15. MAYAT BISA BERBICARA ‼️

3.8K 363 67
                                    

"Yang dibunuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yang dibunuh. Yang membunuh."

***

Rasakan setiap rintihan dari suara ketidakadilan itu, kami tidak akan berhenti mempermasalahkan hal yang sama sebelum kebenaran terungkap.

#USUTTUNTASKASUSDANU!

*Part ini sedikit panjang, jangan skip narasi. Disitulah clue bertebaran.

VOTE+KOMMENT
THANKS

.

.

.

~~~~~HAPPY READING~~~~~

***

Suhu di dalam ruangan yang terasa cukup dingin membuat seorang pria dewasa terasa menggigil sambil menatap layar komputer dengan serius. Tangannya cukup cekatan menggerakkan kursor untuk membaca setiap ringkasan penyelidikan yang dia rangkai dalam waktu terakhir ini. Sebuah kejanggalan nyata membuat dia harus bertindak demi kebenaran. Dia tidak bisa menutupi kebenaran yang jelas-jelas diperlihatkan langsung oleh mayat korban yang mengatakan dia tidak bunuh diri, melainkan di bunuh.

Bukti-bukti yang ada terbaca sekilas melalui analisa semata, yaitu dari keadaan korban yang disiksa habis-habisan yang membuat seluruh tubuh mayat terluka dan yang paling keji menurutnya adalah pisau yang tertancap cukup dalam, serta terdapat tiga luka tusukan yang seakan dihantam dengan penuh rasa kebencian oleh pelaku.

Detektif Lenan merasa ini cukup ganjil dan terasa sulit untuk membuka logikanya. Mengingat usia Danu yang terbilang masih remaja harus mengalami keadaan yang cukup mengenaskan. Psikopat macam apa yang mempunyai dendam sedalam itu dan harus memutuskan usia yang terlalu banyak mimpi dan sekarang harus terkubur dalam-dalam.

"Detektif, hasilnya sudah keluar."

Dari fokusnya, Detektif Lenan menatap cepat ke arah petugas ahli forensik yang terakhir kali menyelidiki kasus Danu. Dengan cepat, pria itu bangkit dan mendekat ke arah Xandria, yang telah melakukan autopsi awal sesuai dugaannya.

Detektif Lenan menatap ranjang eksekusi mayat di tengah-tengah ruangan yang tidak terlalu luas ini, berbentuk segi empat, khusus untuk mengautopsi korban. Di samping terdapat papan besar dan beberapa foto-foto hasil dari autopsi awal.

Kini, dia berjalan pelan menyusuri setiap jengkal ranjang dan menatap tubuh kaku Danu, melihat seluruh tubuhnya yang memiliki banyak lebam. Rasa kasihan bahkan tersirat dari wajahnya, meski sudah menangani banyak kasus, tetapi entah kenapa melihat wajah Danu yang terluka seperti ini membuatnya bersedih. Untuk kedua kalinya, Detektif Lenan terpaksa melakukan autopsi setelah mendapat izin dari Danil, Papa Danu. Izin yang dia dapatkan secara diam-diam supaya tidak menghebohkan sekolah, apalagi Danil pemilik Yayasan tersebut.

DANGEROUS SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang