Batas Logika dan Rasa

164 4 0
                                    

Alya sedang di Jakarta, kota yang tidak ia suka. Entahlah, baginya kota ini tidak ramah, macet dimana - mana, yang ada gedung-gedung dan manusia yang tampak sibuk berkejaran dengan waktu. Kalau bukan karena tertarik ikut pelatihan 3 hari yang pembicaranya adalah trainer idolanya, Jakarta tidak akan jadi kota tujuannya. Hal ini membuat Alya tidak tertarik untuk mengeksplore isi kota itu. Berhubung pelatihan hanya sampai sore hari, Alya lebih senang mengisi waktunya dengan reuni kecil-kecilan dengan teman-teman lamanya. Kebetulan grup Whatsapp teman-teman seangkatannya saat kuliah lagi rame belakangan ini. Alya berinisyatif mengajak teman-teman yang kebetulan tinggal di Jakarta untuk meet up, dinner bareng, dan yeay!mereka setuju

Pukul 7 malam Alya sudah berada di sebuah Japanese resto di FX Sudirman bersama 5 orang temannya, yaitu Beny, Sisy, Hendra, Nuri dan Nina. Meskipun hanya 5 orang temannya yang confirm datang, Alya sudah senang karena memaklumi hampir semua teman temannya sudah berkeluarga dan sibuk juga. Heboh pastinya mereka ngobrol ketawa ketiwi, foto-foto juga tentunya, setelah lama nggak kumpul bareng. Tiba-tiba Beny melambaikan tangan ke seorang pria dari kejauhan " Woi Firzha!". Deg, Alya tiba-tiba jadi kalem dan canggung. Dia tidak menyangka mantannya itu akan datang. Karena di Whatsapp kemarin dia bilang lagi sibuk banget dan bakal lembur malam ini.

Teman-temannya yang lain bersikap biasa saja dengan kehadiran Firzha, mereka kembali berisik, bercanda, tidak lupa tentunya ngegosipin teman-teman yang lain. Mereka semua tidak ada yang tahu bahwa belakangan ini ia cukup sering berhubungan dengan Firzha di sosmed secara pribadi. Alya tau sih, mungkin dia kege-eran, tapi dia merasa Firzha punya perhatian lebih padanya. Entahlah..padahal sudah 10 tahun mereka putus, dan mereka juga sudah sama-sama menikah. Sampai kemudian, Beny nyeletuk "cariin jodoh gih buat Firzha nih!biar nggak ganggu gue melulu kalo weekend minta ditemenin ampe malem, yang ada gue dikunciin sama istri gue keseringan pulang malam hahaha"
"Duh sialan buka aib gue nih elo!" Firzha memukul bahu Beny pelan tanda protes
"Sory Zha... elo divorce?", Nina nggak bisa nyembunyiin rasa penasarannya.
"Hahahaha iya nih jomblo lagi gue dah hampir setahun" jawab Firzha.

Dalam hati Alya merasa ia menemukan sebuah jawaban, kenapa Firzha yang lama nggak dia lihat di sosmed, tiba-tiba nongol lagi dan jadi sering kontak atau kasih komentar postingannya. Dan...yang bikin Alya canggung adalah, kata-kata Firzha di chat sering membuatnya merasa diperhatikan, satu hal yang kurang ia dapatkan dari suaminya sendiri...

Pukul 9 satu persatu teman-temannya pamit pulang. Mereka menawarkan diri untuk mengantar Alya kembali ke hotel, tapi ia menolaknya karena tidak suka merepotkan orang.
"Gampang ntar order online, deket ini nggak bakal nyasar"
"Atau mau bareng aku?" Tiba tiba Firzha berdiri di sampingnya saat Alya membuka aplikasi ojek online di HP nya.
"Ati-ati lho Zha CLBK!" Goda Hendra sambil berjalan menjauh yang diiringi dengan tawa teman-temannya yang lain.
"Hahahaha apaan sih!nggak usah didengerin omongan mereka Ya. Gimana nih, aku anter aja ya?"
"Nggak usah Zha, beneran gapapa" Alya menjawab sambil tersenyum
"Aku kan jomblo Ya, nggak ada yang nungguin di rumah, jadi santai aja kali"
Dalam hati Alya, ini orang negesin amat ya kalau dia Jomblo.
"Hmmm atau sebelum balik hotel mau kutunjukin desert yg enak disini?Dijamin nggak kalah sama Gelato andalanmu di Jogja"
Masih inget aja dia kalau aku suka gelato, batin Alya
"Boleh deh Zha" akhirnya Alya memutuskan mengiyakan. Ada beberapa hal yang bikin dia penasaran dan ingin dia konfimasi ke Firzha sebenarnya. Mungkin ini saat yang tepat

