ML - 10

176K 12.1K 7.3K
                                    

Yeay! Sebentar lagi 400K pembaca 😭🙏🏻😍❤️ terimakasih! Alhamdulillah.. Pasukan Aleole emang kerennnn!

Nie bukan degem lagi nih panggilannya 😂😂 enaknya apa ya? Hmm? Kasih saran donk!

Part ini 1.500 kata! Gak komen rame q bakal menangis darah 😭😭

3K vote dan 3K komen ya buat next!

Kalo komennya meledak bombastis duar duar, gak perlu sampek 3K vote dah update sie.. SOALNYA VOTE LAMA BGT 😭

Follow ig ku dapet spoiler mulu ya 😂 @aloisiatherin @redjaleo

Jaleo yang sedang sibuk menjemur pakaian miliknya dan Nacia ketika bel unit apartemennya berbunyi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jaleo yang sedang sibuk menjemur pakaian miliknya dan Nacia ketika bel unit apartemennya berbunyi. Dia langsung meletakkan kembali pakaian pakaian itu ke dalam bak berisi pakaian yang setengah basah karena baru keluar dari mesin pengering.

Jaleo melepas celemek yang melindungi tubuhnya, meletakkan di atas kursi makan, sebelum ia bergerak membuka pintu apartemen.

"Iya?" Jaleo membuka pintu lebar.

"Bangsat!" Umpatnya melihat siapa yang ada di depan pintunya, berdiri menjulang, menatap lekat pada kedua mata Jaleo yang melebar dan nampak berapi-api.

Kamael.

Pria yang sudah Jaleo beri label bajingan itu sudah berdiri menjulang di depannya dengan tampang tidak berdosa, kemudian pria itu menyeringai pada Jaleo, sebelum menyapa Jaleo dengan enteng, "halo Bang."

"Halo matamu!" Jaleo tak ragu untuk melayangkan satu bogeman ke pipi Kamael hingga pria itu terdorong ke belakang.

Kamael hampir saja terjembab ke lantai andaikan tidak ada tembok yang menjadi pegangannya untuk tetap berdiri.

Jaleo meringsek maju. Di pepetnya tubuh Kamael di tembok seraya ia menarik kerah kaos Kamael.

"Lo mau apa? Hm? Mau hancurin Cia lagi? Bangsat lo." Jaleo berdesis dengan tajam, terdengar mengancam dan menusuk di telinga Kamael.

Kamael menyentak tangan Jaleo yang mencekal kerah kemejanya. "Justru gue balik buat ngomong baik baik sama dia."

"Baik-baik gimana, Sat? Bajingan lo." Jaleo menunjuk wajah Kamael dengan telunjuknya. Kamael yang sedikit lebih tinggi daripada Jaleo, membuat Jaleo harus sedikit mendongak.

Tinggi Jaleo sekitar 188 cm, dan tinggi Kamael hampir 190 cm. Tubuh Kamael juga jauh lebih kekar daripada tubuh Kamael, tapi itu tidak membuat Jaleo takut dengan adik bajingannya ini.

"Dia udah jadi bini gue, istri gue— kalo lo nggak tau." Jaleo memperingati.

Kamael terkekeh, mengejek, "gue tebak, pasti lo di tolak mulu ya, sama Cia?"

Tebakan yang sangat tepat sasaran, tidak meleset sedikit pun. Sedikit sakit sih, tapi tidak apa-apa, toh memang itu kenyataannya. Penolakan demi penolakan selalu Jaleo alami, tapi ia tidak akan menyerah.

Midnight LoveWhere stories live. Discover now