10. Tahanan Unification Resort

4 0 0
                                    

Ke luar dari kamar, Dimi mendapatinya berada di lantai dua, posisinya dalam sebuah koridor yang memutar dengan area terbuka. Di lantai bawah terdapat ruangan besar yang bagian tengahnya kosong, sepertinya merupakan ruangan serba guna. Atapnya setinggi kurang lebih sepuluh meter dari lantai dasar langsung melewati lantai dua, disanggah oleh pilar-pilar besar di sekelilingnya.

Ada enam kamar di lantai dua, Dimi sudah menghitungnya sebanyak tiga kali, dan dia yakin dengan hitungannya. Kalaupun itu bukan kamar, setidaknya ada sebuah ruangan dari balik enam pintu tersebut. Semuanya memiliki ukuran yang kira-kira sama.

Dengan penasaran, Dimi mencoba melangkah menuju kamar di sebelahnya, kamar Dimi memiliki nomor dua belas, berada tepat dekat tangga yang menuju ruangan serba guna di bawah, Dimi mengambil rute yang menjauhi tangga, agar bisa berakhir di ujung satunya lagi saat dia selesai dengan melihat sekeliling, lalu dia akan menuruni tangga ke lantai bawah.

Perlahan Dimi mencoba untuk membuka pintu kamar nomor sebelas. Dan seperti dugaannya, kamar tersebut tidak dikunci. Dimi memasukinya perlahan tanpa meninggalkan kewaspadaannya. Tatanan di dalam ruangan sangat mirip dengan yang ada di ruangan miliknya. Tidak ada sesuatu yang istimewa, selain kamar tersebut tertata rapih, bersih dan harum. Berbeda dengan kamarnya yang berantakan.

Ketika Dimi akan melihat ke area balkon, seseorang ke luar dari dalam kamar mandi dengan membawa perlengkapan kebersihan. Sejenak mereka saling terpaku, lalu pria yang sepertinya seorang office boy tersebut membungkuk kepada Dimi dengan penuh hormat. "Salam Tuan Dimitrio, aku tidak tahu Anda sudah bangun. Jika Anda ingin kamar Anda segera dibersihkan, aku akan mengurusnya segera. Dan apakah sarapan tadi pagi sesuai dengan selera Anda? Jika tidak, koki kami akan memasak untuk Anda sesuai pesanan, dan diusahakan juga agar sesuai dengan apa yang Anda sukai. Dapur berada di lantai bawah area sayap utara, Anda bisa mengunjungi dapur kami dan memesan langsung pada koki, atau Anda bisa menyampaikan pesananan Anda kepadaku."

Sepertinya pelayan tersebut telah terlatih secara profesional. Bahasanya tertata dengan baik dan jelas. Dimi menggeleng kecil. "Selesaikan saja dulu tugasmu di sini, lalu baru membereskan kamarku. Dan makanannya aku suka. Saat ini sudah habis, aku meletakkan wadah-wadahnya di balkon."

Pelayan tersebut mengangguk. "Jangan hawatir, segera kamar Anda akan menjadi rapih, bersih dan harum, sehingga Anda akan merasa nyaman berada di sana."

Dimi memperhatikan pelayan tersebut dengan seksama, postur fisiknya seperti orang Amerika Latin atau sejenisnya. Dengan hati-hati dia mulai bertanya, berharap bisa memperoleh kepercayaan dari si office boy. Diharapkan pada akhirnya bisa mengumpulkan informasi penting yang ingin dia ketahui.

"Siapa namamu?" Dimi memulai percakapan dengan sesuatu yang ringan dan umum. Dia tidak perlu memperkenalkan dirinya, karena sepertinya informasi tentang dirinya sudah diketahui seisi tempat ini.

"Aku Carlos, Tuan Dimi."

"Apa tugasmu di sini?

"Memastikan area ini bersih, rapih dan wangi, terutama untuk kamar dan hall utama di bawah, Tuan."

"Berapa orang yang bekerja bersamamu?"

"Kami di sini memiliki tanggung jawab dimasing-masing bidang, yaitu kebersihan, dapur, tukang kebun, teknis dan perawatan. Masing-masing bidang terdiri dari dua orang yang berotasi setiap tiga hari sekali.

Dimi mengernyitkan dahinya. "Tiga hari sekali? Kenapa begitu?"

"Kami ada beberapa tim yang masing-masing terdiri dari bidang-bidang yang saya sebutkan tadi. Kami bekerja selama dua hari, lalu di hari ke tiga, akan ada tim lain yang menggantikan kami. Khusus pada tanggal tiga dan kelipatannya, ada tiga tim yang disebut sebagai Strategic Team yang bertugas. Sedangkan tim kami disebut Support Team."

Rahasia Inang-inang InternesyenelWhere stories live. Discover now