Bab 6. Bimbang

1.4K 10 0
                                    

"Ya enggak mungkinlah." Kayla heran.

Ada saja kelakuannya Juan, badan kekar tapi jiwa lawaknya ituloh ada saja. Setengah jam permainan akhirnya selesai berasa lecet dan Kayla meringis merasakan Miss V nya. Juan pun khawatir setelah keluar dari kamar mandi. "Kamu nggak papa kan?" tanya Juan penuh khawatir.

"Nggak papa, cuma rasanya nyeri dikit." katanya.

"Kalau ada apa-apa bilang ya, jangan kamu tahan." Juan tidak mau kenapa-napa karena dirinya juga hilang kendali saat terhasut nafsu yang membara. Desahan yang keluar dari mulut Kayla sangat membuatnya hilang akal.

"Iya, aku nggakpapa kok. Sekarang tidur yuk," lembut Kayla untuk malam ini besok kembali untuk bekerja. Untuk saat ini ia tinggal bersama dengan sang kekasih, nyamannya bukan main. Andai suaminya seperti Juan, pastinya Kayla bahagia sekali.

Juan menatap wajah cantik itu dipagi hari, mengukir senyuman tipis mengisyaratkan bahwa dirinya sangat bahagia. Juan sadar, bahwa sebenarnya Kayla bukan miliknya. Namun, dirinya akan mengambil wanita itu dari sang pemilik untuk dijadikan pendamping hidup.

'Aku akan membuatmu lebih bahagia,' ucapnya dalam hati. 'kamu nggak akan sendirian lagi, selamanya sama aku dan bersama setiap malam.' batinnya.

Memejamkan mata sekilas. Ia langsung bergegas untuk membersihkan badannya dan membuat sarapan pagi. Lagian, ini masih jam 6 pagi Kayla tidak perlu dibangunkan dulu. Setelahnya selesai mandi, memakai baju santai sebelum berangkat kuliah. Eh, kelupaan bahwa semalam dia belum mengerjakan sesuatu.

"Juan, jam berapa ini?" tanya Kayla berusaha untuk membuka kelopak matanya lebar-lebar. Dia masih mengantuk.

"Ini kenapa rasanya dingin banget sih, padahal aku udah pakai selimut. Huft!" Tak sadar bahwa dirinya tidak memakai apapun sehingga terkejut melihat kondisi tubuhnya. "Astaga, bajuku mana?" katanya sambil terkekeh.

"Masih banyak waktu, kok. Tadinya aku mau bangunin kamu nanti aja, eh bangun sendiri." kata Juan. Lelaki itu melenggang pergi menuju ke dapur untuk membuat sarapan pagi.

"Aku ke kamar mandi dulu," ucapnya seraya mengambil handuk yang ada di atas kasur milik Juan.

Sarapan pagi sudah siap. Lelaki itu senantiasa menyiapkan semuanya untuk sang kekasih, dia tidak peduli akan Kayla yang tidak bisa masak. Dia menerimanya. Kemudian menunggu wanita itu turun sarapan bersamanya.

Setelah turun. Juan mempersilahkan tempat duduk untuk Kayla. "Sarapan, abis itu aku antar kamu ke kantor."

"Eum, iya. Tapi, kayaknya nggak perlu deh sayang. Hari ini kamu kuliah kan?"

"Iya. Tapi ada waktu buat antar kamu,"

"Jangan. Mending aku berangkat sendiri aja, ini belum waktunya kamu antar aku." Menolak halus. Sehalus mungkin agar Juan tidak merasa tersinggung karena ini belum saatnya. Melihat ekspresi lelaki itu membuat Kayla mengelus punggung tangan Juan lalu menggenggamnya.

"Iya, aku ngerti."

Ngalah lagi. Lagian mau nyari mati ya?

***

Teringat ekspresi Juan tadi pagi membuatnya merasa bersalah. Lelaki itu terus saja dibuat mengalah dan tidak berikan kebebasan bersamanya. Jika ada seseorang dari kantor melihat kedekatannya dengan Juan. Apa kata mereka. Biar Kayla urus sendiri sekarang sampai semuanya benar-benar selesai.

Cari aman.

Kayla fokus mengecek seluruh laporan yang masuk kemarin dan hari ini. Ia merasa kepalanya pusing tetapi harus bisa menyelesaikannya hari ini, sudah mendapat amunisi dari sang pacar makin lebih giat lagi.

"Bu, laporan yang sudah selesai mana, ya?" tanya Anna dengan wajah songongnya. Salah satu karyawan paling berani dengan atasannya di kantor, eits. Dia adalah sahabat dekat Kayla yang emang sudah lama sekali mereka bekerjasama.

"Lo, ngapain aja. Mentang-mentang gue kemarin libur terus sekarang biarin gue sendirian?" cetus Kayla.

"Ya, lo enak-enakan sama pacar, terus gue ngurus semua gitu. Dan sekarang lo juga mau nyantai, dih nggak bisa!" Anna pun nyerocos tak henti. Cukup dia saja yang tahu kelakuan sahabatnya ini, agak sengklek tapi ia mendukungnya.

"Na, kalau gue beneran lama sama Juan. Gimana nasib kedepannya ya? Apakah semua akan baik-baik aja, gue cuma takut kalau Juan yang kena imbasnya. Bukannya gue," kata Kayla tiba-tiba membahas hal penting ini. Mau tidak dijawab semua telah direncanakan oleh Anna bahwa semuanya karena Anna.

"Kay, jalani aja dulu. Hubungan ini memang salah tapi, lo harus siap kedepannya gimana. Lagian selama ini nggak ada yang tau kan?" tutur Anna.

"Huft, gue cuma nggak mau aja."

"Kay, semua perbuatan kita pasti ada aja masalahnya. Nasib kedepannya ya udahlah pasti kalian bisa melewatinya, lo nggak mikir juga nasib laki lo yang nyakitin lo tanpa nyentuh?" ujar Anna.

Kayla tidak mau kalau Juan akan mendapatkan keburukan dari perselingkuhan ini. Jelas aja, jika ketahuan maka yang paling parah adalah Juan. Mereka pasti tidak akan membiarkan Juan berkeliaran, karena sudah menyebabkan sesuatu hal yang merugikan. Padahal semua ini karena Kayla. "Tau ah, pusing."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 31, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Tergoda Berondong Nakal 21+Where stories live. Discover now