56 - Surat Tersembunyi Raven

3.2K 311 29
                                    

⭐ Pembaca yang baik tahu cara menghargai ⭐

Happy Reading

56 - Surat Tersembunyi Raven

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

56 - Surat Tersembunyi Raven

Setelah kepulangan orang itu dari rumahnya. Masih ada hal yang membuat Alena merasa heran. Apa yang orang itu jelaskan sangatlah di luar ekspektasi dirinya. Ingin tidak percaya, tapi matanya memancarkan keseriusan.

Kata orang, mulut boleh berbohong tetapi mata tidak bisa menyembunyikannya. Itulah yang menjadi alasan pertimbangan untuk Alena waspadai.

Alena duduk termenung beberapa saat, bukannya memikirkan apa yang harus dilakukan, lintas pikirannya malah menuju kepada Kenan. "El, lo coba telepon Rey. Tanya keadaan Kenan," suruhnya menoleh kepada Ael yang duduk di sampingnya.

Ael pun tanpa bertanya segera mengeluarkan ponselnya dan memanggil. Tidak berselang lama, langsung saja panggilan tersebut di angkat oleh pemiliknya.

"Haahh halo, kenapa? Siapa? Dimana?ada apa?" tanya Rey dengan suara serak, disusul suara menguap. Sepertinya cowok penyuka tiktok itu baru saja terbangun dari tidur karena mendengar dering ponselnya.

"Kenan gimana keadaanya?" Ael menyalakan loudspeaker. Kemudian meletakkan ponselnya di tengah-tengah mereka.

Terdengar gersak-gersuk di seberang sana. "Lo El. Kenan tadi udah sadar. Cuma ya gitu, sekarang masih istirahat, keadaanya juga udah membaik,"

"Syukurlah, gue cuman mau bilang. Kalo gue sama Ael Kemungkinan kesana nya agak malaman, atau mungkin bisa besok," Alena menambahkan.

"Oh, gitu. Iya-iya, ntar gue bilangin---"

"---EH? ADA LENA, YA!" seru Rey di seberang sana dengan sumringah. "BENTAR, GUE MAU CUCI MUKA DULU! KITA VIDEO CALL YA CANTIK!"

Ael menepuk jidatnya. Mengambil alih kembali ponselnya lalu berteriak. "TIDUR AJA SONO!"

Tut!

"Lah, kok dimatiin!" Alena menyubit geram pinggang Ael karena mematikan panggilan tanpa salam pamitan terlebih dahulu.

"Kasian orang tidur kita ganggu," balasnya santai.

Alena hanya geleng-geleng saja. Teringat sesuatu, gadis itu bangkit begitu saja.

"Kak? Kemana?"

"Gue juga mau turu," kata Alena cengengesan.

"Serah lo Kak, serahhhh, terserahhhhhh!" songong Ael menutup pintu kamarnya setelah mendorong Alena keluar hingga gadis itu hampir tersandung. Untung saja Alena sigap menyeimbangkan tubuhnya.

About AlenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang