Awal Kemarahan

285 20 5
                                    

Waktu sudah menunjukan pukul 24.30, tapi masih tidak ada tanda-tanda kepulangan Dava, bahkan yang membuat Keysa khawatir, mereka bertiga kompak tidak membalas pesannya. Padahal baru tadi siang mereka bertemu, tapi ketiga laki-laki itu seakan menghilang saat ini.

Orang tua Dava juga sudah beristirahat. Dan saat ini Keysa memilih menginap dikamar Akana. Sudah 1 jam ia berbaring, namun rasa kantuk tak juga datang. Sampai akhirnya ia menyerah, ia memilih duduk sambil bermain dengan handphonenya.

Saat sedang asik melihat berbagai vidio, Keysa dikejutkan dengan sebuah pesan dari nomor tak dikenal. Namun karena rasa penasaran ia langsung membuka pesan itu. Tapi justru rasa sakit yang ia dapatkan, bukan kabar dari ketiga orang yang ia tunggu.

Unknow Number

Hai Keysa, gimana rasanya diabaikan dihari spesial sahabat lo ini. Gue minta maaf ya udah berhasil gantiin posisi lo. Semoga mereka mengingat lo secepatnya.

Dan yang membuat Keysa lebih sakit adalah saat melihat beberapa foto yang orang itu kirim untuknya. Foto kebersamaan Intan dengan Agrata, terutama kebersamaan perempuan itu dengan ketiga laki-laki yang ia khawatirkan sejak tadi. Disana ada foto selfie Intan dengan Khafi, Arka bahkan Dava, yang diambil bergantian dan hanya berdua.

Seketika rasa sesak itu kembali muncul, namun bukan hanya asma yang dideritanya kembali kambuh, tapi juga karna rasa sakit dihatinya. Keysapun hanya bisa menangis saat ini, memukul-mukul dadanya sesak.

Kamu tau apa yang sangat menyakitkan dari penyakit asma. Obatnya adalah udara, bahkan udara selalu ada disekeliling tubuhnya. Namun mereka tetap sulit dihirup karena saluran pernafasan yang mengalami penyempitan. Sama seperti keadaan Keysa saat ini, Keysa tau mereka berada dimana, tapi Keysa bahkan tidak mampu menghampiri mereka. Dan ketidakmampuan itu yang sangat menyakitkan untuknya.

"Bernafas, bernafas." Lirih Keysa masih dengan memukul-mukul dadanya. Tubuhnya sudah melemas, tenaganya semakin lama habis berbarengan dengan udara yang semakin sulit ia hirup. Bahkan untuk mengambil inheler didalam tasnya Keysa tidak mampu. Air mata ini membuat ia semakin tersiksa.

"Khafi." Lirih Keysa sebelum akhirnya ia memilih menyerah dan jatuh pingsan dalam keadaan seorang diri.

*****

"Mah Keysa belum bangun?. " Tanya David yang sudah berada di meja makan untuk sarapan. Fitria yang memang sedang menyiapkan sarapan terheran, Keysa bukan type perempuan bangun siang. Ia terbiasa bangun subuh, itu yang Fitria tau dari kebiasaan Keysa dulu saat berlibur bersama.

"Mamah cek Keysa dulu ya pah." Ucap Fitria pamit menghampiri kamar putrinya.

"Mah, Dava juga belum pulang?." Tanya David.

"Belum pah, nomornya juga masih gak aktif."

"Kemana sih anak itu, yaudah mah."

###

Fitria mengetuk-ngetuk kamar Keysa dengan perlahan sambil memanggil-manggil namanya. Namun tidak ada sahutan ataupun suara pergerakan didalam sana. Sampai akhirnya Fitria memutuskan masuk kedalam kamar. Dilihatnya Keysa yang tertidur dengan keadaan tengkurap dan anehnya kepalanya justru berada dibagian kaki begitupun sebaliknya.

"Keysa, sayang bangun yuk." Ucap Fitria dengan tangan mengusap lengan Keysa lembut. Namun ia bisa merasakan panas ditangannya terlebih saat melihat wajah pucat dari Keysa membuat panggilan itu semakin kencang.

"Keysa!, Keysa bangun!." Dan guncangan kencang itu berhasil membuat matanya perlahan terbuka.

"Mamah." Ucap Keysa dengan lirihnya, kepalanya sangat pusing saat ini. Dan Keysa bisa merasakan suhu tubuhnya yang panas.

KeysaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt