EPILOG

67 5 8
                                    

"Enak?" tanya Nevan ketika mengamati sang adik yang menatap sushi dengan lahap.

"Enak banget!" sahut Naviro cepat. "Sushi selalu enak!"

Kecuali sushi kematian dari Kak Venus, lanjut Naviro dalam hati.

"Udah nggak mewek lagi?" goda Nevan yang hanya dibalas gelengan oleh sang adik. Nevan dibuat kewalahan tadi karena Naviro yang kabur ke stasiun tanpa pamit. Keyla, pacar Naviro mendadak harus berangkat sehari lebih cepat dari rencana awal.

Hal itu membuat Naviro takut nggak bisa nganterin Keyla. Agak lebay emang mengingat jarak kota tempat tinggal mereka dengan kampus Key yang hanya satu jam. Tapi ya namanya bucin, jadinya agak dramatis. Nevan memaklumi itu karena dia juga pernah muda.

"Tahun depan pokoknya dedek mau nyusulin Kak Keyla!" celetuk Naviro membuat Nevan yang tengah menegak minumannya sedikit tersedak.

"Uhukkk!"

"Kak Nevan kenapa? Keselek wasabi?" tanya Naviro asal.

"Lo yang bener aja, Dek? Mau kuliah di kota sebelah?" tanya Nevan kaget.

"Wajah gue keliatan bercanda ya, Kak? Ya serius, lah! Kata Kak Nessa boleh!"

"Ya gimana ya?" kata Nevan sengaja menggoda adiknya itu.

"Please lah, Kak! Navi juga mau ngerasain jadi anak rantau! Navi janji nggak bakal aneh-aneh, deh!" mohon Naviro. Jujur, meminta izin pada Nevan lebih sulit daripada meminta izin ke Papa dan Mamanya.

Nevan sejujurnya agak berat hati untuk mengizinkan adik bungsunya. Namun di sisi lain, Naviro bukan anak kecil lagi. Naviro butuh belajar untuk hidup mandiri. Lagi pula, ada Keyla juga, kan?

"Ya gue izinin!"

"BENERAN, KAK?!" teriak Naviro spontan membuat beberapa pengunjung menoleh ke arah keduanya.

"Santai aja napa, sih?" tegur Nevan sambil menatap galak ke arah Naviro.

"Hehehe, sorry! Makasih, Kak Nevan! Dedek sayang sama Kakak!"

"Iya, too!" sahut Nevan singkat.

"Too apa? Yang jelas!" goda Naviro.

"Iya gue juga sayang!" sahut Nevan cepat. Tentu saja dengan nada judes khasnya.

"Galak amat!"

"Iya, iya! Kakak juga sayang banget sama Dedek!" balas Nevan akhirnya.

"Aaaaa! Mau pelukkkk!" kata Naviro sambil merentangkan tangannya hendak memeluk Nevan. Namun, seperti biasa tangan Nevan bergerak cepat untuk menahan kepala Naviro agar tak makin mendekat.

"Cukup tahu aja! Gue nggak mau dipeluk! Malu!"

"Huuu! Nggak seru!" sorak Naviro.

"Terserah lo!"

"Ayo ke rumah Mama!" rengek Naviro. "Dedek udah kenyang!"

"Ya, ayo!" Nevan beranjak ke kasir untuk membayar pesanan mereka. Lebih tepatnya pesanan Naviro, sih! Naviro seperti biasa mengekor di belakang Nevan sambil sesekali menarik kaos yang dikenakan sang Kakak. Emang kelewat gabut anaknya!

Nevan diam-diam tersenyum ketika Naviro bercerita tentang percakapannya dengan Keyla sebelum Keyla berangkat tadi. Binar mata dan senyum Naviro jelas menyiratkan kegembiraan yang luar biasa.

Intinya, Nevan senang ketika Naviro aman dan bahagia dengan pilihannya. Semenyebalkan apapun Naviro dimatanya, Navi akan selalu menjadi adik kesayangan Nevan sampai kapan pun. Bantu catat, ya!

***

Dengan berakhirnya epilog, Cuteness Overload udah resmi tamat ya, Teman-teman!

Terima kasih udah bareng sama Naviro dari awal sampai akhir. Maafin Naviro yang kadang-kadang bikin kesel, ya? Hehehe!

Oh iya, ada pesan sedikit!
Umur itu cuma angka. Kedewasaan bukan hanya di nilai dari umur. Kedewasaan bisa di lihat dari cara kalian menyelesaikan masalah dan cara kalian treat someone sebagaimana mestinya.

Lagi-lagi, kita ngomongin soal takdir. Sepasang mata yang bertemu dalam satu hari bisa jadi akan saling bertaut untuk hari-hari selanjutnya. Namun ada juga yang sedari dulu bertaut namun tak di takdirkan untuk saling melengkapi.

Setelah ini, author Mon udah siapin satu extra chapter spesial, nih! Ditunggu, ya!

Sampai jumpa di nuansa cerita lain, para pemuja kata!

Oh iya, follow IG author @azzahra_syaharani @lemonulis biar tau update soal work gue di Wattpad 🤍

CUTENESS OVERLOAD (✔) Where stories live. Discover now