7

59K 648 0
                                    

Pria dan wanita di atas kasur masih terlelap dalam tidur. Memeluk dengan mesra tubuh kecil wanita dalam dekapannya.

Azalea bangun terlebih dahulu kesadarannya perlahan pulih. Di pandangnya ruangan gelap itu untuk sesaat.

Ruangan yang sudah tak asing membuat ia sadar sepenuhnya. Lampu tidur yang masih menyala di samping ranjang menjadi satu-satunya penerang.

Pinggang dan dadanya di lingkari tangan kekar membuatnya sesak. Tidak perlu melihat ke belakang ia sudah tau tanpa melihat aroma ini hanya milik tuannya.

Memikirkan kejadian semalam dalam diam. Mereka melakukan sepenuhnya dengan keadaan sadar walau dalam pengaruh obat.

Miliknya masih terasa nyeri, pinggangnya terasa hampir putus. Seiring dari kesadarannya  rasa sakit di bagian bawahnya makin terasa.

Tubuhnya yang di dekap dari belakang membuatnya semakin tidak nyaman. Badannya sangat lengket dan panas.

Pergerakan dalam pelukannya membuat Mateo terganggu. Alisnya yang tajam menukik tanda tidak suka.

Tersadar sepenuhnya melihat punggung polos terlihat condong ke depan terlihat menahan sesuatu.

"Ada apa?"
Dengan pelan Mateo membalik tubuh dalam pelukannya

"Sakit"
Suara lemah menandakan betapa sakitnya wanita itu

"Akan ku panggilkan dokter"
Pria itu ingin beranjak namun di tahan

"Tidak perlu, ini wajar"
Azalea meyakinkan

"Bagaiman kau bilang ini wajar"
Mateo dengan nada dingin

"Ini pertama kalinya, itu wajar"
Wanita itu mencoba duduk

Tubuh wanita di depannya masih polos tanpa sehelai benang pun. Dengan rambut yang tergerai indah menutupi buah dada.

"Kau mau kemana?"
Mateo kaget saat Azalea turun dari ranjang dengan keadaan telanjang

"Saya ingin membersihkan diri"
Kakinya yang bergetar membuat ia susah melangkah

"Biar ku antar"
Ia mengangkat tubuh ringan Azalea menuju kamar mandi

Mengisi bak mandi dengan air hangat dan menempatkan Azalea di dalamnya. Wanita itu hanya diam terlihat sangat muram dengan wajah pucat.

Mateo masuk menempati tempat yang kosong di depan Azalea. Di pandangnya wajah wanita cantik di depannya.

"Are you Ok?"
Menyelipkan rambut panjang di samping telinga

"Umm"
Hanya gumaman yang ia dapatkan

Mateo menarik Azalea dalam pelukannya mencium kening wanita dalam dekapannya. Bukan saja Azalea yang memiliki pemikiran berkecamuk namun ia juga.

Setelah memandikan Azalea dan dirinya Mateo membawa tubuh wanita itu menuju kamar tidur. Terlihat tempat yang tadinya berantakan sekarang sudah rapi dan terlihat baru.

Seseorang mengetuk pintu dengan membawa troli berisi makanan. Mateo membuka pintu dan mendorong masuk.

Setelah makan Azalea masih saja terdiam dan memilih tidur. Mateo hanya bisa bersabar walau ia sebenarnya sangat marah karena di acuhkan.

Karena bangun terlalu siang ia memindahkan pekerjaannya menjadi di rumah. Meninggalkan Azalea yang tertidur di kamar.

Entah sudah berapa lama ia habiskan di ruang kerja hingga seseorang mengetuk pintu.

"Masuk"
Ia yang masih fokus dalam pekerjaan mengalihkan perhatiaannya

Terlihat Azalea masuk dengan hanya menggunakan kemeja hitam miliknya. Wanita itu duduk tepat di hadapannya.

"Maaf telah melalaikan pekerjaan saya"
Pandangan yang terlihat biasa dan tidak pernah goyah itu akhirnya muncul kembali

"Kau tidak sehat"
Mateo menyimpan berkas terakhir

"Tuan saya akan kembali bekerja besok, permisi"
Azalea berdiri dan membungkukan badan sebagai tanda menghormati

"Alea"
Pangilan itu membuat ia tersentak dengan tangan yang di tahan oleh Mateo

"Untuk semalam ak-"

"Kita dua orang dewasa itu wajar"
Azalea menarik kembali tangannya dan meninggalkan ruangan

Mateo yang di tinggalkan hanya bisa diam dengan jawaban Azalea.

"Apa yang dia katakan hanya dua orang dewasa dan itu wajar?"

"Kau akan lihat apa kah ini akan wajar"

Mateo di penuhi oleh amarah memukul meja kerjanya dengan pikiran negatif memenuhi otaknya.

Sedangkan Azalea yang baru saja sampai di Apart miliknya kembali berbaring tubuhnya masih lelah hanya bisa kembali berbaring mengistirahatkan tubuh dan pikirannya.

BIG BOSS 21+Where stories live. Discover now