Bagian Enam

1.6K 76 0
                                    

Hotel Grand Galaxy

Di dalam kamar hotel, Dicky langsung menarik tangan Laura dan mendorongnya ke dinding. Ia ingin mencium Laura, namun Laura mengelak dan membalikkan badannya. Dicky memaksa Laura agar membalikkan badannya lagi, lalu ia merapatkan tubuhnya dengan tubuh Laura.

"Ayolah, Luna..." Dicky benar-benar sudah terbakar api gairah sejak tadi. Dan kini ia ingin menerkam Laura.

"You know the rules! I don't kiss on the lips!" Dicky tertawa dan melepaskan Laura. Ia mengeluarkan uang dari dompetnya dan melemparkan uang itu pada Laura.

"Anggap aja ini ekstra tip!" Dicky kembali memaksa untuk mencium bibir Laura. Laura berusaha menghindar dan marah.

"I SAID NO KISS!!!"

"Enak aja mau duit gue tapi sok jaim! Lo itu pekcun! Nggak usah belagu dan sok jual mahal!"

"Lo banyak uang tapi kelakuan kayak preman pasar! Minggir!!!" Saat Laura hendak pergi, Dicky menahan tangannya. Ia menarik Laura dan menghempaskan Laura ke ranjang.

"Enak aja! Gue udah bayar lo mahal-mahal!" Dicky menindih tubuh Laura dan kembali ingin mencium bibir Laura, tapi Laura memberontak. Ia terus mengelak seraya menahan tubuh Dicky yang berat.

"Lepasin! Lepasin gue!"

Dicky emosi karena penolakan Laura. Ia menampar pipi dan menjambak rambut Laura sambil tertawa. Api gairah yang tadi di matanya berganti mejadi amarah. Dicky tidak suka ada penolakan, terlebih ia sudah mengeluarkan banyak uang untuk malam ini.

"Gue suka cewek ganas kayak gini!" Dicky terus memaksa dan semakin kasar. Tubuh Laura bergetar, ia mulai ketakutan.

"Stop it! Stop it! Arrghh!!!" Dicky menarik Laura turun dari ranjang, sebelah tangannya masih memegang kepala Laura. Lalu ia mendorong kepala itu ke dinding.

Dug!!!

Laura mencoba berdiri tegak dan menarik tasnya. Ponselnya terjatuh ke lantai.

Tahu maksud Laura mengambil ponselnya, Dicky langsung menendang Laura.

"Arrghh! Stoppp! Please!" Sambil menahan sakit, Laura berusaha meraih ponselnya dan ia berhasil mendapatkan ponsel itu. Dicky kembali menjambak rambut Laura, tidak ada ampun. Ia sudah terlanjur kecewa dengan pelayanan Laura yang tidak memuaskan.

"Gimana? Seru kan? Lo emang nafsuin!" Dicky menarik dagu Laura dan mencengkeramnya kuat sampai Laura merasa giginya sakit dan ngilu.

Dengan nekad, Laura menepis tangan Dicky dan menggigit tangan lelaki itu dengan kuat.

"Arrghhh! Pekcun sialan!!!" Dicky kesakitan.

Laura lari ke kamar mandi dan memegang erat ponselnya. Dicky mengejarnya dengan marah, pipinya sudah memerah menahan emosi. Laura menutup pintu kamar mandi, tetapi tangan Dicky menahannya. Laura mengelurkan sekuat tenaga menutup pintu itu. Terjadi perlawan antara Laura dan Dicky sampai akhirnya...

BRAKK!!! Pintu berhasil tertutup dan Laura segera mengunci pintu. Dicky semakin marah dan menggedor-gedor pintu.

"BUKA! BUKA PEREK! SIALAN! ATAU GUE DOBRAK SEKARANG! JALANG SIALAN!"

Laura mengabaikan teriakan Dicky. Tubuhnya bergetar hebat, ia menangis ketakutan di kamar mandi. Dengan tangan yang bergetar, ia berusaha menelpon Rachma.

"Mbak Rachma... tolong aku!" pinta Laura sambil menangis saat Rachma mengangkat telepon.

Rachma yang mendengar Laura menangis ketakutan langsung syok dan terkesip.

Kupu-Kupu MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang