🍂Part 17

7.5K 687 70
                                    

°Selamat membaca 📖°

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

°Selamat membaca 📖°

"AAAAA!"

Bug!

Teriakan keras itu mengudara disusul suara benda jatuh yang menyambut awal pagi. Burung yang berkicau didahan pohon seketika mengepakkan sayap menjauhi asal suara karna terkejut mendengar teriakan melengking tersebut.

"Adohh...patah nih pasti pinggang gue!" Keluh Adrea setelah menubruk lantai merasakan rasa sakit dibagian tubuh yang lebih dulu menghantam lantai.

Berusaha bangkit, Adrea mendudukkan diri ditepi kasur, pikirannya berkecamuk kala mengingat apa yang menjadi penyebab ia berteriak.

Lama terdiam. Adrea tampak linglung, belum sepenuhnya mengerti apa yang berusaha disampaikan dalam mimpinya tadi.

Tangannya terangkat, menyentuh bagian dada yang terasa nyata ditancapi benda tajam. Meneguk ludah kasar, bayangan kematian mengerikan itu kembali berputar diotaknya.

Adrea dapat menyimpulkan beberapa fakta dari mimpi buruknya itu.

Pertama, Adrea sang tokoh figuran tidak tulus menjalin persahabatan dengan protagonis wanita, Erliza. Sang figuran itu hanya berpura-pura, memperlakukan Erliza dengan sebaik mungkin tanpa membuat Erliza curiga. Bahkan, saat Adrea menolong Erliza dari Ashland, gadis itu tak bertanya lebih. Erliza menganggap perlakuan Adrea adalah bentuk kesetiaan dan ketulusannya sebagai teman. Apa Erliza sungguh tau arti teman sesungguhnya seperti apa?

Dan yang membuat Adrea sangat-sangatlah shock. Sang figuran tersebut-

MENCINTAI ASHLAND?!

What the hell?! Apa dia sudah gila?!

Didalam mimpinya itu Ashland begitu bruntal menghujami sang figuran hingga tubuh kurus itu benar-benar hancur, mengeluarkan organ dalamnya. Dan si Adrea bodoh itu justru menyukai pria tidak waras seperti Ashland?

Bahkan-Disaat terakhirnya pun, Adrea masih mengharapkan belas kasih pria yang ia cintai, berharap dikehidupan selanjutnya pria itu juga mencintainya.

Bukankah Adrea figuran itu tolol?

Apa yang dia lihat dari Ashland hingga senekat itu demi mencari perhatian?

"Arghh...Kenapa gue yang harus nanggung hidup lo!" Kata Adrea menggacak rambutnya frustasi.

Menghela nafas panjang." Jadi gunanya gue ke dunia novel ini buat apa? Memperbaiki hidup dia? Gitu?"

Ubahlah akhir hidupku

"Eh? Siapa yang ngomong?" Panik Adrea menatap segala sisi ruang kamarnya dengan tatapan horor. Mungkinkah setan? Tapi masa munculnya jam segini?

Memperhatikan baik-baik sisi ruangannya. Dari sudut ke sudut ia tidak menemukan keberadaan sosok makhluk halus itu. Tanpa sengaja, matanya menatap kearah cermin yang terletak tepat didepan pandangannya.

Male lead AntagonistWhere stories live. Discover now