21 - Perkara Rhoma

4.7K 392 3
                                    

Happy Reading

21. PERKARA RHOMA

Kamu teh dingin, tapi enakeun, tet tereret🎶

_________________________________________

Pagi ini Alena terlihat sangatlah bersemangat, bahkan jam baru menunjukan pukul 6 tapi gadis itu sudah bersiap dengan seragam lengkap yang membalut tubuh indahnya.

Ia mengulas senyum bahagia, kemarin malam Clara menelpon dirinya dan mengatakan akan masuk sekolah hari ini, entahlah Alena merasa dia sangat merindukan Cabenya itu.

Setelah selesai sarapan, Alena berangkat menuju sekolah dengan mobilnya, sedangkan Ael? Dia memilih pergi menggunakan motor.

Beberapa menit setelah di perjalanan, Alena sampai di sekolah. Kaki jenjangnya melangkah dengan santai menelusuri koridor sekolah.

Saat melihat siapa yang berdiri di depan kelas, senyuman terbit di bibir mungilnya.

Langsung saja Alena memeluk erat Clara yang sedang berdiri di depan pintu kelas. "Omg, Cabe! How are you pretty?"

Clara membalas pelukan Alena. "Gue baik kok." Clara menarik tangan Alena menuju mejanya. "Nih oleh-oleh dari gue."

Alena mengambil paperbag yang disodorkan oleh Clara. "Thankyou,"

Clara mengangguk. "Kangen kan lo sama gue?"

Alena mendengus kesal. "Mau bilang gak, tapi gue kangen sama lo, dasar Cabe keriting." ia duduk di kursi samping Clara yang kosong. "Be, ini gue yang salah liat apa gimana ya. Kok mata lo agak ... bengkak?" tanyanya.

Clara mengambil ponsel dan melihat matanya menggunakan layar tersebut. "Gak kok, ini gara-gara salah pakai perawatan waktu di Newyork." jawabnya tenang.

Alena menghela napas. "Be, are you okay?" tanya Alena lagi, di balas anggukan Clara yang masih memperhatikan wajahnya di layar ponsel.

Alena tersenyum tipis. "Kalo ada apa-apa, cerita aja Clar,"

Clara terdiam. Gadis itu menoleh kepada Alena yang masih setia mempertahankan senyumnya.

"Gue keluar dulu, sekali lagi thanks oleh-olehnya, gue suka. Clara Daniella." Alena menepuk bahu Clara sebelum beranjak pergi keluar dari kelas.

Clara menatap kepergian Alena yang perlahan-lahan punggungnya hilang dari pandangannya.

Ini ... aneh. Biasanya Alena memanggil dirinya dengan sebutan Cabe, tapi ini apa? Bahkan Alena memanggil dengan nama lengkapnya sekaligus. Tidak mungkin Alena tahu kan? pikirnya.

*******

Saat ini kelas Alena sedang mengadakan ulangan seni budaya yaitu bernyanyi, Pak Jamal selaku guru pelajaran tersebut membuka buku absen, matanya menyipit sesekali mengupil sambil melihat deretan nama-nama dari atas sampai bawah.

About AlenaWhere stories live. Discover now