila lalu melirik segelas teh hangat. ditangannya dan tersenyum. Keila meneguk teh hangat pemberian Radit dengan senyum Yang tak pernah lepas dari wajahnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 11, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

zona BAPERWhere stories live. Discover now