31 Nenek Lampir

61.2K 3.9K 96
                                    


Masih dengan Lisa yang berada dalam ruangan kerja Rafan . Wanita itu masih setia menunggu jawaban dari laki-laki yang ada dihadapan nya.

"Mas mau main apa?" Lisa berucap. Namun Rafan menjawab dengan senyuman yang tak bisa di artikan.

"Iiiihhhh... Malah senyum". Seraya memukul dada Rafan .

"Enaknya main apa ya kalau sama istri sendiri?". Pura pura berfikir.

Lisa dengan sabarnya menunggu lagi.

"Lisa pulang aja deh kalau kayak gitu" Berjalan menuju pintu. Namun belum sempat memutar kenop pintu, tangannya langsung di cekal oleh Rafan . "Tunggu sebentar, bee".

Rafan menarik tangan Lisa pelan hingga tubuh Lisa menabrak dadanya. Sontak, Lisa langsung menahan tubuh Rafan, dan Rafan langsung memeluk pinggang Lisa .
Menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Lisa "jangan pergi dulu, bee. Mas bangun tidur nggak ada kamu di samping mas." Bisik Rafan .

Lisa menahan geli kala nafas hangat Rafan menerpa lehernya, yang masih terbalut mukena. "Sebaiknya kita umumkan saja pernikahan kita bee. Gimana ? Hm..?"

"B-belum saat nya mas". Ujar Lisa mengontrol detak jantungnya yang berdetak kencang.

"Mau nya kapan , bee ? Hm..?" Rafan semakin menyusup ke dalam ceruk leher Lisa, geli yang di rasakan Lisa saat ini akibat kumis tipis Rafan yang menyapu di kulitnya.

"Lisa belum siap untuk itu mas . Lisa takut aja kalau mereka akan berfikir aneh-aneh tentang Lisa." Cicitnya sendu.

Rafan menjauhkan wajahnya dari Lisa, tapi tidak melepaskan pelukan nya dari pinggang Lisa. Lisa berusaha menyingkirkan tangan besar Rafan dari pinggangnya. Sayangnya , tenaga Rafan yang lebih kuat di bandingkan dirinya. Lisa mendongak menatap Rafan yang lebih tinggi dari dirinya.

Sungguh, kenapa suaminya itu sangat tinggi sekali? Dia bahkan sebatas dadanya .

Lisa mengelus rahang tegas Rafan lembut. Membuat Rafan memejamkan mata menikmati elusan dari tangan mungil istrinya.
"Beri aku waktu untuk memikirkan ini semua . Aku sungguh takut hal itu semua. Apalagi aku baru disini. ". Ucap Lisa menatap mata elang Rafan .

Rafan menghela nafas pelan " Jika itu keinginan kamu. Mas akan bersabar sampai kamu udah siap. " Jawab Rafan sambil tersenyum.

Lisa mendengar hal itu sangat senang sehingga tidak sadar memeluk Rafan terlebih dahulu " makasih banyak . Maaf karna aku, mas harus berjauhan dari aku. " Ucap Lisa yang masih dengan posisi nya.

Rafan juga membalas pelukan tak kalah eratnya . Sembari mencium puncak kepala Lisa yang masih tertutup mukena.

Lisa melepaskan pelukannya terlebih dahulu " ya udah kalau gitu aku balik ke asrama."

" Morning kiss. "

Lisa melotot " Ha? "

" Iya. cium dulu bee. " Ulang Rafan memajukan wajahnya.

" T-tapi - "

" Nolak permintaan suami hukumnya dosa loh ! ". Ucap Rafan sedikit mundur " Apa lagi kalau nolak yang hm-... " Rafan menggantung kan kalimatnya dengan hati ingin mengerjai istrinya .

Lisa semakin bingung " apa ? " Tanyanya penasaran. Rafan tersenyum menggoda " Gimana kalau sekarang mas mau minta hak mas ? ".

Deg. Lisa membeku saat mendengar penuturan dari Rafan . Otaknya berusaha berpikir untuk memberi alasan apa ? Supaya Rafan tidak meminta hak nya sekarang .

Cup

Dengan cepat Lisa mencium pipi kiri Rafan yang membuat Rafan juga ikut mematung " udah kan ? "

PESONA GUS  ( SUDAH TERBIT)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن