Ketika Masalalu Meminta kesempatan Ayat 3

1.2K 187 79
                                    

"Semua tokoh,lokasi,Organisasi,insiden dan kelompok dalam ff ini hanyalah fiksi belaka"

Ketika Joy dan Wendy udah pergi Rose masuk ke ruangan Jisoo

Rose ngasih berkas pengadilan, yang tadi siang

Jisoo masih terdiam seolah mikirin sesuatu

"Mending mba pikirin lagi" celetuk Rose "jangan sampai mba nyesel nantinya"

"Keputusan gue udah bulat" balas Jisoo tegas

Rose menghela nafas "gue kerja disini karna rekomendasi Nayeon, dia bilang mba bukan orang yang mandang status, materi, atau apapun selama orang itu bener mba pasti bela, itu kata Nayeon" cerita Rose

Tangan Jisoo terhenti ketika lagi ngasih tanda tangan di berkas itu

"Itu impian gue punya bos yang gak manfaatin profesinya, yang cuma cari uang selama klien nya bayar mahal dia pasti bela mau salah atau benar, yang gak pernah pilih-pilih kasus, jujur gue kecewa sama keputusan mba sekarang, gimana kalo dia gak salah tapi dia harus nanggung hukuman atas apa yang gak pernah dia lakuin, jadi tersangka pembunuhan itu berat, dia bisa aja di hukum seumur hidup, bahkan hukuman mati"

"Rose lo gak tau apa-apa" bentak Jisoo

"Gue emang gak tau apa-apa, tapi bukannya keadilan yang jadi lambang firma ini begitu, menutup mata pada siapa pun itu, memberi mereka keadilan tanpa pandang bulu" balas Rose gak kalah tinggi

Karna denger suara gaduh di ruangan Jisoo, Lisa segera masuk kedalam

"Hei hei stop" lerainya, "kalian kenapa sih ? Kalo ada apa-apa di omongin baik-baik"

"Kayanya gue salah kerja disini, ternyata firma hukum itu sama aja" berang Rose langsung pergi dari sana

Lisa langsung pergi ngejar Rose sedangkan Jisoo menghela nafas menyadarkan dirinya di kursi omongan Rose tengiang di pikirannya dia bisa kena Hukuman seumur hidup bahkan hukuman mati

....

Jisoo pulang kerumahnya dia langsung disambut Fanny

"Ji, baru pulang sayang"

"Iya Mah", seperti biasa Jisoo pasti pergi kearah dapur buat minum sebelum pergi ke kamarnya

"Tumben malam banget"

"Lagi banyak klien aja Mah," Jisoo senyum kecil lalu nuang air ke gelasnya

"Mama udah denger yang terjadi sama Jennie, Joy yang cerita" buka Fanny gerakan Jisoo langsung terhenti

"Aku gak mau bahas" tegasnya

Fanny menghela nafas, "kamu masih inget kan sama kasus Liya, kita juga gak dapat keadilan yang kita perjuangin dan kamu pasti tahu gimana rasa sakitnya"

"Mah" jengah Jisoo

"Mama gak akan maksa kamu buat bantu Jennie, Mama cuma mau bilang jangan pernah ngambil keputusan ketika amarah masih nguasain diri kamu karna cuma penyesalan yang akan kamu dapat nantinya,,, ya udah kamu langsung istirahat yah" Fanny mengusap lengan Jisoo lalu pergi ke kamarnya

Jisoo belum bisa tidur dia duduk nyender tangannya memegang saklar lampu dia tekan tombol on off bergantian matanya menatap lurus kedepan pikirannya semeraut

Jisoo keluar dari taxi, dia langsung pulang begitu Sidang itu selesai hatinya masih hancur karena keputusan Hakim itu, pas matanya menatap lurus kedepan dia temuin keberadaan orang yang selama hampir satu bulan ini menghilang

"Ji" Jennie bergegas nyamperin Jisoo, mata Jisoo begitu sendu menatap Jennie, rasa sakitnya terpancar dari sana

"Maaf" kata pertama yang keluar dari mulut Jennie, kata yang paling gak mau Jisoo denger, karena menurut dia jika aja Jennie gak pergi, dan dia bisa bawa Jennie ke Rumah sakit mungkin Liya masih ada dan gak perlu ada kata maaf dari Jennie apalagi "aku-aku turut berduka atas Liya" ucap Jennie penuh penyesalan

Cerita Cinta Jennie Dan JisooWhere stories live. Discover now