one

5.7K 421 23
                                    

21.15 pm

Bel apartment berbunyi tepat saat Gea hendak berbaring nyaman ke kasur. Gadis berusia dua puluh tahun itu mengernyit. Tamu jam segini?

Malas-malasan berdiri, cepat-cepat ia menuju pintu depan.

" Malam. "

Gea tercenung. Binggung, maniknya menatap lamat seorang pria yang tengah berdiri tegap dengan senyuman lebar. Wajahnya, tampak familiar.

Pria itu tersenyum canggung. " K-kak. Apa aku menganggu? "

Gea tertegun sejenak.

" Dion?! "

Terkekeh, si pria mengangguk kecil, dengan senang hati masuk saat tangannya di tarik.

Antusias, Gea membawa satu gelas jus dengan sekotak cemilan. " Ini, ini. Makan ya? "

" Makasih, Kak. Maaf malam-malam ganggu. "

Gea tersenyum, menggeleng sembari terus mengamati wajah ponakannya. Dion kecilnya dulu sudah sebesar ini sekarang.

" Gak pa-pa, " Gea terkekeh. " Kamu udah segede ini, ya? Padahal dulu kamu lebih pendek dari Kakak. "

Dion balas tersenyum, " Kakak juga tambah cantik. Maaf ya, Kak. Dulu-dulu aku gak sempet jenguk Kakak. Dan sekarang, malah tiba-tiba datang begini. "

Yang lebih tua menggeleng geli. " Udahh. Gak pa-pa. Kakak malah seneng lihat kamu sehat-sehat begini. Oh iya, gimana kabar Mami Papi kamu? "

Dion mengulum bibir, tampak binggung. Gea sadar akan itu. Tangannya naik mengusap lembut surai ponakannya. " Semua baik-baik aja kan? "

Dengan jujur pria itu menggeleng. " Gak ada yang baik-baik aja, Kak. Aku, sekarang hidup sendiri. "

Gea terdiam, terkejut. Maniknya menatap sendu wajah murung Dion. " Mami papi kamu bertengkar? "

Dion mengangguk. " Mami, Mami pergi setelah bercerai. Papi jadi gila kerja dan sibuk pacaran. "

" Aku sekarang tinggal sendiri, Kak. Aku udah gak punya siapa-siapa. "

" Dion, kamu ngomong apa? Kakak di sini, ada Bunda, Ayah. " Gea menghela nafas. Masih terkejut dan tidak habis pikir. Bercerai? Kapan hal itu terjadi? Kenapa pula kakaknya tak memberi tahu apapun.

Tubuh tegap dipeluk, Gea terus terdiam dengan pikiran berkecamuk. Hatinya sakit melihat wajah sedih dan begitu murung Dion. Ia juga sadar akan sedikit perubahan pria itu. Sikapnya, benar-benar berubah.

" Dengar ya? Sekarang kamu di sini aja sama kakak. Kakak punya dua kamar, tinggal disini dulu sementara. Nanti, nanti kakak bakalan ngomong sama Mami kamu. Kamu mau kan? "

Dion tampak diam, tidak menjawab. Malah pelukannya terasa menguat. Gea tersenyum. Ia paham betul dengan kehidupan pria ini. Sejak kecil, kasih sayang adalah hal yang sangat sulit Dion dapatkan.

" Dion, kakak gak masalah kalau kamu mau tinggal sama kakak. Kakak masih bisa ngasih kebutuhan buat kamu. " Dion mengangguk.

Tersenyum, pelukan itu Gea urai. " Sekarang kamu naik, kamar pintu warna hitam itu punyamu. Taruh tas-tas kamu di lemari. Mandi, terus kakak masakin ya? "

Dion menurut, melenggang ke atas dengan barang-barangnya. Gea mendesah, berbaring lelah ke sofa dengan pikiran ruwet.

Sebenarnya apa yang ia lewatkan?

....

" Sejak kapan Kak? "

" Dion udah cerita? "

Gea mengangguk. Menatap wajah sang kakak yang tampak begitu tak peduli. Acuh tak acuh.

Dion|Dangerous✅Where stories live. Discover now