Part|| 11

485 12 0
                                    

Gheisha hanya diam sambil menatap punggung lebar kakaknya. Yah, Leon mengajaknya berangkat bersama, awalnya ia menolak tapi tatapan tajam serta ajakan ah lebih tepatnya perintah yang sama sekali tidak bisa ia bantah. Untungnya ia sudah bilang pada Gemma untuk tidak menjemputnya. Gheisha terdiam canggung sedari ia menaiki motor kakaknya, ia lupa kapan terakhir kali berangkat bersama kakaknya seperti ini. Mungkin terakhir saat ia masih SMP, saat semuanya masih baik baik saja. Mengingat hal itu membuat dirinya rindu masa masa itu.

Gheisha akui ia sangat senang tapi juga takut, takut jika kakaknya melakukan hal seperti malam waktu itu. Ah, mengingatnya saja membuat hatinya kembali terasa sakit, sampai sekarang ia tidak tau kenapa kakaknya tega melakukan hal itu kepadanya. Selama ini ia yakin Leon kakaknya itu tidak sepenuhnya membenci dirinya tapi apa yang kakaknya lakukan malam itu membuat apa yang Gheisha pikirkan selama ini salah sepertinya. Leon ternyata juga menganggap dirinya jalang bahkan memperlakukannya seperti wanita murahan.

"Kenapa kakak buat Ghe bingung?" Gheisha menunduk dengan air mata yang mulai menggenang di pelupuk matanya. "Malam itu kakak buat Ghe semakin terlihat murahan dengan kelakuan kakak, tapi kenapa saat ini perlakuan kakak seakan akan kakak gak bener bener benci Ghe?" batin Ghe bertanya seolah olah Leon akan menjawab semua kebingungannya.

Luruh sudah air mata Gheisha, kenapa dunia mempermainkannya sedemikian rupa hingga ia terombang ambing di dalamnya. Semuanya tampak membingungkan ia tidak mengerti dengan jalan yang ia lalui sendiri, banyak jalan yang ia lewati namun tidak ada satu pun hal yang ia mengerti. Semuanya terlihat abu abu.

Kenapa malam kemarin kakaknya melakukan itu padanya? Tapi kenapa siangnya di sekolah dia mengakui Gheisha adalah adiknya? Dan sekarang kakaknya mau memberi tumpangan untuk dirinya ke sekolah, bahkan bertanya tentang keadaannya. Sungguh semua perlakuan kakaknya membuat Gheisha bingung, ia kehilangan arah sekarang. Kakaknya membenci dirinya atau tidak sebenarnya?

Ah, Gheisha terlalu larut dalam pikirannya, sampai ia tidak sadar sudah mulai memasuki kawasan sekolahnya. Dengan segera Gheisha menghapus air matanya yang masih membasahi pipinya, banyak sekali pasang mata yang menatap kearah mereka pasti berita kalau ia dan Leon adalah seorang kakak dan adik sudah menyebar di seluruh sekolah.

Gheisha turun dari atas motor kakaknya dengan menunduk, semua tatapan mereka membuatnya tak nyaman ia seperti baru saja melakukan kesalahan besar. Mereka menatapnya dengan kaget seakan tidak percaya. Jelas saja, ia sudah kelas 11 dan mereka baru mengetahui kabar ini kemarin, tentu saja hal ini membuat banyak pertanyaan dibenak mereka. Dan selama itu mereka tidak pernah melihat kedua nya berdekatan atau setidaknya saling bertegur sapa.

Huh, Gheisha harus terbiasa dengan tatapan mereka mulai sekarang sepertinya.

"Emm, ma-makasih kak," gugup Gheisha masih dengan kepala yang menunduk. Tidak ada jawaban apapun dari Leon hanya terdengar deheman pelan.

"Ghe langsung ke kelas." pamitnya pada Leon.

Baru saja Gheisha berbalik dan akan melangkah pergi, Leon sudah menarik tangannya membuat ia harus berbalik lagi menghadap kakaknya itu.

"Kalau sakit ke UKS aja." Ucap Leon menatap adiknya.

"H-hah.." Gheisha tidak salah dengarkan? Ia mendongak menatap Leon dengan kaget.

"Ghe g-gak ap..." belum sempat Gheisha menyelesaikan ucapannya Bara dan Geo lebih dulu menghampiri kearah ia dan kakaknya berada.

"Ghe? Tumben berangkatnya barengan?" Geo menatap kaget kakak beradik di depannya. Sungguh? Ia tidak salah lihat kan? Tidak ada angin tidak ada hujan atau pun badai, beneran mereka berangkat bersama? Apakah yang Leon ucapkan kemarin malam sungguh sungguh?

"Lo sakit?" berbeda dengan Geo yang masih terkejut, Bara langsung menanyakan keadaan gadis itu ketika melihat wajahnya yang pucat.

"Cuma pusing sedikit kak." balas Gheisha sedikit mengangkat pandangannya menatap Bara.

"Loh iya muka lo pucet banget Ghe. Perasaan kemarin lo masih kelihatan baik baik aja." Geo ikut memperhatikan wajah Gheisha yang memang terlihat pucat sekali.

Apakah terlihat pucat sekali? Padahal ia tadi sudah memakai liptin agar tidak terlihat terlalu pucat. "Ghe gapapa kak."

"Mau ke UKS? Gue anter."

"Enggak, gak usah kak." jawab Gheisha dengan cepat menolak tawaran Bara. "Ghe mau ke kelas dulu."

Setelah mengatakan itu Gheisha melangkah dengan cepat memasuki sekolah. Ayo lah, Gheisha tidak nyaman dengan semua pandangan murid murid itu yang sejak tadi masih menatapnya, apalagi kedatangan kedua teman Leon membuat dirinya menjadi pusat perhatian. Semakin banyak pasang mata menatapnya dengan berbagai pandangan yang berbeda beda, tentu saja hal itu mengganggunya ia belum pernah berada dalam posisi seperti ini dan ia tidak menyukai hal itu.

Selama ini Gheisha sama sekali tidak pernah terlihat dekat dengan mereka bertiga, pantas mereka heran melihatnya mengobrol bahkan berangkat bersama Leon. Apalagi pernyataan yang diungkapkan sendiri oleh Leon cukup membuat gempar satu sekolah. Mendadak sekali, Leon cowok yang dikagumi banyak siswi itu tiba tiba mengatakan kabar yang begitu mengagetkan semua orang disekolah ini.

Gheisha semakin mengeratkan pegangannya pada tali ranselnya, ia tidak suka dalam posisi seperti ini sungguh hal ini membuatnya canggung. Ia semakin mempercepat langkahnya agar lekas sampai ke kelas. Ia bahkan sampai melupakan niat dirinya tadi untuk mengisi perut laparnya di sekolah.

Baru saja ia akan memasuki kelasnya suara keras memanggilnya membuat ia mengurungkan niatnya untuk memasuki kelas.

"GHEISHA,," terlihat Nara sedang berlari kearahnya.

"Jangan lari Ra, jatuh nanti." kebiasaan sekali sahabatnya ini lari lari, padahal jalan pun juga sampai.

"Huh Huffh. Ghe lo baik baik aja kan? Gue khawatir banget setelah denger cerita lo malem tadi. Lo beneran gak mau tinggal di rumah gue dulu aja? Gue bisa bantu lo ijin ke pa... Ghe lo sakit?" Nara menempelkan punggung tangannya di dahi Gheisha untuk mengecek suhunya.

"Suhu lo panas banget, lo demam? Mau ke UKS?" sambung Nara.

"Aku baik baik aja Ra."

"Beneran?" tanya Nara sedikit tidak yakin. Gheisha hanya mengangguk saja sebagai jawaban.

"Ah iya gue tadi denger pada ngomongin lo, lo beneran berangkat bareng kak Leon?"

"Hmm," jawab Gheisha sambil mengangguk.

"Gimana ceritanya?" Gheisha langsung menceritakan kejadian tadi pagi dengan Nara yang mendengarkan setiap hal yang ia ceritakan dengan muka serius.

"L-lo udah baikkan sama kakak lo? Sejak kapan?" tanya Nara tak percaya.

Gheisha menghela nafas berat, "Aku juga bingung Ra, kak Leon sebenernya mau apa. Malam itu kak Leon menunjukan seolah olah dia membenci aku, tapi setelah itu dia seolah olah peduli sama aku."

"Jangan langsung percaya sama perlakuan baik nya Ghe. Kakak lo bisa aja lakuin hal brengsek lagi kayak waktu itu." ujar Nara memperingati.

"Menurut kamu alasannya apa kak Leon tega melakukan itu?" Gheisha bertanya dengan pelan.

"Gue juga gak tau, tapi seorang kakak gak seharusnya nyium adeknya gitu. Itu termasuk pelecehan, walaupun kalian bersaudara hal itu gak pantes dan gak.."

"Siapa yang kalian maksud?"

Gheisha dan Nara membulatkan matanya kaget melihat kehadiran seseorang yang sudah berada disamping mereka berdua. Apakah dia mendengar ucapan mereka berdua barusan? Ah mereka baru sadar, mereka masih berada didepan pintu kelas. "Mampus." batin Nara.

****


Hai hai

Maaf ya aku baru bisa sekarang update nya, hehe.😁😁



Jangan lupa Share, komen dan tekan bintangnya buat dukung cerita Gheisha❤️❤️

✨✨

GheishaWhere stories live. Discover now