46. 🧸 Mabur Ke Belanda.

3.9K 487 189
                                    

"Itu kenapa kok nangis?" Alec yang nunggu di depan itu mencureng.

"Es krim jatoh Dad," jawab Aleccia yang bantuin adeknya turun meski sambil nangis meler-meler.

"Jatoh ya diambil lagi dong," balas bapaknya santuy.

"Yahh Daddy, kalo diambil tu es krim udah ada topping tanahnya, Daddy mau anaknya cacingan? Kaga jadi gimbal-gimbul, nanti kalo dibawa ke Belanda oma langsung kaget kirain cicitnya kaga dikasih makan." Aleccia meracau belain adeknya, padahal sebelumnya dia yang punya ide sesat kek gitu.

Gimbul diem tapi tangannya belepetan habis usap ingus, karena jijik dia langsung lap tembok soalnya mau lap koko tapi si koko meyon udah mencureng duluan. Dengan megab-megab dia jalan tanpa nungguin koko yang masukin motor ke garasi.

Berangkat ke Belanda Itu jadinya mundur terus, gimana lagi karena anaknya yang kecil itu kebanyakan tingkah pakai nolak sekarang. padahal itu pesawat juga sudah tinggal ngeng berangkat. Kan kao begini kasihan si oma nunggu. Mana sedang sakit pula.

Dari dalam rumah Jully muncul dengan membawa hempon, keknya sedang bicara dengan orang. "Gio, ini ada uncle Hans, dia nanya Gio mana kok belum sampe?"

"Jio cibuk," jawab Gimbul yang tenteng tas bagi-bagi es krim.

"Ini dicariin loh, sini deh jawab dulu. Dipanggil uncle kok gitu?" Jully rayu anaknya.

Gimbal manut, es krim di kantung belanjaan tadi sudah tinggal 2 entah dia bagi kepada siapa. Dengan santuy dia nyamper emaknya dan dengan muka bengep dia tengok layar hempon emaknya.

"Haloooooo ... !" sapanya dengan ramah tapi sambil lap ingus.

Hans yang berada di Rotterdam itu sejenak kaget, kok ya makin bulad saja. "Hallo kleine jongen."

"Halooooo oude maaaaan." Gimbul angkat tangannya dengan nyaring.

Jully santuy tapi bapaknya langsung mendelik dan rebut hempon, eh itu sama orang tua kenapa kaga ada sopannya. Ini jelasinnya kek mana coba, mungkin om Hans nyapa Gio ke halo bocil couo, eh anaknya dengan polosnya malah bales dengan halo wong tuek, mana sopan aela.

"Sorry Oom," kata Alec kan jadi kaga enak.

"Sudahlah tidak apa-apa, itu hanya kepolosan anak-anak, kami jadi semakin rindu." Om Hans menjawab yang langsung auto translate biar kaga puyeng. "Kalian kenapa lama sekali, aku kira sudah berangkat tapi lihatlah anak kamu, sedang apa dia?"

"Kumat, habis nangis di sepanjang jalan kenangan, es krimnya jatuh." Alec ambil kendali.

"Poor boy, Alec, biar aku bicara dengan putramu," kata om Hans yang entah mau ngapain.

"Tidak tanpa dampinganku," katanya yang takut anaknya ngadi-ngadi.

"Alec ayolah. Oma sudah menunggu, apa kamu mau buang waktu?" tanya Hans agak ngancem.

"Hhhh, baiklah." Alec kasih hempon kepada anaknya.

"Macihhh Da-da," sahut Gimbul.

"Eh bukan makasih, itu ngobrol sama uncle Hans," kata Alec, emang anaknya ini kerap salah sever.

"Wooooo ciyaaaaap ... !" kata Gimbul yang langsung saut hempon terus kabur.

Jully nanya ada apaan tapi Alec malah cuma geleng-geleng, kaga tau mau ada konspirasi apaan juga antara anak bayik dengan pamannya itu. Mungkin mau dirayu biar mau pergi ke Belanda. Gio ngeyel kaga mau berangkat soalnya akaknya kan kaga ikut, coba ikut pasti udah mabur.

Aleccia sedang sibuk dan Aldo juga lagi koas, mana bisa pergi lama-lama. Ya kali rumah oma Marielle tu di belakang rumah Kipli dempetan ama rumah Ultraman dan Ironman, Kikkoman. Ini perjalanan saja makan waktu yang lama.

Hallo Baby - Alec Fam season 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang