Bab 4. Hem🔞

4.5K 17 0
                                    

"Juan!" Panggil seseorang membuatnya menoleh ke sumber suara. Pria itu sedang berada di kampus, universitas favorit yang tentunya dia seorang mahasiswa. Pria tampan, gagah dan tinggi. Banyak wanita yang mengejar-ngejar, cari perhatian kepadanya bahkan selalu mengajak ngobrol sambil cari kesempatan.

"Ada apa?" tanya Juan.

"Makan siang bareng yuk?!" Diajak makan siang bareng cewek cantik yang bernama Karina. Yang tak lain adalah teman dekatnya Juan.

"Boleh, tapi lo jangan lupa bilang sama Jeno biar nggak salah paham lagi. Nanti gue yang kena sasaran." ledek Juan.

"Dih, siapa Jeno! Nggak kenal gue," celetuk Karina.

"Awas nanti jatuh cinta loh, bahaya!" ujar Juan.

"Bodo amat." Karina langsung menarik pergelangan tangan kekar cowok itu menuju kantin. Tak masalah, bagi Juan ini hanyalah teman dekat dari jaman SD sampai kuliah mereka bareng terus. Cuman, Karina tidak tahu kehidupan pribadi Juan. Itu privasi. Mereka berteman tidak menceritakan seluruh kisah hidupnya sampai akar-akarnya.

Juan memeriksa ponselnya berkali-kali. Dia taruh di atas meja makan sambil menunggu pesanan datang, sembari melirik Karina yang sejak tadi makan es krim tidak habis-habis. Mana jilatannya membuatnya teringat Kayla. 'setan, pikiran macam apa ini' Juan menghiraukan pikiran tersebut.

"Kenapa belum balas-balas sih?!" Juan menunggu balasan pesan dari pacarnya. Sudah lebih dari 3 jam belum dibalas-balas apa mungkin sibuk bekerja?

"Kenapa lo? Nunggu chat dari para cewek yang ngejar-ngejar lo itu ya?" tanya Karina.

"Kepo banget sih. Ini juga pesanan lama bener nggak tau lagi laper apa gimana deh," katanya sambil kesal.

"Heh, lo tuh kenapa sih? Sabar dikit, lagian rame juga nih orang pada nungguin." kata Karina.

"Iya tau." Juan langsung diam. Ia salah kalau harus marah-marah tak jelas di depan Karina, bakalan tetep aja kalah.

Setelah makan siang sedang berlangsung, ada panggilan masuk serta getaran yang mengejutkan kedua manusia itu. Juan pun mengangkat panggilan dari Kayla dengan senang hati, ia menjauh dari Karina agar tidak mendengar percakapannya. "Kamu sibukkah?" tanya Juan.

"Kamu bisa temui aku sekarang?"

"Kamu dimana?" tanya Juan dengan semangat.

"Aku di apartemenmu," jawab Kayla.

Dengan cepat, dia mengambil tas hitam miliknya yang ada di meja lalu berpamitan kepada Karina yang sedang menikmati makan siangnya. "Gue balik dulu. Ada urusan bentar, bye bye ..." Juan pamit.

"Bye ... Hati-hati di jalan jangan ngebut-ngebut lo," pekik Karina. Gadis itupun masa bodoh dengan apa yang Juan lakukan, dia tidak ingin tahu meskipun ada rasa namun memilih diam.

***

Ditengah perjalanan sedang macet, panas dan rasanya tidak sabar ingin menemui kekasihnya. Kapan lagi bisa seminggu ketemu 2 kali, resiko jadi selingkuhan harus menuruti perkataan sang pacar. Istri orang ini bukan wanita sembarangan, susah payah dia mendapatkannya.

"Duh, Kayla pasti nunggu banget nih." ucapnya.

10 menit kemudian dia melancarkan perjalanannya lagi karena macet sudah berakhir. Ngebut tanpa memikirkan nyawa karena dia sudah tidak sabaran untuk menemui kekasihnya. Setelah sampai di apartemennya, Juan masuk ke dalam lift karena masih di lantai 1 rupanya. Dia mencium aroma ketek dan jambulnya agak acak-acakan. Sebelum bertemu dengan Kayla ia harus bersih dan wangi.

