Apa Sik?

125 26 2
                                    

Taman kampus yang sejuk karena banyak pohon-pohon yang tumbuh menjadi tempat paling pas dicuaca terik seperti siang ini. Banyak mahasiswa yang memilih berkumpul di sana, entah mengerjakan tugas atau hanya sekedar mengobrol.

Seperti Shania yang duduk di salah satu bangku di taman, matanya fokus pada laptop yang menyala di pangkuannya. Ia sedang mengerjakan tugas yang baru saja diberikan oleh dosennya.

"Buat gantiin case hp kamu yang rusak." sebuah case hp disodorkan tepat di wajahnya.

Ia hanya menoleh sebentar, lalu bergumam. "Hmm, makasih."

Boby yang menyodorkan case itu duduk di sampingnya. "Hp kamu mana? Biar aku pasangin." tangannya menengadah, lagi-lagi di depan wajah Shania.

"Apaan sih, Bob? Jauhin tangan kamu." Shania menepis kasar tangan Boby. "Ada di tas. Ambil sendiri." ujarnya.

Kemudian Boby merogoh tas milik Shania yang memang terletak di sampingnya, mengeluarkan ponsel dari sana.

Hening sejenak.

"Udah!" ujar Boby, ia tersenyum puas melihat hasil kerjanya.

"Hmm.." Shania hanya bergumam.

Hening lagi. Hanya suara jari-jari Shania yang beradu dengan keyboard yang terdengar. Sedangkan Boby menatap wajah samping Shania dalam diam. Wajah yang tidak akan pernah bosan ia tatap, berapa lama pun itu.

"Lihatnya biasa aja." tegur Shania tanpa menoleh, lama-lama ia merasa risih juga.

Boby tersenyum, tangannya menyingkirkan rambut Shania yang jatuh menghalangi pandangannya. "Kamu cantik."

"Makasih. Aku memang cantik dari dulu." Shania menoleh menampilkan senyum manisnya lalu kembali fokus pada layar laptopnya.

"Tapi gendut."

Boby langsung mendapat tepukan bertubi-tubi di lengannya, ia mengangkat tangannya menghalangi tepukan Shania dan bergerak menjauh.

"Ish, kamu ya. Rasain nih." sekarang tangan Shania ganti mencubit pinggang Boby.

"Aduh, aduh. Sakit, Nju."

Boby mengadu, ia menggosok pinggangnya begitu Shania melepaskan cubitannya. Ia sedikit mengangkat kaosnya, mengintip bekas cubitan Shania memerah.

"Udah ah, mau pulang aja. Kamu ngilangin mood aku." gadis jangkung itu mematikan laptopnya, dengan wajah masam.

'cup'

Sebuah kecupan kilat mendarat di sudut bibirnya, membuatnya membeku sepersekian detik. Sebelum kembali mengayunkan tangan kanannya ke arah Boby yang dengan sigap ditangkap oleh lelaki itu.

"Meski pun kamu gendut, aku tetep cinta kok, Nju." kalimat itu diucapkan Boby dengan tulus, menatap lurus ke dalam bola mata Shania yang terbingkai kacamata.

Shania yang ditatap seperti itu tersenyum kikuk, kedua pipinya mendadak memerah.

"Kok kamu blushing?" tanya Boby dengan gaya tengilnya.

"Boby! Ih.." Shania mengangkat tangannya bersiap mengkeplak kepala Boby, tapi lagi-lagi Boby menangkapnya.

"Kamu lucu kalau lagi blushing gitu." ujarnya, ia mengecup punggung tangan Shania yang digenggamnya dengan lembut. "Pulang, yuk!" ia kembali mencium pipi Shania sebelum menariknya berdiri.

Mereka meninggalkan taman dengan bergandengan tangan, kepala Shania menyender pada lengan Boby.

***

Heheheh

Ngobrol yuk!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 10, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Side StoriesWhere stories live. Discover now