sembilan belas

725 36 3
                                    

yuhuuu haiii, aku harap kalian masih betah ya baca cerita ini walaupun ceritanya ga menarik menarik amat, garing malahan.

***

"Sam, maaf ya aku ga bisa ketemu sama kamu dulu." ujar seorang gadis kepada lawan bicaranya di telepon.

"Iyaa, gapapa kok. Yang penting kamu baik baik aja kan?" Ucap seorang pria di sebrang sana yang menjadi lawan bicaranya.

"Iya, aku baik. Kalau gitu udah dulu ya, yang penting aku udah tau kabar kamu." Ujar gadis itu, dia langsung mematikan telfonnya tanpa menunggu balasan dari lawan bicara.

Gadis itu hanya menghela nafas, sampai kapan dia akan bersandiwara seperti ini? Sangat melelahkan. Tapi demi membalas dendam, dia harus sabar. Iya, bukan?

"Kau yang menjadi dalang di balik kejadian ini kan?" Tanya seorang lelaki yang sudah memasuki umur kisaran 47 tahun.

"Hahaha, Daddy tau saja jika aku yang melakukannya." Ujar gadis itu sembari terkekeh pelan, dia sudah mengira hal ini dari awal. Sekuat apapun dia menyembunyikan kebenaran bahwa dia adalah dalang dari kejadiannya yang menimpa samuel, tetap saja, sang ayah akan tau hal itu.

"Kau tidak perlu melakukan ini sayang, aku tidak ingin kau terluka, putriku." Ucap sang ayah dengan tulus.

"Dad, apakah kau melupakanku? Aku tidak selemah itu!! Sudah cukup aku bersandiwara seperti orang bodoh selama ini!!" Ujar gadis itu dengan nada sedikit tinggi, dia tahu ini adalah perbuatan yang tidak sopan terhadap orang tua, tapi apalah daya. Emosi nya tidak stabil akhir akhir ini.

"Sha..."

***

"INI SIAPA YANG KIRIM GINIAN?!?!" teriak samuel yang membuat seluruh atensi teman temannya mengarah ke dirinya.

"Ada apa Sam? kok lo kek takut gitu sih?" Tanya aiden, ada rasa puas tersendiri melihat samuel seperti ini. Altha yang melihat aiden puas tersenyum kecil.

rencana lo berhasil, batin altha.

Teman temannya samuel berjalan mendekat, penasaran apa yang membuat samuel panik di campur marah yang membuat wajahnya benar benar menyeramkan.

"Loh? surat?" ujar altha sembari mengambil surat yang ada di tangan samuel.

hai samuel sayang~~
masih ingat ga ya lo sama gue? engga? sini gue ingetin, gue acha. lo udah inget belum? belum? astaga lo pikunan ya?. lo inget gadis kecil yang menyaksikan kematian dari sang ibu dan saudara kembarnya? yap, benar sekali. gadis itu gue, lo tau? keluarga lo dan keluarga temen temen lo itu bener bener ngebunuh nyokap dan kembaran gue dengan sadis banget. gimana ya gue bilang nya, kalau gue dalang di balik semua ini.

oke, buat kalian teman teman ku sayang. gue punya suprise buat kalian, coba deh hitung sampai 10.
satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh.

berbarengan dengan itu, salah satu ponsel dari mereka bergetar menandakan ada pesan yang masuk.

"WHAT THE—!!"

"Ada apa sal?" Tanya aiden, sementara Altha hanya melihatnya.

"Perusahaan keluarga gue bangkrut, hancur semua" ujar faisal frustasi

tiba tiba tv yang masih menyala itu memperlihatkan berita terkini yang meliputi perusahaan keluarga Faisal.

"Breaking news, terungkap sudah siapa dalang pembunuhan terhadap seorang wanita dan anak laki-laki yang di duga ibu dan anak pada tahun 20**. Ternyata dalang dari kejadian pembuahan itu adalah direktur utama perusahaan Sam's dan sahabat sahabat nya, di karenakan mereka iri dengan kejayaan keluarga korban pembunuhan."

"Anjir, kok?!!" Ujar Raden terhenti, tak sanggup melanjutkan perkataannya di akibatkan syok yang sangat berat sampe jantungan, AHAHHA.

"KOK BISA KE BONGKAR SIH ANJING, ARGHHHHH" teriak Samuel frustasi, sudah cukup dia stres dengan masalah kemarin, sekarang di tambah rahasia besar keluarga mereka beberapa tahun silam yang sudah di tutup rapat rapat kini kebongkar. BIAR LO MASUK RSJ SYNG.

"Apanya yang kebongkar?" Tanya Shasa yang tiba tiba datang mengagetkan mereka, Altha dan Aiden menatap Shasa seakan akan bertanya 'lo ngapain ke sini?' namun Shasa hanya membalasnya dengan senyuman tipis.

"Shasa.." Samuel pun berjalan ke arah Shasa dan memeluknya, sudah cukup, dia butuh Shasa. manja kale dia ges blurp blurp blurp.

Aduh anjir, mana make peluk lagi. Sabar sha sabarr, batin Shasa

Shasa pun membalas pelukan Samuel, dia mengelus punggung Samuel guna memenangkan nya. Walaupun itu terpaksa.

"Kamu kemana aja Sha? Aku butuh kamu tapi kamu ga ada" ujar Samuel sembari dengan sedikit merengek.

Teman teman nya yang lain melihat nya dengan sedikit, errrr jijik mungkin?. Terutama Altha dan Aiden.

"Maaf ya, aku ga ada pas kamu butuh aku" ujar shasa, Samuel hanya mengangguk kan kepalanya sembari mengeratkan pelukannya.

Shasa melirik aiden dan altha meminta pertolongan agar samuel melepaskan pelukannya, altha dan aiden hanya menatap nya tanpa niat membantu, membuat Shasa kesal.

***

"Sorry, gue ga ada niat kek gini sama lo. Tapi mau gimana lagi, keluarga lo dan sahabat sahabat lo itu yang ngehancurin keluarga gue." Gumam seseorang di dalam ruangan yang minim cahaya.

Dia menatap fotonya dan orang yang dia maksud, orang yang sangat sangat dia benci. Hanya karena takut perusahaannya tersaingi dengan perusahaan keluarga nya, mereka nekat membunuh seseorang yang sangat berharga di keluarga ini? Pikirnya.

"Tinggal sebentar lagi, semuanya akan selesai. just say goodbye to the world." Ucapnya

***

hellooo^^
maaf baru upp
selamat membaca, jangan lupa komen yaa biar author nya tambah semangat up nya.
tinggal dua atau tiga part lagi end, hehe.
happy reading ❤️

SAMUEL  [END]Where stories live. Discover now