Chapter 3 - 10/08

24 0 0
                                    

"Alana" Teriak laki-laki dari lorong kelas

Dengan berlarian kearahku, menunjukan wajah gembira yang tidak dapat ditutupi, aku melihat sosok laki-laki yang baru saja masuk dalam kehidupanku dan menumbuhkan warna baru disetiap lembarnya

"Kenapa?" Ucapku

"Sore ini ada agenda apa? Sibuk gak?" Ucap Baskara dengan nada terengah

"Gak ada sih, kenapa sih? Kok kaya lagi panik gitu"

"Jalan" Ucap Baskara terputus

"Hah?"

"Lo mau gak jalan sama gua sore ini? Ada hal yang mau gua bicarain sama lo Alana"

"Hm. . .Oke, mau kemana? Fancy tutup hari ini"

"Lo pokoknya ikut aja, gua punya tempat yg pernah gua datengin, dia tenang banget, pasti lo suka, jam 4 gua tunggu didepan gerbang kampus ya, sampai nanti" Ucap Baskara dengan wajah tersipu

Aku yang masih berdiri diam melihat Baskara terus melangkah menjauh. Entah sudah berapa lama aku tidak merasakan hal seperti ini, tapi ini benar-benar membuatku penasaran.

Setelah mata kuliahku selesai, aku segera merapihkan semua barang-barangku. Aku segera berlari ke toilet dan mulai merapihkan pakaianku. Menambahkan sedikit riasan yang mulai pudar dan menyemprotkan minyak wangi Vanila kesukaanku.

Dari kejauhan, aku melihat Baskara sudah menungguku didepan gerbang. Dengan kaos hitam dilapisi kemeja kotak merah membuat penampilannya terlihat sederhana namun sangat cocok untuknya. Segera aku mempercepat langkahku dengan perasaan deg-degan tidak seperti biasanya.

"Hai, maaf ya udah nunggu lama" Ucapku

"Engga kok, santai aja, udah siap?"

Aku yang hanya menjawab dengan anggukan dengan wajah yang sedikit menunduk. Tiba-tiba, Baskara memakaikan aku helm, yang membuat kami saling bertatapan satu sama lain. Segera aku menaiki motor yang sudah tak asing terlihat ini dengan wajah gugup.

Selama diperjalanan, kami hanya terdiam. Entah apa yang sedang dipikirkan Baskara, aku melihat hari ini dia cukup berbeda. Udara yang kini terasa semakin sejuk membuat aku tidak memalingkan pandanganku. Tempat yang asing, dengan kondisi yang tidak terlalu ramai membuat pohon yang tertiup angin menjadi sangat terdengar.

Laju kami terhenti disalah satu tempat makan yang terlihat cukup tua. Aku yang tidak biasa ke tempat seperti ini terlihat kurang nyaman. Baskara yang segera menggandeng tanganku membuat perasaan ini menjadi lebih baik.

"Eh si aa, udah lama gak kesini, gimana kabarnya? Baik a?" Ucap wanita paruh baya pemilik rumah makan ini

"Baik bi, saya kesini sama temen saya, tolong buatin kaya biasa ya bi" Jawab Baskara

Aku hanya terdiam dan tersenyum sambil mengikuti langkah Baskara yang terus melangkah hingga dalam. Dan akhirnya kami sampai ditempat yang benar-benar belum pernah aku datangi sebelumnya. Danau yang terlihat sangat tenang, angin yang berhembus dengan bau yang menyejukan penciuman membuat aku merasa lebih nyaman dari sebelumnya

"Gimana? Masih kerasa gak nyaman?" Tanya Baskara secara tiba-tiba

"Eh? Emang keliatan ya? Maaf yaa" Ucapku

"Tenang, gak bakal gua apa-apain kok, ini salah satu tempat favorit gua lainnya selain Fancytea"

"Enak, tenang, gua suka"

"Bagus deh kalo lo suka, Btw alana, lo mau apa? Mie ayam disini enak, lo harus coba atau lo gak suka mie ayam? Sukanya spaghetti ya? Secara lo kan . . ."

