Chapter 5 - Kepercayaan?

5 0 0
                                    

Malam yang terasa menusuk ini membuat perasaanku semakin bimbang. Perdebatan yang semakin memanjang ini tidak menemukan titik penyelesaian. Segera aku menghampiri Dian tanpa basa-basi lagi. Walaupun aku tau Dian akan menolak dengan keras untuk bertemu aku saat ini. Tapi aku terus melajukan mobilku menuju rumah Dian. Dari kejauhan, aku melihat Dian sedang melamun di taman yang tidak jauh dari rumahnya

"Dian tunggu gue mau ngomong penting. Lo kenapa sih menghindar mulu? Kalo emang lo gak ada apa-apa, jangan menghindar. Atau bener? Lo suka sama Baskara? Jawab Dian!" Bentakku

"Apaan sih, gua mau pulang Lan, gak enak badan. Gak usah sangkut pautin gua sama Baskara lagi Lan. Gua gak suka. Mulai sekarang jangan sangkut pautin gua sama Baskara lagi. Kalo lo mau tau kenapa, lo tanya sama dia. Apa yang dia lakuin sebelum ke Berlin" jawab Dian dan langsung meninggalkan ku begitu saja

Lagi-lagi, pertanyaan baruku untuk Baskara. Aku hanya terdiam diantara hembusan angin yang mulai menusuk ini. Rintik hujan yang mulai turun ini pun segera membasahi rumput yang sedang ku injak. Aroma tanah yang semakin tercium ini membuat perasaan sepi semakin terasa.

Aku masih tidak mengerti, kenapa Dian jadi menjauhiku setelah dia tau tentang hubunganku dan Baskara. Aku terus menduga bahwa Dian memiliki perasaan yang lebih daripada sekedar teman untuk Baskara. Berita simpang siur kemarin saja belum selesai, sekarang sudah nambah lagi masalah. Aku jadi bimbang, apa ini menjadi petunjuk bahwa semesta tidak setuju dengan adanya hubungan ini?

*Keesokan harinya*

Pagi ini Baskara janji untuk menemuiku dan menjelaskan segala hal yang terjadi belakangan ini. Mata sembab yang tidak bisa ditutupi ini terpaksa harus diperlihatkan. Belakangan ini, semenjak banyaknya berita tentang Baskara, ia menjadi sosok yang puitis. Entah merasa bersalah atau bagaimana, tapi Baskara terus-terusan meyakinkanku bahwa semua akan baik-baik saja.

Laki-laki dengan kemeja kotak merah yang kini sudah terlihat didepan pagar rumahku pun mulai melambaikan tangan. Aku segera menghampiri Baskara dengan wajah yang gugup

"Pagi sayang, yuk langsung naik, kita ke fancytea aja ya, supaya bisa lebih cepet klarifikasi ke kamunya" Ucap Baskara

Aku yang hanya mengangguk segera menaiki motornya. Tak sadar, pertemuan kali ini benar-benar terasa sangat gugup. Entah karna sudah tidak ketemu lama atau memang karna lagi ada masalah aja. Tangan Baskara segera menarik tanganku supaya aku bisa memeluknya saat dijalan.

Aroma yang sangat menandakan bahwa ini wangi dari seorang Baskara, dengan rambut yang terlihat berbeda dari sebelumnya, membuat aku jadi sedikit tersipu malu. Tangan Baskara terus memegang tanganku. Aku sadar pasti saat ini dia lagi mengkhawatirkanku.

Sesampainya di Fancytea, dengan pesanan yang tidak perlu diucapkan lagi. Ruangan yang membuat aku merasa tenang ini benar-benar membuat aku lebih nyaman dari sebelumnya.

"Alana"
"Alanaaa"
"Alana Carolline Mauren sayaaanggg" Teriak Baskara

"Hah? Iya apa?" Jawabku kaget

"Kamu bener-bener lagi pusing ya? Maafin aku Alana. Aku gak bermaksud nyakitin kamu. Aku mau jelasin semuanya Lan. Iya aku emang suka minum alkohol Lan, tapi udah lama enggak. Dan aku juga tau siapa yang ngasih foto aku lagi minum. Cuma ada 1 orang yang punya foto itu. Pasti Daniel. Daniel yang udah ngirim foto aku ke mantan kamu. Tapi kamu harus percaya, aku gak seperti apa yang orang-orang bayangin Lan. Aku siap ngejauhin alkohol, rokok dan hal buruk lainnya Lan. Tolong bantu aku buat bimbing aku Lan"

Seketika, aku melihat wajah Baskara yang terlihat sangat kelelahan. Aku tau saat ini dia pasti sangat khawatir tentangku terutama tentang hubungan ini.

