42 - Racun Itu Menyebar

3.8K 342 33
                                    

• Happy Reading •

42 - Racun Itu Menyebar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

42 - Racun Itu Menyebar

Al menghentikan motornya. Meletakkan helm di atas, ia berbalik menatap Alena. Alisnya mengerut, gadis ini kenapa tidak masuk saja?

"Kenapa, Len?"

Satu tarikan senyuman muncul. "Bareng, gue malu masuk sendiri. Banyak yang lain,"

Al ikut tersenyum. Entah kenapa melihat gadis ini malu, itu sangat lucu.

Candu.

Menyejukkan baginya.

Kali ini Al paham maksud gadis di depannya. Tangannya meraih jari Alena, menuntun untuk masuk ke dalam markas.

"Al!"

Ada yang memanggil Al. Seruan itu muncul begitu saja tanpa terduga. Al menoleh, begitupun Alena.

"Kenapa?"

"Tolong kasihin Asep, ya," cowok berseragam Bina Bangsa itu menyerahkan sebuah buku bersampul biru. "Ini punya dia, gue kemaren pinjam catatan," jelasnya tau akan kebingungan Al.

"Oke,"

"Eh, Alena, ya?" tanya Farhan melirik orang di samping Al.

Alena tersenyum. "Iya,"

"Lo.. masih ingat gue, kan?"

"Masih, nama lo Farhan,"

Farhan ikut tersenyum. "Ya udah. Gue pergi dulu, thanks Al," Farhan pergi begitu saja.

Al menatap Alena. "Lo ada hubungan sama dia?"

"Nggak ada. Cuman tadi di sekolah gue gak sengaja numpahin minuman ke baju dia," jawab Alena. "Terus, dia kok bisa ada di sini Al?"

Masalahnya. Bukankah markas ini lumayan jauh dari sekolah? kenapa Farhan repot-repot mengembalikan buku? Kenapa tidak saat di sekolah saja?

"Dia anggota Alister,"

Tiga kata itu membuat Alena menoleh heran. "Baru gabung?"

Al mengangguk lagi, tapi kemudian menggeleng.

"Al," tegur Alena.

Al terkekeh. Tangannya mengacak sekilas rambut gadis itu. "Jangan nanyain dia terus, bisa?"

"Kan, penasaran,"

"Makanya jangan kepo," Al tak mau kalah.

"WOY! PRENJONNYA NANTI DULU! CEPET KESINI!" seseorang berteriak dari atas.

Alena juga Al menengadah untuk melihat. Nampak Rey sedang mencak-mencak tak jelas meski tidak di dengar. Kedua tangan sudah ada di pinggang. Persis seperti Ibu memarahi seorang anak.

About AlenaWhere stories live. Discover now