ML - 08

183K 11.8K 6.6K
                                    

Update! Part kmrn target komen belum tembus.. hiks..🥲🥲 tp makasihhh ya sudah bertahannn 🫶🏻

Makasih ya gais sudah kasih aku semangat untuk tetap melanjutkan cerita ini 😭🥹🫶🏻 i Love u.. aku usahakan sering update ya 🥹🥹

Part ini 3K vote dan 3K komen plisss bisa? 1.700 kata nie!

Siapa kangen Jaleo?!

Minggu nie ak dah update berapa kali Yah?!

"Kenapa lagi kali ini?" Ejan terkekeh, setelah meneguk minumannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kenapa lagi kali ini?" Ejan terkekeh, setelah meneguk minumannya. Pria itu menatap Jaleo yang mengurut keningnya, terlihat sedang begitu pening.

"Bukan apa-apa." Jawab Jaleo.

Khaezar yang kebetulan duduk di hadapan Jaleo langsung terbahak, "bagi dia mah, Cia bakar dunia dan seisinya juga jawabnya tetep gak apa apa." Ledek Khaezar, membuat Jaleo mengumpat.

Beringas, minus Kiel— sedang nongkrong di Cafe milik Roman. Mereka berkumpul melepas penat, ala bapak bapak.

Ejan duduk tepat di samping Jaleo. Khaezar dan Roman duduk berhadapan dengan Khaezar. Kiel? Katanya masih sibuk mengurus anaknya yang berusia satu tahun itu.

"Gimana kemaren? Rumah lo yang ke bakar? Renovasi 50%?" Tanya Khaezar lagi. Pria itu sudah tidak secuek biasanya. Khaezar yang dulu, adalah pria dingin yang hanya akan membuka mulut seadanya. Semenjak menikah dengan Jinaya, semua berubah. Khaezar jauh lebih bawel daripada biasanya.

"70% katanya." Sahut Jaleo enteng.

"Kalo mobil kamu?" Tanya Roman. Pria yang sedari tadi hanya sebagai pendengar itu bertanya.

"Amanlah, ringsek bagian depan kanan doang." Jawab Jaleo dengan enteng.

Ejan terkekeh, "Aman tapi keliatan pusing banget ya?" Ledekan Ejan membuat Jaleo mengumpat.

Tawa mereka terhenti, saat pintu Cafe terbuka. Muncul Kiel dengan bayi di gendongannya. Pria yang masih mengenakan kemeja kerja dengan dasi menggantung di leher itu menampilkan wajah lelah.

Kiel menghampiri tempat mereka duduk, "Sorry Sorry, gue telat. Anak keempat gue rewel."

"Yoi, gapapa. Bawa aja itu kelima anak lo main lagi kesini." Ejan menarik satu kursi untuk Kiel duduki.

Roman melotot. Terakhir kali Kiel membawa semua anaknya ke Cafe, dua vas bunga pecah, kursi yang jungkir balik, kemudian tiga cangkir pecah.

"Gimana? Bini lo sehat? Lahiran kapan?" Tanya Jaleo. Pria itu mengamati Kiel yang menimang nimang anaknya yang tertidur di dalam gendongannya.

"Baik, kayanya bulan depan. Kalo nurut perhitungan dokter sih." Kiel memangku anaknya yang berusia sebelas bulan itu dalam posisi tertidur.

"Lo nggak kasihan bini lo? Cetak anak terus?" Tanya Jaleo lagi.

Midnight LoveWhere stories live. Discover now