Hello Again ( Part II )

89.4K 3.3K 28
                                    

Usai mengikuti upacara penyambutan, Abbey masuk ke kelas umum pertamanya; biologi. Kelas itu terletak tidak jauh dari kantin tempatnya dan Sandy mengobrol setelah sebelumnya bertemu di taman tadi. Sesuai dengan standar universitas bergengsi, kelasnya memiliki desain interior yang elegan. Sederhana layaknya sebuah tempat menuntut ilmu, sekaligus tetap terlihat menakjubkan. Luas ruangannya tidak terlalu besar, tapi penataan kursi dan beberapa barang lainnya mampu membuat kelas ini terkesan sangat lebar.

Abbey mengambil tempat duduk di barisan tengah. Begitu duduk, ia melihat sekeliling, tidak banyak yang seumuran dengannya, ada yang lebih tua, ada juga yang lebih muda. Gadis itu lalu mengeluarkan notes dan alat tulisnya, kemudian memakai kacamata.

Di saat itulah, seorang laki-laki dengan setelan semi formal, memasuki kelas. Pembawaannya begitu berwibawa dan berkharisma. Pria itu memakai kemeja biru muda yang nyaris berwarna putih dipadupadankan dengan celana jeans berwarna krem. Setelan itu tampak sangat cocok membalut tubuh tinggi tegapnya. Beberapa helai rambutnya yang tidak terlalu cepak, sedikit turun menutupi dahinya. Sesaat setelah menaruh buku-buku tebal yang ia bawa, pria itu menyisir rambutnya ke belakang dengan jari-jari tangannya.

Abbey menajamkan penglihatannya, berusaha mengamati sosok- yang dilansir adalah dosen mata kuliahnya sekarang – itu dengan seksama. Meski garis-garis wajahnya sedikit berubah lebih tegas, Abbey tidak mungkin salah. Abbey kenal betul siapa dia.

Dadanya terasa sesak kemudian, saat dosen itu memperkenalkan diri...

"Perkenalkan, saya Calvin Anthony."

Abbey menutup mulutnya takjub. Ia tak menyangka akan bertemu Calvin di sini. Setelah lima belas tahun lamanya tak bersua—astaga—bahkan cinta pertamanya itu makin terlihat tampan. Begitu mempesonanya seorang Calvin, sampai-sampai semua kaum hawa di kelas itu berdecak kagum menatapnya.

Abbey masih terpaku diam saat Calvin memulai kelasnya. Butuh waktu beberapa menit untuk menarik kembali kesadaran gadis itu ke dalam kepalanya setelah sebagian dari dirinya yang dulu sempat mengajaknya berputar-putar mengelilingi ingatan pertemuan pertamanya dengan Calvin dulu. Ingatan ketika Abbey masih seorang anak ingusan berumur 8 tahun.

Saat itu musim panas hampir berakhir, tugas sekolahnya belum ia kerjakan satupun dan Calvin lah yang membantunya menyelesaikan tugas-tugas itu selama 5 hari sebelum liburan musim panas Abbey benar-benar berakhir. Jhonny hanya bisa mengomelinya saja ketika ia meminta untuk diajarkan rumus matematika, dan Calvin melakukan hal yang berkebalikan juga menjadi percikan awal Abbey jatuh hati padanya.

Calvin bukan hanya membantunya menyelesaikan semua tugasnya, tapi juga mengajarinya rumus matematika, memberinya jurus jitu menghafal banyak teori fisika, dan materi sejarah dunia. Sejak saat itulah ia bertekad untuk rajin belajar agar bisa menjadi pedamping yang tepat bagi Calvin yang memang sangat pintar.

Abbey mengeluarkan perlengkapan mencatatnya, lalu mulai mendengarkan penjelasan Calvin dengan penuh perhatian. Ia tidak bisa sepenuhnya mencatat, karena terkadang celotehan Calvin mengenai mata kuliah yang sedang ia ajarkan itu terdengar seperti alunan lagu yang menggugurkan rerumputan liar yang tumbuh menutupi sebagian bunga perasaan cinta pertamanya.

Abbey sangat terkejut ketika tiba-tiba Calvin melirik ke arahnya lalu melempar senyum. Ia berusaha untuk terlihat biasa saja, meski jantungnya mulai berdetak tidak karuan. Ia terlalu bahagia dengan kejutan kalau pria itu masih mengingatnya.

***

Abbey menjinjing tas punggungnya. Lalu ikut menerobos kerumunan teman-temannya yang juga ingin segera keluar kelas. Ini sudah lewat 20 menit dari waktu janjiannya dengan Sandy, dan ini sama sekali salah karena tadi ia sudah mengancam sahabatnya itu, dan malah dia sendiri yang terlambat.

Hot Duda [VERSI INDIE DARI INTOXICATING LOVE]Where stories live. Discover now