Chapter 1 - Senja

154 1 0
                                    

Senja kala itu, mengubah segalanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Senja kala itu, mengubah segalanya.
Ya, bagaimana mungkin aku melupakannya. Semua terjadi begitu cepat dan secara tiba-tiba. Andai kala itu aku tidak menanggapinya, mungkin arah laju tidak akan sampai dititik ini. Langit yang mulai mengubah warna, kendaraan yang tiada hening dikala itu, membuat keadaan sontak ramai. Aku segera mengemas barang-barang, mempercepat langkah menuju motor yang sudah tertata rapih didepan gedung.

"Kok tumben sendiri? Bestienya kemana?" Ucap laki-laki berbadan tinggi dengan rambut hitam tebal sedikit ikal tak beraturan.

Aku mengerutkan dahi dan memberikannya tatapan tajam dengan tujuan sedikit mengintimidasi. Tanpa basa-basi, aku segera menyalakan motor dan segera meninggalkannya dengan muka jengkel.

Perkenalkan, aku Alana Carolline Mauren, wanita berumur 23 tahun, memiliki tubuh setinggi 162 cm, dengan rambut panjang lurus berwarna hitam. Aku putri tunggal dari keluarga Mauren. Keluarga kami menjalani beberapa usaha diberbagai bidang. Papahku memiliki bisnis dibidang kuliner yang memiliki cabang disetiap kota bahkan daerah diberbagai tempat, sedangkan bunda memiliki bisnis dibidang kecantikan yang namanya kini sedang melejit. Tak heran, aku sebagai anaknya sering menjadi sorot media karna usaha orang tuaku.

Sebagai anak tunggal, tak heran kesepian adalah teman terbaik yang aku miliki saat ini. Bisnis orang tuaku membuat mereka sangat sibuk dengan pekerjaannya dan tak jarang mereka pergi dalam waktu lama meninggalkanku dirumah. Walau begitu, bi Inah selalu menemani dan memanjakanku setiap saat. Seorang asisten rumah tangga yang sudah hampir menjadi wanita paruh baya ini adalah orang yang sudah merawatku sejak kecil.

Banyak yang mengakui, bahwa aku memiliki sifat yang ceria dan pandai berkomunikasi dengan orang lain. Tetapi, disisi lain, aku juga dikenal sebagai wanita dingin dengan tatapan tajam mengintimidasi. Walau aku tidak bermaksud seperti itu, aku hanya wanita yang tidak bisa menutupi ekspresi wajahku. Apapun yang aku rasakan, mungkin mulutku dapat menutupinya, namun tidak dengan gimick wajah.

Ramainya kendaraan membuat aku tidak bisa melaju lebih cepat. Janji yang sudah kubuat dari sebulan yang lalu, tak dapat kupenuhi. Usahaku menepati janji itu sudah kupaksakan. Sesampainya didepan rumah Wili, aku melihat wajahnya tampak datar dan marah. Senyum yang biasa diberikan kepadaku saat bertemu, kini terenggut amarah. Aku hanya tertunduk diam, berharap Wili bisa memaafkanku.

"Wiliam Altezza".
Laki-laki dihadapanku saat ini adalah pacarku yang sudah terjalin selama 9 tahun. Memiliki tubuh sedikit berisi dengan rambut hitam lurus. Dia adalah kakak kelasku sejak SMP dan SMA. Sejak awal, aku yang lebih dulu menyukai Wili disekolah. Aku menyukainya karna Wili memiliki sifat yang dingin kepada wanita. Walau begitu, kami berpacaran sejak lulus SMP.

Setelah hubungan yang terjalin begitu lama, aku dan Wili sering bertengkar karna pikiran kami yang tidak seirama. Sifat Wili yang keras membuat aku sering memendam apa yang aku rasakan. Aku yang tidak tau bagaimana cara mengungkapkan apa yang aku rasakan, membuat batinku menjadi tersiksa. Sesekali aku melampiaskan perasaan ini ke hal yang tidak baik.

𝙄𝙩'𝙨 𝙔𝙤𝙪Where stories live. Discover now