Unconditionally~10

1.5K 174 144
                                    

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar

(QS Al-Baqarah:153)

•••••

"Buuuuu?"

Laily, Farah, Hanum serta Hasna -Ibu Ali- kompak menoleh ke sumber panggilan kecil bernada menggemaskan itu. Tawa geli keempatnya sontak keluar ketika melihat kedatangan Ilham dengan berlari-lari kecil sembari menggerak-gerakkan botol susu yang telah kosong kepada Laily.

"Su, Buu. Su," ujarnya sambil menunjukkan botol susunya lagi.

"Bangun tidur itu cuci muka dulu, Sayanggg." Hasna yang tidak tahan memilih mengabaikan kegiatan memotong sawi dan beralih meraih cucunya. Diciuminya wajah anak satu tahun itu meski Ilham berusaha memberontak karena sudah menginginkan susu formula. "Ayah mana, kok, ke sininya sendiri?" Hasna mendirikkan Ilham di atas pangkuannya.

"Yah ton vi."

"Ilham nggak nonton tv?" tanya Hasna lagi. Meski tidak terlalu jelas, ucapan Ilham sudah mampu diartikan oleh para orang dewasa.

Ilham menggeleng sembari menunjukkan botolnya ke depan wajah Hasna. "Susu, Nekk. Suu."

Semuanya tertawa atas tingkah menggemaskan Ilham.

"Cuci muka dulu, yukkk?" Laily menghentikan sementara kegiatan memarut kelapa yang kemudian digantikan oleh Farah.

Ilham menoleh, menggeleng lebih kencang. "Su, Buuu. Suu," katanya seraya mengacungkan botolnya agar diisi.

Hasna tertawa melihat ekspresi Ilham dengan bibir dimanyunkan itu. "Semalem tidur jam berapa, Ly, sampe jam segini baru bangun?"

Laily mengambil botol Ilham dan mencucinya. "Nggak tahu, Mah. Aku tidur duluan. Dia main sama Mas Ali."

"Pantess...," sambut Farah. "Dulu juga si Fahri sama Abi kalo udah main bareng Ali pasti begadang," ucapnya, mengingat momen kedekatan anak-anaknya ketika bersama Ali sewaktu kecil.

Hanum tertawa. "Betah anak-anak kalo sama Ali, tu, Ly."

Laily menimpali dengan kekehan dan anggukan. Bagaimana sayangnya Ali kepada para kemenakan sudah tidak lagi perlu diceritakan. Bahkan, setelah memiliki Ilham pun, Ali tetap menganggap mereka selayaknya anak sendiri.

Setelah selesai menyeduh, diberikannya susu kepada Ilham dan membiarkan sang putra tetap dengan ibu mertuanya. Ia kembali bergerak menyelesaikan tugas memasak agar lekas terselesaikan.

Kali ini, libur akhir tahun ia habiskan bersama keluarga besar sang suami setelah momen libur tahun baru islam ia habiskan di rumah orang tua. Tidak ada agenda khusus. Mereka hanya merencanakan pesta kecil kembang api dengan mengundang kedua orang tua serta adik Laily. Nasi liwet dengan berbagai lauk menjadi menu utama yang sudah mereka rencanakan sejak awal wacana dibuat. Biasanya Ridwan, Salwa dan Zahwa akan datang selepas maghrib, baru kemudian beramai-ramai menyiapkan hidangan.

"Lengkuasnya abis, Mah?" Hanum yang kini hendak menyiapkan bumbu ayam lodho tampak megobrak-abrik keranjang bumbu. "Tadi Mbak Farah nggak belanjain sekalian?"

"Ada, kok, Num." Farah menimpali. "Masa aku lupa? Coba di plastik-plastik itu," tunjuknya pada berbagai belanjaan yang belum dibongkar semua.

"Nggak ada, Mbakkk, yang ada cuma jahe, ni." Hanum menunjukkan jahe yang dibeli dalam jumlah lumayan banyak.

"Penjualnya lupa kali nggak masukin lengkuasnya," Farah berdalih. Ia lantas berdiri dan ikut membongkar belanjanya tadi pagi. Tetapi, rempah tersebut memang tidak dapat ditemukan.

UnconditionallyМесто, где живут истории. Откройте их для себя