Part 3 Boneka Positif

341 73 41
                                    

Puluhan mesin bercahaya biru, deru bising halus, serta ketukan-ketukan lembut jari di atas meja menemani kerasnya kerja Alex hari ini. Ia mengabaikan kelelahannya bekerja meski Laice, 'anaknya', terus mengingatkannya untuk beristirahat tepat dari dalam sebuah layar monitor 50 inci.

"Istirahatlah, orang tua. Karya senimu selalu bisa ditunda untuk nanti. Tidak ada penonton untuk pameranmu saat ini."

Alex melepas kacamatanya, meletakkannya di meja, lalu kembali merapatkan jaket tebalnya. Di luar segalanya telah membeku, ruangan itu meskipun punya mesin pemanas masih saja terasa dingin.

"Tapi aku akan mengadakan tur keliling dunia. Kau akan jadi pengawas lapangan tentunya. Mungkin akan kubuatkan tubuh yang lebih kuat dari cangkang manusia lemahmu yang sekarang."

"Di seluruh tanah Grise Fiord ini tidak ada manusia yang seambisius dirimu, Papa."

"Ya karena aku satu-satunya manusia di sini. Tak usah sok berpikir seperti manusia, Laice. Nanti prosesormu panas dan rusak."

"Benjolan di lehermu makin bengkak, Papa, tak usah memaksakan diri. Nanti otak Papa panas dan rusak."

"Aku bukan mesin. Otakku tidak mungkin panas."

Alexander Parker sedang mengerjakan sesuatu yang rumit di Grise Fiord. Ia mengaktifkan kembali sistem kendali senjata pemusnah massal yang dulu dimiliki Amerika. Sistem tersebut memiliki basis utama sebuah program kecerdasan buatan bernama Laice, yang akhirnya ia angkat sebagai anaknya. Sistem itu sebenarnya dikembangkan oleh ilmuwan sebagai sistem pengendali kendaraan ruang angkasa nirawak yang bergerak menggunakan propulsi layar matahari. Tujuan awal sistem Laice diciptakan adalah untuk menemukan planet atau asteroid secara mandiri dan mengirim datanya ke Bumi, tapi ketika perang kembali terjadi sistem itu dialihfungsikan sebagai sistem kendali senjata pemusnah massal, karena kemampuan kognitifnya yang dianggap lebih maju dari kecerdasan buatan milik negara-negara saingan. Alex belajar cara kerja sistem itu melalui panduan yang tersimpan di dalam memori penyimpanan komputer di stasiun militer Ellesmere dan mengubah pengaturannya agar sesuai dengan keinginannya.

Pagi ini Alex merasakan sakit kepala yang amat hebat, benjolan di lehernya makin besar dan makin sering berdenyut. Yang paling dia tidak suka adalah kulitnya kini terlihat semakin bercahaya.

"Ah, cahaya dari kulitku ini akan membuatku semakin mudah terlihat. Iya kan, Laice?"

"Kau memang akan selalu jadi pusat perhatian di pesta manapun, Papa."

***

Di perairan Selat Sunda.

Sesosok makhluk kecil memecahkan cangkang telur itu. Ia berusaha keluar, tapi agak kesulitan bergerak karena pekatnya lendir dan jalinan jaringan halus yang membuatnya tetap terkurung di dalam setengah cangkangnya yang masih utuh. Ergo terdiam, kaku di tempatnya. Dalam pikirannya ia hendak melompat ke dalam peluk-lindung René daripada tinggal sendirian di ruang kemudi. Tapi ia juga tertarik pada keunikan makhluk yang sepertinya akan jadi adiknya. Makhluk itu terlihat seperti bayi biasa, tapi matanya kemerahan seperti daging, dan permukaannya berair. Tulang ekornya menonjol keluar. Ada garis tipis kehitaman membentang dari ketiak sampai pangkal pahanya. Ia menangis seperti bayi pada umumnya hanya saja suaranya lebih melengking dan juga lebih serak. Di dahinya ada benjolan kecil sebesar mata manusia. Anak itu menangis tanpa henti, tangisan serak itu kembali membuat Ergo ketakutan.

"Kau yakin tidak mau membunuh makhluk itu? Calea, lihat baik-baik wujudnya! Lihat!"

Calea mendekati bayinya itu dengan hati-hati. Ia tidak ingin membuat gerakan tiba-tiba. René berjaga di belakang Calea, memastikan keamanannya.

"Kemarilah, Nak. Ibu ada di sini." Bayi kecil itu menatap ke arah Calea.

*****

Tengah hari, Taka sekeluarga akhirnya tiba di rumah kepiting. Bayangan awan dan sampah angkasa melewati rumah kepiting yang sedang istirahat dari kegiatan pengeboran sumber daya alam. Area di sekitar rumah kepiting mulai ditumbuhi tanaman, berkat kerja keras Sam, Marina, dan Surya.

MINDFRAME [ONGOING]Where stories live. Discover now