"Daniel siapa Baskara? Kenapa dia bisa tau Wili?" Tanyaku

"Dulu dia 1 kampus sama kita Lan. Dia dari fakultas teknik. Tapi dia di DO gara-gara bermasalah. Dulu aku sama dia deket, tapi akhirnya dia aku keluarin dari grup gara-gara dia nyebarin foto aku sama temen-temen aku lagi minum. Padahal posisinya kita lagi dikampus. Dan itu sempet viral Lan. Aku tau aku salah, tapi dia juga gak berhak posting foto aku gitu aja Lan. Aku yakin dia berusaha ngancurin hubungan kita lewat orang yang kenal Wili Lan" jawab Baskara

"Dia kenal Dian?"

"Udah pasti kenal Lan. Kan kita nongkrong bareng. Ngebahas tentang Dian, dia kenal sama Wili Lan?"

"Dibilang kenal sih gak juga, tapi aku sempet nongkrong bareng sama Dian Wili, apa mungkin aja....."

Ucapanku terputus dan kami pun hanya diam dan saling menatap satu sama lain

"Apa lan? Dian yang bocorin ke Wili? Tapi tujuannya apa?" Ucap Baskara

"Sejujurnya, akhir-akhir ini, semenjak kita pacaran, dian terus-terusan menghindar dari aku. Aku udah sempet nanyain ke dia tentang alasannya. Tapi dia nyuruh aku buat nanya langsung ke kamu. Sebenernya kalian tuh kenapa?" Jawabku

"Sebenernya, sebelum aku berangkat ke Berlin, aku sempet ribut sama Dian. Aku selama ini lebih percaya tentang omongan Dian daripada temen-temennya Nessie. Tapi ternyata banyak yang dia tutupin dari aku yang buat aku selama ini mikir kalo Nessie dan temen-temennya toxic. Padahal yang toxic dia. Dia berusaha menggiring kalau dia korban dari ulah Nessie dan temen-temennya. Tapi aku gak sangka kalo dia juga menghindar dari kamu"

"Ngomongin tentang Nessie, Dian beberapa kali cerita tentang dia dan temen-temennya. Aku juga dikasih liat chatan mereka digrup. Dian juga bilang kalo Nessie ninggalin Dian begitu aja padahal mereka dulu deket banget"

"Itu kembali lagi ke kamu, lebih percaya siapa, tapi untuk saat ini, aku udah gak bisa percaya sama Dian. Jadi, menghindar atau engga, itu urusan dia. Aku udah berusaha biasa aja. Tapi dia sendiri yang terus-terusan menghindar"

Setelah Baskara menyelesaikan semua klarifikasinya tentang berita yang muncul belakangan ini, aku pun akhirnya bernafas lega. Dengan segala berita yang ada, aku memilih untuk percaya Baskara. Aku yakin Baskara juga sudah meyakinkan diri untuk berubah

Kami pun melanjutkan segala pembicaraan tentang diri kami masing-masing. Sangat tidak disangka, banyak kecocokan tentang diri kami yang membuat aku jadi semakin tertarik dengan Baskara. Sedikitnya, Baskara juga menceritakan tentang Nessie dan beberapa mantan pacarnya

Selain menyukai dunia organisasi, Baskara juga sangat menyukai Ikan. Dia juga memiliki berbagai macam ikan dirumahnya. Dengan segala hobby yang dia miliki dan wawasan yang ia punya, benar-benar membuat hubungan ini terasa sangat berbeda dibandingkan dengan Wili

*Mulai saat ini, aku akan terus percaya kamu, Baskara*

*Mulai saat ini, aku akan terus percaya kamu, Baskara*

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
𝙄𝙩'𝙨 𝙔𝙤𝙪Where stories live. Discover now