🍂Part 13

9.8K 758 2
                                    

°Selamat membaca 📖°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°Selamat membaca 📖°

   SEPENINGGALAN Erliza, tak lama Adrea juga beranjak dari ruangan bercat putih itu. Terlalu lama berdiam disini membuatnya bosan dan sedikit lapar.

Dan disinilah Adrea berada sekarang-Kantin.

Adrea mencium aroma makanan panas dimeja seraya memejamkan mata menikmati saat wajahnya diterpa oleh asap yang berasal dari makanannya.

Suasana hatinya cukup bagus setelah menyelesaikan urusannya dengan Erliza. Dan Adrea yakin, Erliza tidak akan berani lagi menempeli ya seperti sebelum-sebelumnya saat ia belum memasuki dunia novel.

Mata Adrea tak luput dari semangkok bakso ukuran jumbo dihadapannya. Ya, anggap saja ia sedang merayakan kebebasannya saat ini.

"Adrea lo liat kan tadi? Belum genap 2 hari aja gue bisa nyingkirin Erliza. Nggak kayak lo, lama! Lagian goblok si, ngapain juga ikut campur urusan orang jadi mati kan." Celoteh Adrea.

Tokoh figuran itu sangat bodoh. Kenapa mau-mau saja menolong Erliza padahal sudah tau lawannya bukanlah orang biasa. Dan gilanya! Figuran itu tetap bersikukuh untuk menolong Erliza walaupun nyawanya saat itu terancam. Entah bodoh atau terlalu setia kawan, dia sungguh gadis berani.

Andai saja gadis itu tidak ikut campur mungkin saja ia masih hidup dan Adrea tentunya tidak akan memerankan karakternya sebagai pengganti.

Menghela nafas gusar. Daripada memikirkan nasib figuran itu lebih baik ia segera menyantap makanannya.

Mata Adrea berbinar. I meraih sendok, tangannya mulai membawa bakso ke dekat wajahnya, menikmati aroma daging olahan itu sebentar lalu memasukkannya kemulut.

Tiba-tiba!

BRAK

"WOI CIRO-CIROO AHAHAHA"

"Ughak uhhuk uhhuk" Adrea terbatuk hebat sangking terkejut oleh teriakan itu.

Adrea mengibaskan tangannya cepat dengan mata terbelalak. Sial! Ia tersedak!

Sang pelaku justru masih tertawa seakan tidak mengetahui situasinya saat ini. Rasanya Adrea ingin melempar mangkok berisi bakso panas kewajah Veno.

"Widih enak tuh. Eh? Lo kenapa, Re?" Tanya Veno polos.

Kenapa, katanya?

APA DIA BERCANDA?!

GUE KESELEK JANCHOKK!

Male lead AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang