Part|| 9

533 12 0
                                    

Drrrttt Drrrttt

Gheisha mengerjabkan matanya pelan. Rasa dingin dari lantai langsung ia rasakan ketika membuka matanya. Ia ketiduran ternyata, lalu bangun mencari ponselnya yang berdering. Ia melihat jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, cukup lama ia tertidur. Gheisha mengambil handphone nya lalu duduk bersandar di kasurnya.

Gheisha melihat nama seseorang yang menelponnya, Nara ternyata. Ia mengernyit pelan melihat banyak sekali pesan serta panggilan tak terjawab dari Nara. Gheisha menekan tombol hijau untuk menerima panggilan dari Nara, lalu menempelkannya ditelinga.

"Halo Ra."

"Gheisha...." Gheisha menjauhkan handphone dari telinganya saat suara pekikan dari Nara terdengar.

"Kenapa lo susah banget gue hubungi? Lo dari mana? Lo gak apa apa kan Ghe?"

Pertanyaan beruntun dari Nara membuatnya memegang keningnya yang sedikit pening. Mungkin ini karena ia tertidur diatas lantai yang dingin terlalu lama.

"Maaf Ra, aku ketiduran dari pulang sekolah tadi." ucapnya terdengar sedikit serak.

"Ghe, ada apa? Ada masalah? Perasaan gue gak enak dari tadi. Lo baik baik aja kan?"

Lihat bahkan tanpa Nara melihat keadaannya pun Nara bisa menebak kalau ia memang sedang tidak baik baik aja. Nara memang paling peka terhadap keadaan sekitarnya, itu juga alasannya tidak bisa menyembunyikan sesuatu dari Nara.

Gheisha memejamkan matanya, hatinya kembali terasa begitu nyeri saat mengingat hal tadi. "Ra, dia disini."

Gheisha mulai menceritakan semua dengan suara yang bergetar menahan tangisannya. Ia takut sungguh, mungkin selama ini ia bisa menghindari kakak iparnya itu ketika mereka datang. Namun sekarang ia akan pergi kemana? Bagaimana caranya ia menghindari mereka? Kali ini ia tidak hanya akan menghadapi kakak iparnya, namun juga Risa kakaknya. Masalah apalagi yang harus ia hadapi setelah ini?

Satu minggu dua minggu bukanlah waktu yang sebentar, apalagi dalam situasinya yang seperti ini. Bagaimana jika hal itu terulang kembali? Melihat bagaimana tadi Rivan menatapnya sungguh membuat ia ketakutan. Apakah kedatangan mereka yang terbilang tiba tiba dan rencana mereka tinggal beberapa waktu ke depan ini adalah rencana Rivan? Ia yakin kalau Risa kakaknya itu tidak akan mungkin ingin tinggal begitu lama disini karena adanya dirinya.

Kalau hal itu benar, apa yang meyakinkan kakaknya sampai mau menetap disini dalam waktu yang lumayan lama? Dan rencana apa lagi yang mau Rivan lakukan? Semua ini sungguh membuatnya pusing.

"Ghe..."

"Aku kangen sama kak Risa Ra, kangen banget. Aku seneng dia mau tinggal disini lebih lama. Tapi aku takut sama kak Rivan Ra." Gheisha menunduk dengan air mata yang mulai jatuh.

"A-aku takut dia macem macem lagi. Aku disini bener bener sendiri Ra, hiks gak ada yang bisa nolong aku bahkan kak Leon sekalipun. Mereka udah terlalu benci dan gak sama sekali mau percaya sama aku. Hiks." ia takut, pikiran kacau sekarang.

"Gimana caranya aku buat menghindar Ra?"

"Lo bisa nginap di rumah gue Ghe, disini lo pasti aman."

Gheisha membuang nafasnya pelan, "Mau sampai kapan? Sampai mereka pulang dari rumah ini? Yang ada aku beneran diusir Ra. Aku juga belum tau pasti berapa lama kakak aku disini."

"Terus lo mau tinggal di sana dengan adanya bajingan itu? Dia bisa aja ngelakuin itu lagi Ghe. Lo mau dia ngelakuin itu lagi kayak dua tahun lalu?" ujar Nara sedikit meninggikan nada suaranya.

Ia tau Nara sangat khawatir dengan dirinya namun dengan ia tinggal di rumah Nara selama kakaknya disini bukanlah hal yang bagus. Apa lagi ia tidak tau pasti kakaknya akan sampai kapan berada disini.

GheishaWhere stories live. Discover now