six

2.7K 338 82
                                    

Merasa tidak enak. Akhir-akhir ini Gea menjadi begitu banyak mencari celah agar ia tidak bertemu Noel. Ya, si pria tampan satu kantor.

Noel tertarik padanya. Gea sadar betul itu. Dan tampak jelas dari bagaimana Noel yang selalu mencari banyak kesempatan agar ia mau menerima tawaran kencan dengan banyak dalil seperti jalan-jalan atau makan siang.

Gea sangat ingin menghargai bagaimana kerja keras yang Noel lakukan. Hanya saja, semakin hari ia merasa apa yang Noel lakukan malah sukses betul membuatnya risih.

Spam chat disaat mereka berada dalam satu lingkup kantor hanya untuk memberinya tawaran pulang bersama atau juga makan siang. Memberinya hadiah yang jika dipikir lagi segala hal yang tengah coba Noel berikan tidaklah berarti apa-apa baginya.

Yang paling sering membuatnya jengkel adalah kegiatan pria itu yang teramat berani untuk melakukan banyak panggilan telepon. Gea kesal. Dan jujur saja ia ingin sekali marah. Namun apalah daya pada dirinya yang memiliki sikap tak enakan akut.

Titik paling rendah ia marah adalah saat Neol dengan tiba-tiba mengatakan banyak hal-hal gila tentang Dion.

Ia, masih ingat betul.

" Jauhin adek kamu! "

" Gea kamu tinggal sama Dion? Mending kamu pindah sekarang. Dia bukan orang baik! "

" Please percaya sama aku, Ya. Dion gak selugu itu! "

" Adek kamu kabur dari rumah sakit jiwa. Dua tahun lalu. Dia sakit parah. Kejiwaanya rusak. "

" Dion bahaya, Ya. Dia lebih berbahaya dari apapun. "

Dion begini-begitu. Ia tidak bisa percaya akan hal-hal gila yang Noel katakan. Itu terlalu tidak mengenakkan hati. Awalnya ia marah saat Neol dengan tanpa alasan menyuruhnya untuk menjauhi ponakannya sendiri. Juga mengatakan banyak hal lainnya yang sukar untuk ia ingat.

Gea tidak mengerti, tentang apa yang harus ia percaya. Terlebih Noel, yang ia tahu adalah pria baik-baik yang tak suka mencampuri urusan orang lain. Justru dengan tiba-tiba membawa berita yang sungguh sangat tidak ingin Gea percayai sedikitpun.

Ia tahu, teramat tahu bagaimana Dion yang selalu benci jika ia berhubungan dengan Noel. Ia juga sadar bagaimana sikap tidak bersahabat Dion pada Noel disetiap pertemuan yang entah disengaja atau tidak. Tapi Noel? Gea mulai berfikir pria itu menyimpan dendam dengan mengatakan banyak omong kosong.

Gea enggan percaya!

Namun lambat laun, ucapan Noel membuatnya berfikir banyak. Dion yang tenang. Dion yang tertutup. Dion yang misterius. Dion yang rusak sejak kecil. Gea tahu akan segala fakta itu. Benar apa yang Noel katakan. Ia, tidak sepenuhnya tahu tentang kehidupan Dion. Tidak segalanya.

Entahlah. Gea hanya merasa kosong. Batin juga pikirnya lelah. Ia sudah terlalu banyak mendapat tekanan. Dimulai dari Rere, kakaknya yang beberapa hari lalu kembali masuk rumah sakit untuk terapi, Dion, dan Noel. Ada terlalu banyak beban.

Namun dari banyaknya beban pikir, Gea hanya tengah mencoba untuk terus berfikir lurus. Tentang Noel. Ya, Noel tidak tahu apapun. Gea, percaya pada Dion. Dion tidak mungkin seperti itu.

Tidak jika ia mengetahuinya sendiri. Mencari tahu sendiri.

...

Tubuhnya terasa remuk. Gea berjalan gontai memasuki rumah. Berjalan ke ruang tamu yang langsung saja ia dapati sosok Dion. Tengah terbaring dengan kaus oblong juga celana training hitam.

Terdiam sejenak. Entah mengapa dengan tiba-tiba bayangan dari setiap ucapan Noel berputar dikepala. Gea mendengus, jari-jarinya memijit pangkal hidung. Aku butuh istirahat.

Dion|Dangerous✅Where stories live. Discover now