Flat

314 46 3
                                    

Koridor sekolah hari ini benar-benar ramai, terutama di depan mading yang berada di samping ruang TU. Puluhan kepala berdesakan hanya untuk melihat beberapa lembar kertas HVS yang tertempel di sana, mencari di kelas mana mereka akan berada selama setahun kedepan.

Berbeda dengan Boby yang memilih memainkan game di ponselnya di bangku dekat mading setelah selesai dengan urusan pengembalian buku yang ia pinjam semester lalu.

"Bro, kita beda kelas." ujar Maul yang baru saja memisahkan diri dari kerumunan, ia menepuk bahu Boby.

"Emang kelas berapa?"

"Lo MIA2, gue MIA 3." Boby membulatkan bibirnya mendengar jawaban Maul.

"Yaudah, yuk. Balik." ajak Maul.

Boby menyudahi memainkan ponselnya, ia mengantongi benda pipih itu lalu menyusul Maul yang sudah berjalan terlebih dulu.

***

'Brak!'

Pintu kamar Shania dibuka dengan kasar, seorang cowok bergigi gingsul menerobos masuk. Membuat Shania mendelik sebal, novel yang dibacanya sampai terlempar karena kaget.

"Bisa kali ketok pintu dulu." gerutunya.

"Shania! Kita beda kelas!" teriak Nabil tanpa mempedulikan gerutuan Shania.

"Alhamdulillah, akhirnya gue jauh dari lo." ujar Shania girang.

"Ck, kampret lo emang. Eh, lo sekelas sama Boby"

"Ya, terus?"

"Gak papa sih." Nabil meraih toples yang berisi keripik di nakas kemudian memakannya.

***

Kelas XI MIA2 begitu ramai, wajah-wajah cerah sehabis liburan 2 minggu terpampang jelas. Boby yang baru saja memasuki kelas mengedarkan pandangannya, mencari bangku kosong untuknya. Hanya tersisa 4 bangku kosong dan ia milih bangku ketiga dari depan pada barisan paling akhir.

Ia duduk dan mengamati teman sekelasnya. Beberapa sudah ia kenal karena memang sekelas semester lalu.

"Miss Nat datang!" teriak salah satu teman sekelasnya yang baru masuk kelas.

Beberapa saat kemudian seorang perempuan muda masuk ke dalam kelas dengan setumpuk buku pada dekapannya. Perempuan itu Miss Nat, guru bahasa Inggris sekaligus wali kelas untuk kelas Boby.

"Selamat pagi, anak-anak." sapanya ramah.

"Pagi, Miss."

"Oke, saya rasa, saya tidak usah memperkenalkan diri lagi ke kalian. Dan kalian pasti sudah tau kalau saya yang akan jadi wali kelas kalian tahun ajaran ini."

"Iya, Miss."

"Baiklah, hari ini kita akan memilih ke,-" ucapan Miss Nat terpotong karena ketukan pada pintu.

"Maaf, Miss. Saya terlambat." ujar gadis jangkung yang baru saja mengetuk pintu.

"Loh, Shania. Tumben kamu terlambat?" tanya Miss Nat.

"Maaf, Miss. Ban mobil saya pecah, trus supir lupa bawa ban serep." jelas Shania.

"Ya sudah, kamu duduk."

Shania menatap seluruh kelas lalu senyumnya mengembang saat melihat satu-satunya bangku yang belum berpenghuni. Ia melangkah ke bangku itu dan duduk di sana. Ia menoleh dan tersenyum kepada teman sebangkunya, Boby. Sedangkan Boby hanya memasang wajah datarnya lalu kembali fokus pada Miss Nat.

Shania yang merasa tersinggung karen respon Boby hanya memberenggut.

"Songong banget."

***

Side StoriesWhere stories live. Discover now