17. KESALAHAN ARGUMEN ‼️

3.6K 349 157
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Pembunuh juga bisa melakukan kesalahan disaat sudah tersudutkan."

***

VOTE+KOMMENT
THANKS

.

.

•HAPPY READING•

***

Saat senter itu tersorot ke arah pintu, sosok bertopeng yang berdiri di sana melangkah mundur. Dengan segera berbalik cepat dan berlari menjauh dari gudang.

"Sialan!" Umpat Detektif Lenan sambil berlari ke arah pintu.

Psikopat itu tampak terkejut dengan kehadiran empat orang tersebut, membuat dia ancang-ancang mengambil langkah cepat dan berlari kembali ke arah sekolah. Terpaan rumput-rumput yang panjang di area sekitar gudang mengganggu langkahnya, dengan cepat berlari sekuat tenaga sambil sesekali memperhatikan ke belakang, dimana Detektif Lenan masih mengejar psikopat itu.

Rafka, Damar, dan Reno ikut berlari dari belakang, tertinggal jauh dari jarak Detektif Lenan.

Dengan napas terengah-engah, Detektif Lenan dapat melihat jelas postur seseorang yang ada di depannya. Dia tidak bisa memastikan itu siapa dan ada keperluan apa sehingga dia ke gudang. Kejadian ini menjadi tanda tanya besar bagi Detektif Lenan. Setelah beberapa menit berlarian disepanjang koridor lantai satu untuk mencari keberadaan sosok bertopeng itu, mereka sudah terengah-engah di tengah jalan. Kini, mereka berhasil mengejar hingga ke koridor lantai satu. Melihat sosok topeng menyeramkan itu berlari ke belokan kelas dan saat mereka berempat tiba di sana, sosok itu menghilang.

"Tunggu!" jerit Detektif Lenan cepat samabil berhenti menatap Rafka, Damar, dan Reno yang berlari di depan. "Kenapa dia kembali ke gudang? Sepertinya ada sesuatu yang tertinggal di sana. Sialan! Kenapa tidak sadar dari awal!" tandas Detektif Lenan sambil memukul kepalanya sendiri.

"Damar, Reno, kalian susuri area kelas dan semua lantai. Raf, ikut saya!" Teriak Detektif Lenan sambil menunjuk ke arah Rafka yang berdiri menunduk mengatur napasnya.

Detektif Lenan berbalik dan berlari lagi ke belakang sekolah. Mereka tidak berkata apapun, seakan perintah itu terdistraksi untuk mereka patuhi. Meski wajah ketiganya sudah pucat dan ketakutan, tetapi kalah cepat dengan rasa penasaran siapa sosok bertopeng itu.

Tiba di gudang, Detektif Lenan dengan cepat menyenteri seluruh area, tetapi tidak ada siapapun. Dengan napas tersengal-sengal dan mengusap wajah penuh dengan keringat, beliau memukul dinding dengan kuat.

"Sialan! Larinya bisa secepat itu!"

Rafka yang berdiri di depan pintu gudang masih kesusahan mengatur napasnya yang tersengal-sengal. Rasa perih mulai menjalar di sekitar lengannya yang tergores duri pagar besi asrama. Sambil berjalan terseok-seok, dia mendekat ke arah Detektif Lenan.

DANGEROUS SCHOOLWhere stories live. Discover now