🍂Part 10

14.8K 1.1K 79
                                    

°Selamat membaca📖°

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

°Selamat membaca📖°

INI adalah hari ke-2 Adrea berada didunia fiksi. Ia pikir akan sulit menyesuaikan diri dengan keluarga tokoh figuran yang tubuhnya ia tempati, rupanya tidak begitu sulit karna keluarga ini cukup asik walau kadang sedikit stress, terutama Dery.

Pandangan pertama Adrea terhadap abangnya itu runtuh begitu saja setelah sikap absurd Dery terlihat, padahal kesan Adrea kala melihat Dery seperti sosok agung yang diciptakan begitu sempurna. Tapi opini tersebut langsung pecah saat tau Dery suka mendadak dramatis seperti sedang bermain film Disney. Sikap aneh nya itu sangat bertolak belakang dengan wajahnya yang kalem.

Setidaknya hanya Richard yang terwaras dari mereka. Mengingat pria spek hot Daddy itu membuat Adrea tiba-tiba blushing. Bagaimana tidak? Saat berada direngkuhan Richard Adrea tanpa sadar terlelap hingga berakhir tertidur dalam kehangatan pria itu.

Dan Adrea juga tau bahwa Richard juga mengendongnya hingga sampai kekamar, bukankah dia sosok ayah yang sangat penyayang? Senang bisa memiliki seorang ayah seperti Richard walau dia minim ekspresi dan pelit suara.

Adrea menatap pantulan dirinya dicermin menelisik penampilannya, setelah dirasa sempurna Adrea menyampirkan tas brown miliknya dan menyambar jaket dipengantungan. Hari ini ia bersiap lumayan cepat karna ada hal yang akan ia lakukan setibanya di sekolah.

Setelah dirasa semuanya lengkap, Adrea segera keluar dari kamar menuruni tangga untuk menuju ruang makan. Sampai disana, ia melihat Maria tengah sibuk mempersiapkan sarapan di meja.

Adrea berjalan mendekat membuat Maria tersadar dengan keberadaannya.

"Eh? Tumben beresnya cepat? Biasanya bangun kalau udah hampir telat." Ujar Maria. Apa yang dikatakannya barusan memang tidak salah, anaknya ini memang selalu terbangun diwaktu mepet. Jika dibangunkan Adrea akan beralasan 5 menit, 10 menit, sebentar lagi, hingga berujung telat.

Maria bahkan sudah lelah entah dengan cara apalagi ia akan membangunkan anaknya ini, tapi sepertinya pagi ini berbeda. Anaknya bangun lebih awal dan selesai lebih cepat dari yang lain, Maria tadinya berfikir akan membangunkan Adrea dengan membawa panci dan spatula.

Tapi sepertinya ia tidak perlu repot melakukan itu, sebab anaknya sudah ada dihadapannya. Walau sedikit merasa aneh dengan perubahan Adrea yang satu ini tapi Maria lega tidak perlu repot-repot dan berfikir keras untuk bisa membujuk Adrea agar bangun.

"Ini, makan roti kamu dan susu juga. Habiskan." Titah Maria saat Adrea hendak menolak susu pemberiannya. Dengan terpaksa Adrea mengambil susu ditangan Maria lalu meneguknya hingga habis. Maria tersenyum tipis karna Adrea menurut padanya.

Male lead AntagonistWhere stories live. Discover now