Alya memilih gelato rasa mint chocolate dan vanila kesukaanya, lalu duduk di hadapan Firzha yang sudah asyik dengan gelato rasa coffee dan matcha
"Sering kesini Zha?" Alya berusaha memecah kekakuan. Firzha kocak dan asyik banget diajak ngobrol di chat. Tapi ketika bertemu langsung berdua begini dia jadi lebih kalem dan kelihatan canggung. Alya jadi salah tingkah

"Sering banget, tau sendiri hobiku ngisi perut Hahaha disini komplit makanannya. Cuman ya kesini biasanya pas tanggal muda aja, sisanya warteg udah cukup "
Alya tertawa, dia senang suasana mulai cair. Dia beranikan diri memuaskan rasa penasarannya selama ini.
" Kasihan, udah nggak ada yang masakin ya?
" Iya ni Ya, nasib" Firzha pasang tampang cemberut
"kok nggak pernah cerita sih di chat?"
"Takut kamu kabur ntar nggak mau chat sama aku lagi"
"Lah, kenapa gitu?biasa aja kali. Aku mau ndengerin kok kalau kamu mau cerita"
"Yah gimanapun juga aku pernah punya hubungan spesial sama kamu, kamu udah bersuami"
"Iya sih...sorry nich Zha bukannya aku nggak suka chat sama kamu, cuman setelah tahu kamu single jadi berasa aneh aja nginget isi chat kita"
"Aneh?aku kegenitan ya?"
"Hahahaha" Alya tak bisa menahan tawa.
"Iya kadang suka genit!entah ya bagi kamu mungkin biasa aja, tapi kamu tu aku rasa memang punya bakat untuk bikin orang ngerasa diperhatiin. Bahaya ntar kalo ntar hatiku kepeleset gimana?"
"Emang masih bisa gitu kepeleset sama aku?"jawab Firzha dengan spontan.
Sial batin Alya dalam hati kenapa dia keceplosan, tapi udah kepalang tanggung
"Zha dulu kita putus baik-baik, bisa dibilang jarak jadi persoalan utama, kamu orang baik, punya bakat merhatiin cewek pula. Wajar nggak kalau aku mungkin bisa kepleset?Buat jatuh cinta lagi tu hal gampang buatku, tapi kamu tau pasti, aku nggak bisa"
"Ya, aku nggak bakal ngerebut istri orang lah. Maaf kalau aku suka kelepasan di chat. Nggak bermaksud"

"Apa kamu se-desperate itu ampe aku yang udah jadi istri orang ini kamu becandain mulu?" Ucap Alya dengan nada bercanda.
Firzha merasa tertohok, dalam hati dia berkata Iya Ya, aku se-deseperate itu dan cuman ngobrol sama kamu yang bikin aku ngerasa masih bisa senyum.
"Iya Ya... Kesepian aku kadang di apartemen. Ngerasa ngecewain ortuku banget juga dengan keputusanku untuk cerai. Berasa nyaman aja ngobrol ama kamu di chat"
"Tapi kamu salah orang Zha, masih banyak pasti yang peduli sama kamu. Bukannya aku nggak peduli.Tapi aku bukan orang yang tepat"
"Iya aku paham Ya..."
Firzha terdiam sejenak, sebelum kemudian berkata
"Hmmm...tapi mau nggak habis ini aku ajak kamu ke tempat lain Ya?Masih pengen ngobrol. Siapa tau habis ini jadi waktu terakhir kita bisa ngobrol begini. Sampai tengah malem ini aja?"

Sedari mereka bertemu tadi Alya selalu berusaha tidak menatap mata Firzha lama-lama. Dia takut akan perasaannya sendiri. Tapi di titik ini saat Firzha menyampaikan permintaannya, kedua mata mereka bertemu, Alya tak bisa menahan diri untuk mencari makna dari kedalaman tatapan mata Firzha padanya.
Hati Alya bergetar, dia tau seharusnya ia menolak...tapi nalarnya tiba-tiba hilang entah kemana. Firzha satu kali lagi sukses membuatnya merasakan hal yang sudah lama hilang: perasaan bahwa dirinya diinginkan.
Alya memutuskan mengangguk pelan, yang dibalas dengan senyuman hangat Firzha. Meskipun... ada bagian dari diri
Alya yang mengutuki dirinya sendiri. Berharap semesta tidak menganggapnya sebagai penghianat suami dan anaknya malam ini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 09, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dua ArahWhere stories live. Discover now