Juan membuka pintu kamarnya. Tempat tinggalnya tidak begitu luas namun sangat cocok untuknya yang tinggal sendirian. Dia mencium aroma yang sangat enak, sudah pasti Kayla masak makanan kesukaannya. "Wanitaku, memang sangat hebat." pujinya. Dia begitu semringah menuju dapur menghampiri sang pacar, lalu memeluk wanita itu dari belakang.

"Eumh, sayang kamu wangi sekali!" Juan mencium aroma tubuh Kayla yang khas. Wanita ini benar-benar menggugah selera, sangat-sangat membuat Juan tergila-gila sampai tidak ingin jauh dari wanita itu.

"Jangan ganggu dulu. Aku sedang masak, nanti gosong Juan!" Kayla risih. Dirinya seperti tidak bisa bergerak dengan bebas karena ulahnya Juan.

"Kamu mah sibuk sendiri. Akunya dianggurin," celetuk Juan sambil meraba-raba lalu ditepis oleh Kayla. "Juan, mandi sana! Kamu jangan kayak anak kecil deh, nanti ada waktunya kita bermesraan!" cetus Kayla.

"Serius? Kamu nggak buru-buru pulangkan? Yes, akhirnya cintaku!" Girangnya seraya melepaskan pelukannya. Ia segera membersihkan badannya lalu menyantap makanan bersama Kayla.

Mereka selisih 2 tahun. Tidak begitu jauh jaraknya namun Juan lebih muda dari Kayla, sebut saja wanita itu mendapatkan berondong yang awalnya tidak ia sukai. Kelihatan nakal, playboy dan tengil. Namun kenyataannya tidak seperti yang dia pikiran malahan jauh lebih baik dari suaminya, dia mendapatkan kasih sayang yang tulus dari Juan. Jadi, bukan berarti hanya menjadi pelampiasan nafsu seksualnya.

Setelah menyiapkan makanan, ia menunggu Juan keluar dari kamar karena sudah lebih dari 20 menit belum keluar-keluar juga. Kayla sangat nyaman di sini, sengaja tidak bekerja hari ini karena ingin datang ke sini. "Aku bisa menghirup udara segar di sini," ucapnya. Ia memakai baju oversize tanpa mengenakan celana pendek hanya celana dalam saja. Itu sengaja, karena Juan sangat menyukai menampilkannya yang seperti itu.

"Kamu beneran nggak pulang?" tanya Juan baru saja keluar dari kamarnya. Aroma tubuh pria itu sangat segar, rambut basah serta senyuman lebar memperlihatkan gigi yang putih bersih.

"Iya. Suamiku sedang keluar kota. Jadi, dirumah sendirian lagi," jawab Kayla.

"Biasanya kamu juga tetap di rumah. Tapi kenapa sekarang di sini?"

"Ya pengen coba, aja. Kira-kira ada yang laporan atau enggak. Ada yang curiga atau enggak. Bosan Juan hidup kayak begitu terus, aku pengen bebas."

"Oke deh. Untuk saat ini kamu akan mencobanya, siapa tau semua orang cuek. Coba aja dulu kita ketemu sebelum kamu menikah nggak bakalan begini," kata Juan.

"Sebenarnya kita udah pernah ketemu, kita pernah satu kampus dan aku kakak tingkat kamu. Cuman pada saat itu kamu memang fokus sama kelakuan kamu yang begitu. Tebar pesona," kata Kayla.

"Ih bukan begitu. Aku tuh nggak ada baru pesona karena ya namanya bocah ingusan. Tapi nggak papa, sekarang aku jadi milik kamu, kamu jadi milik aku!" Juan mencium pipi kekasihnya.

Kayla keliatan badmood. "Ya udahlah, sekarang kita makan aja deh daripada aku ke inget terus sama kelakuan kamu itu. Untuk sementara aku tinggal di sini," ucapan Kayla mengejutkan Juan sehingga cowok itu begitu girang.

"Akhirnya setiap hari aku bisa melihat wajah kamu. Yuhuuuuu, aku menang. Sebentar lagi akan selamanya bukan?" Girangnya ia ingin melompat-lompat kegirangan tetapi Kayla langsung menggelengkan kepalanya.

"Dasar, kamu resek kalau lagi lapar. Udah ah, makan dulu keburu dingin nanti." kata Kayla memboyong Juan untuk menuju meja makan.

Lanjut?

Tergoda Berondong Nakal 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang