27. KEBENARAN VS KEBOHONGAN

2.2K 276 112
                                    

"Yang punya kuasa bisa bertindak seenaknya

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

"Yang punya kuasa bisa bertindak seenaknya. Menyisakan suara jerita dari pembela kebenaran yang ditiadakan."

-Dangerous School-

***

Vote dulu ya pren, tinggalkan jejak. Aku suka baca-baca teori kalian, ada yang benar dan ada yang salah, hehe.

***

"Gak punya otak apa lo, Raf?! Bisa mikir gak sama tindakan lo itu yang bakal ngebuat sekolah kita terlihat buruk di mata orang lain!" Hentak Gretta tiba-tiba bangkit dari duduknya disaat melihat kehadiran Rafka yang baru tiba di dalam kelas.

Gadis itu menatap tajam ke arah Rafka dengan emosinya yang memuncak setelah melihat berita itu tadi pagi, bahkan di beranda tiktonya lewat berkali-kali berita kasus Danu yang sudah dibagikan oleh orang-orang.

Rafka, Damar, dan Reno yang masuk secara bersamaan itu tidak menggubris ucapan Gretta. Amarah teman sekelasnya sudah mereka prediksi sejak tadi di asrama, meski awalnya Damar juga tidak setuju, tetapi jika dipikir-pikir lagi, ini cara yang tepat, mengingat permintaan mereka kemarin tidak digubris oleh pihak sekolah. Mereka terus berjalan menuju ke arah barisan ujung dinding, hingga Arthur langsung menghadang di depan.

Cowok dengan rambut lebat belahan kiri yang hampir menutupi matanya itu tersenyum miring, berdiri sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Bagaimana perasaan lo setelah ngebuat huru-hara ini? Merasa menang?" tanya Arthur dengan tatapan mengejek. "Lo berhasil memprovokasi kedua belah pihak, sehingga membuat sekolah kita dipandang jelek oleh orang lain."

Rafka hanya menatap datar ke arah Arthur, musuhnya yang satu ini tidak henti-hentinya mencari masalah dengan dirinya. Meski dari awal dia terlihat cuek dengan berita kasus Danu dan mengabaikan kebenaran, mendengar huru-hara yang kembali memenuhi seisi kelas, membuat Arthur harus ikut turun tangan.

Di saat itu juga Gretta mendekat ke arah Rafka sambil mendorong Arthur ke belakang dan kini gadis berambut ikal sebahu itu menunjuk tajam ke arahnya. Tatapan mengintimidasi yang selalu dia perlihatkan disaat terjadi keributan.

"Seharusnya lo mikir pake otak, lo juga keponakan Pak Danil pemilik yayasan, secara gak langsung lo ngebuat sekolah lo sendiri tercoreng di depan publik!" Timpal Gretta lagi sambil mendorong kasar bahu Rafka.

"Apa tujuan lo? Masih mencoba mencari pembunuh itu?" tanya Gretta terdengar sarkas. "Mau dibunuh atau bunuh diri gak ada yang peduli, Raf. Mereka lebih mementingkan reputasi ketimbang memperburuk keadaan!" Tandas Gretta lagi sambil menggertak.

Rafka membuka dua kancing almamater biru tuanya sambil meletakkan ransel di atas meja, dia merasa gerah mendengar perkataan Gretta yang terdengar tidak manusiawi. Kini, dia menatap kecut ke arah Gretta sekarang. Beralih ke arah semua teman-teman sekelasnya yang juga saling melempar pandang ke arahnya. Rafka tau betul tidak ada seorang pun yang berani membuka suara terkait kasus Danu, meski jelas-jelas mereka tau Danu dibunuh. Mereka menyangkal akan hal itu sebab pihak sekolah memiliki peran penting yang menyebabkan mereka merasa bodo amat.

DANGEROUS SCHOOLWo Geschichten leben. Entdecke jetzt