1.6

37.7K 10.1K 3.7K
                                    

part kemaren naha udah kayak lebaran gitu ih pada maap maapan:( 

yaudah update lagi deh xixixi
happy reading! <3









° ° °

"warna hitam? dibawah?" alisku bertaut. Dia ini kenapa sih selalu memberi tahu sesuatu itu setengah-setengah?


You:
maaf bisakah kau menjelaskannya secara detail padaku?

semenit.

dua menit.

tiga menit.

Sudah hampir lima menit lebih aku menunggu balasan darinya namun dia sama sekali tidak membalas.  Dia ini kemana sih? Mau bermain-main? Demi Tuhan kalau iya, ini tidak lucu!

Aku mendengus dengan kesal. Jujur aku benar-benar muak sekarang. 

"Sabar Dery... ayo sabar..." ucapku pada diriku sendiri. Aku mengerjapkan mataku berkali kali sembari mendongak ke atas. Mendadak aku merasa pusing dan mual. 

Aku membentangkan tubuhku di atas tempat tidur. Tangan kujadikan sebagai bantal. Mataku memandang lurus ke arah langit langit kamar. Aku terdiam untuk beberapa saat. Setelahnya, mataku berkelana sembari mencerna tentang apa yang dimaksud pesan si matahari itu.

Warna hitam. 

Orang itu bahkan tidak menyebutkan sesuatu apa yang berwarna hitam itu dengan akurat. Mana bisa kutebak kalau begini caranya. Ada banyak warna hitam yang ada di kamarku.

Tas sekolahku berwarna hitam.

Aku juga punya baju warna hitam di lemari.

Kotak pensilku pun warnanya hitam.

"Argh aku bisa gila kalau begini terus!" kukatakan hal itu kepada diriku sendiri sembari mengacak rambutku dengan frustasi.

Perlahan, aku mulai memejamkan mata. Akan lebih baik kalau aku istirahat dulu sambil menunggu balasan dari matahari. Sudah terlalu banyak pikiran pikiran absurd yang menghantuiku akhir akhir ini. Di Australia maupun di Korea ternyata sama saja. Nyatanya, sampai sekarang hidupku belum tenang. Aku merasa seperti sedang dikejar oleh seseorang untuk mematuhi setiap perkataannya. Tak peduli aku merasa terbebani atau tidak. Intinya aku harus menurutinya.

Lebih bodohnya lagi, sampai sekarang aku pun tidak tahu siapa dia sebenarnya selama hampir seminggu ini aku berinteraksi. Aku merasa sakit.

warna  hitam

persis dibawahmu...

Sontak aku kembali membuka mata. 

Sebentar, ada satu kata yang janggal. 

Masih ada satu kata yang belum kupikirkan. 

 Dan setelah itu, aku bangkit dari telentang untuk bersikap duduk lagi.

warna hitam

persis dibawahmu

kata kata itu kembali terngiang-ngiang di kepalaku seakan tidak mau berhenti sebelum aku tahu jawabannya. Ada satu hal yang terlintas di otakku. Mendadak mampir hanya sekadar memberi tahu meskipun aku sendiri pun ragu. 

bawahmu...

"bawahku..." aku bergumam kepada diriku sendiri. Aku mendongak kebawah dengan tatapan hati-hati. Aku berharap semoga firasatku memang benar. 

Bot 0.2 | Haechan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang