BSLD 05

312 24 0
                                    

Hai all..
Jadi sebelum kalian lanjut baca cerita "Be a leader" aku cuma mau ngasih tau, di dalam satu cerita ini terdapat 4 Pemeran utama. Jadi, kalo ada yg bilang kok aneh, kok ini lah, kok itu lah, itu hak kalian, aku di sini cuma menulis apa yang pengen aku tulis, kalo kalian nggak suka kalian bisa buat cerita sendiri, dan buat para readers yang selalu sabar buat nunggu aku publish cerita ini, makasihh.

Sayang bangat sama kalian♡

•||Happy Reading||•

Kini terdapat 7 anggota inti victory Light yang tengah membicarakan hal penting. Bukan tanpa sebab, melainkan karena misi ini cukup berbahaya, jika mereka salah dalam memilih langkah, maka nyawa yang akan jadi taruhannya.

"Jadi gimana Mar, lu mau turun tangan atau gimana?" tanya salah satu dari mereka yang bertugas mengatur strategi.

"Hm.."

"Serius, lu bakal turun buat misi kali ini?!" Tanya salah satu inti itu untuk memastikan.

"Hm.."

"Hm..hm..hm.. terus jawaban lu, mau cosplay jadi Nisa Sabyan apa gimana sih Mar." Ucap inti victory Light itu lagi.

"Diam lu cak, nyerocos mulu dari tadi. Mau gue sobek tuh mulut." Ucap sang ketua karena sudah lelah mendengar kan ocehan Cakra dari tadi.

Al Cakra Bintang Mahesa, atau yang biasa di panggil Cakra adalah sosok paling receh dari 6 anggota inti lainnya, dia yang paling cerewet, pecicilan, intinya kehadirannya memiliki kesan tersendiri di dalam gangster ini.

Suasana markas kini menjadi sunyi, semua berfikir untuk rencana yang akan mereka lakukan di misi selanjutnya. Namun, suara deringan dari handphone membuyarkan fikiran mereka semua.

Drett...
Drett....
Drett...

"Woyy, handphone siapa tuh yang bunyi." Ucap salah seorang yang tidak lain dan tidak bukan adalah kembaran dari Cakra, yaitu Al Zikra Bintang Mahesa. Cowok playboy, sok cool, pecicilan, dan jangan lupakan wajah tengil nya yang membuat semua orang ingin menampol nya.

Si pemilik handphone pun melirik handphone nya, tertera nama Bunda disana. "Handphone gua." Balas Tsani dengan nada cuek.

"Oh.."

"Gua keluar bentar." Para sahabat nya pun menggangguk.

Lantas, ia pun pergi keluar dari ruangan tersebut dan menggangkat panggilan itu. "Assalamualaikum, ada apa bun?" Tanya nya pada orang di sebrang sana yang tak lain dan tak bukan dia adalah bundanya.

"Wa'alaikumsalam bang, bisa pulang bentar nggak? katanya ayah mau ngomong sama kamu." Balas sang bunda dari sebrang sana.

"Oh iya Bun, habis ini abang pulang."

"Ya udah bang, hati-hati di jalan. Jangan ngebut, Assalamualaikum." peringat dari sang bunda.

"Iya Bun, waalaikumsalam." Dengan menghela nafas, ia pun kembali menghampiri teman-teman nya yang sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing.

"Woy, gua pulang duluan, jangan lupa anak-anak yang nanti piket tetep piket." Pamit dan pesannya kepada mereka.

"Buset, cepet banget lu balik nya. Kita belum selesai diskusinya loh." Ucap Cakra, seraya memakan kacang kulit.

Tsani pun berdecak. "Ck, bunda suruh balik, kita lanjutin besok lagi, sekalian kumpul di markas utama."

Memang, mereka sekarang berada di markas daerah ini. Ya, gangster mereka memiliki markas di setiap daerah, dan di setiap markas pun terdapat pemimpinnya masing-masing yang bertugas melaporkan setiap kegiatan mereka kepada sang ketua.

BEST LEADER!!Where stories live. Discover now