Omongannya segera kuputus dengan jawabanku yang sedikit meninggi

"Apa? Apa? Gua suka kok, tapi gua lagi gak pengen makan, lo aja ya" jawabku ketus

"Hehehe maaf maaf, bercanda tau, lo lucu ya kalo lagi marah, judes banget, tapi gua suka" Ucap Baskara

Tak terasa, kami mulai masuk menikmati perbincangan random kami. Aku merasa senang saat berbicara banyak hal dengan Baskara. Banyak kesamaan dari kami yang membuat kami semakin akrab

Hari yang mulai memasuki malam, membuat danau yang terlihat jelas ini mulai gelap. Bintang yang bertaburan dilangit pun mulai tampak. Beberapa kali kunang-kunang berterbangan diantara kami. Udara yang semakin menusuk ini membuat tubuh kami terasa sangat dingin.

"Alana, sebenernya ada yang mau gua bicarain sama lo" Ucap Baskara sambil menatapku dengan tajam

"Apa? Kok kayanya serius banget sih"

"Gua malu banget Lan, tapi gua harus bilang. Gua suka sama lo, gua nyaman ngobrol sama lo, gya pengen kita deket lebih daripada sekedar temen Lan, walau gua tau kita baru deket sebentar, tapi gua gak pernah senyaman ini deket sama perempuan" Ucap Baskara

Mulutku segera bisu dan kaku. Tubuh yang dingin ini semakin terasa dingin. Perasaan yang sudah lama tidak aku rasakan ini membuat aku semakin gak karuan.

"Kok bisa? Kita baru deket beberapa hari ini. Lagi pula, gua baru putus dari mantan gua yang udah pacaran selama 9 tahun. Gua bukan tipe orang yang pacaran cuma untuk dijalani. Gua pengen pacaran sama orang yang emang bisa komitmen untuk menikah sama gua. Mending lo pikirin dulu" jawabku

"Gua yakin Lan. Gua emang mau komitmen untuk lanjut ketahap serius sama lo. Bukan cuma untuk pacaran. Selain karna umur gua yang semakin tua, gua gak tau kenapa, gua ngerasa pilihan gua kali ini adalah pilihan yang tepat Lan. Terlepas dari apapun masalalu lo. Gua siap Lan nerima semuanya"

Hembusan angin terus terdengar dengan jelas. Wajah kami saling bertatap dengan bibir yang sudah membisu. Aku terus memikirkan apakah aku sudah siap menjalani hubungan yang baru?

Berusaha ku yakinkan hatiku, ku lihat kedekatan ku dengan Baskara beberapa hari ini. Membuat aku tersadar, kalau saat ini, sudah waktunya aku membuka lembaran baru untuk orang baru. Dan akhirnya aku meyakinkan diriku, kalau aku juga akan mencoba menginginkan Baskara

"Iya gua mau, janji sama gua untuk komitmen ya? Terlalu buang-buang waktu kalo lo cuma main-main" Ucapku

Baskara yang terlihat tersenyum, langsung memegang erat tanganku dan segera memelukku. Tubuh dingin ini menjadi terasa hangat. Detak jantung ini semakin cepat dan bibir yang terus memberikan senyuman.

Aku yakin, aku bisa menjalani hubungan yang lebih baik dari hubungan yang sebelumnya. Aku akan selalu berusaha untuk yang terbaik dalam hubungan baru ini. Aku tidak menaruh ekspetasi banyak dalam hubungan kali ini karna aku tidak mau kecewa lagi.

Malam pun semakin larut. Aku dan Baskara segera melangkah untuk pulang. Keberangkatan yang terasa berjarak, kini tergantikan dengan kepulangan yang terasa erat. Aroma manis ditubuh Baskara membuat hidungku tak berhenti menciuminya. Tubuh yang terasa lebih besar dariku dan pinggang yang terasa nyaman saat ku letakan pelukan ini.

Sesampainya dirumah, aku segera membersihkan tubuhku dan segera melihat foto-foto kebersamaan dengan Baskara hari ini.

"Tuhan, aku mohon, jadikanlah ini yang lebih baik dari sebelumnya"

"Tuhan, aku mohon, jadikanlah ini yang lebih baik dari sebelumnya"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
𝙄𝙩'𝙨 𝙔𝙤𝙪Where stories live. Discover now