Hello Again ( Part I )

156K 4K 26
                                    

Abbey sedang duduk di bangku taman tidak jauh dari gerbang masuk Columbia University – menatap murung jemari-jemari tangannya yang bertumpu di atas pangkuannya. Ia hampir putus asa menunggu kepastian pengumuman kelulusannya dalam seleksi beasiswa kuliah di universitas bergengsi itu. Ternyata saingannya banyak sekali, dan yang diambil hanya segelintir orang saja, mungkin sekitar empat sampai lima orang yang diterima.

Abbey menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri seraya menyepakkan kakinya asal-asalan ke rumput. Rambut hitamnya membentuk rangkaian gelombang karena tertiup angin. Menguarkan harum shampoo madunya. Setelah berulang kali menghela napas frustrasi, Abbey merogoh saku mantelnya, dan mengeluarkan ponsel. Kemudian dia menekan sejumlah angka: itu nomor kakaknya.

"Hey, Jhonny. Aku rasa aku tak akan berhasil. Bagaimana kalau aku pulang saja? Aku tak sanggup melihat pengumumannya nanti," katanya saat panggilan itu terhubung.

"Dasar Pengecut!" bentak suara dari seberang sana.

Abbey cemberut. "Kau bahkan tak tahu bagaimana rasanya!" Abbey balas membentak, tapi Jhonny kakaknya itu – justru terkekeh.

"Tenang, semua akan baik-baik saja."

"Bagaimana bisa kau seyakin itu?" kata Abbey, terdengar pesimis. "Aku yang mengerjakannya saja tidak yakin."

"Karena aku sudah mengetahui hasilnya, Nona cerewet."

Abbey melotot, "Apa?" tanyanya heran. Ia pun bangkit dari duduknya, lalu mulai berjalan mengitari bangku tempatnya duduk sedetik yang lalu. "Darimana kau bisa tahu? Siapa yang memberi tahumu?"

"Ah sudahlah, tidak akan seru kalau aku memberitahumu sekarang. Kau tunggulah di situ, aku akan menjemputmu."

Abbey menghentikan langkahnya. "Lalu pengumumannya?" tanya Abbey. "Sebenarnya ada apa, sih?"

"Sudah kubilang, kau pasti masuk."

***

Abbey melangkah mantap memasuki kampusnya. Hari ini adalah hari pertamanya menjalani aktifitas sebagai seorang mahasiswi. Dia sengaja datang lebih awal untuk bisa berkeliling melihat lokasi kampusnya.

Berbekal guide map mahasiswi baru, dia berkeliling; melewati taman, perpustakaan, kantin, ke hampir semua sudut kampus. Kelas pertamanya di mulai jam 11.00 am, tapi sebelumnya dia harus mengikuti upacara penyambutan mahasiswa baru yang mendapatkan rekomendasi beasiswa.

Abbey memutuskan untuk singgah di salah satu pojok taman kampus. Duduk di bawah pohon rindang, menikmati bekal yang dibawakan Chelsea, kakak iparnya. Dua tumpuk sandwich tuna tanpa keju, dan beberapa buah ceri tomat yang tangkainya sudah dicabut. Chelsea tidak pernah mengecewakannya dalam urusan makanan, bahkan kakak iparnya itu yang mengajarkannya memasak untuk pertama kali.

Abbey baru saja melahap dua potong sandwich tuna-nya sekaligus, ketika tiba-tiba seseorang menyapanya.

"Abbey?"

Abbey menoleh, pupilnya membesar seketika – di depannya berdiri seseorang yang amat sangat dikenalnya. "Sandy?"

Gadis yang dipanggil Sandy itu mengembangkan senyum lebar saat Abbey mengenalinya, "Aaaaaaaaa! Where have you been?!" teriaknya. Sandy memeluk Abbey erat, hingga Abbey tersedak.

"Uhuk – kau mencekikku!" protes Abbey.

Sandy melepas pelukannya, "Astaga, lihat gadis ini! Pipimu semakin chubby saja." Sandy mencubit pipi Abbey yang masih setengah kembung berisikan sandwich.

Hot Duda [VERSI INDIE DARI INTOXICATING LOVE]Where stories live. Discover now