🍂Part 9

15.2K 1.2K 125
                                    

°Selamat membaca📖°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°Selamat membaca📖°

   
   KAKI Adrea berhenti diundakan tangga terakhir, matanya tertuju kepada dua orang paru baya dan seorang perempuan dewasa. Ia rasa itu kakak tertuanya, anak pertama. Veera tampak cantik dengan potongan rambut pendeknya, Adrea rasa Veera memiliki kepribadian yang menyenangkan. Tapi itu hanya dugaannya.

Perhatian Adrea teralih pada sosok Maria, cara wanita itu mengurus Veera penuh perhatian dan hati-hati. Maria melayani Veera dengan baik bahkan Adrea bisa menangkap keluhan dari raut wajah Veera mendapati sikap berlebihan ibunya. Terbukti, piring Veera kini sudah dipenuhi berbagai macam lauk pauk dengan nasi yang mengunung.

Rupanya kehidupan kedua tidak terlalu buruk. Bukankah ia sangat beruntung? Disini ia memiliki keluarga harmonisasi, berbeda sekali dengan kehidupannya dulu. Memiliki keluarga rukun seperti ini sudah menjadi impiannya sejak lama.

Dari bayi hingga remaja Adrea hidup dipanti asuhan, ia tidak tau perihal keluarga kandungnya. Ia berfikir kelahirannya adalah sebuah kesalahan, sebab jika bukan karna hal ini lantas apa alasan yang membuat orangtuanya tega menelantarkannya?

Beruntung Adrea bisa keluar dari sana setelah mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang cukup hingga bisa membeli apartemen sederhana. Hidup sendiri didunia yang begitu keras itu sulit, apalagi tidak ada seorangpun yang bisa diandalkan. Lalu siapa lagi yang bisa diandalkan kalau bukan dirinya sendiri? Orang lain? Mustahil.

Didunianya dulu apa yang tidak Adrea rasakan dan miliki bisa terwujud didunia fiksi. Ibu, ayah, saudara, ia memilikinya disini. Kini ia tidak merasa sendiri lagi. Tanpa sadar bibirnya membentuk senyum samar melihat interaksi didepannya.

"Veera! Bukannya mama udah bilang makan tuh harus sebanyak ini. Kamu gak nyadar sama tubuh kamu? Kurus, kering tidak berdaging. Dimana lemak kamu dulu? Cukup diet, diet gak jelas kamu itu. Untuk apa diet? Badan kamu kerempeng Veera." Omel Maria. Ia tidak suka melihat anaknya ini begitu ingin menurunkan berat badan, badan spek anime gepeng seperti itu untuk apa? Veera bukan butuh diet tapi obat!

Veera mengeluh mendengar omelan Maria yang terus membahas perihal dietnya. Memangnya apa salahnya ia menginginkan bentuk tubuh ideal sesuai keinginannya? Ibunya itu tidak tau saja apa alasan dibalik ia melakukan diet ketat selama ini.

"Maa.. udah dong! Mama mau bikin aku mati kekenyangan? Lagian diet itu wajar tau! Dikantor banyak tuh wanita-wanita karier yang ngelakuin diet. Badan mereka tinggi, ramping, dada besar, bokong yang mo-"

"Halah.. jangan bandingin diri kamu sama mereka. Jelas beda, kamu ya kamu. Mama lebih suka kamu berisi daripada kurus kayak orang mati besok begini." Celetuk Maria menyendokkan sayur hijau kepiring Veera lalu beralih melayani suaminya. Richard hanya diam menyimak keduanya yang beradu argumen.

Male lead AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang