• 02 || senandika

1.6K 188 170
                                    

❝ Perasaan manusia selalu murni dan banyak bersinar di saat pertemuan dan perpisahan. ❞

─ 'Daun Thorn Aryasatya

─ 𝐒𝐀𝐃𝐑𝐀𝐇 : ᴇsᴄᴀᴘᴇ ᴏʀ ᴅɪᴇ ─
a story by :: kimuurume














Jumat, Malam, Pulau Rintis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jumat,
Malam, Pulau Rintis.

TAK ada yang lebih menyeramkan dari berjalan di tengah tengah kanibal. Dan itulah yang akan mereka hadapi sekarang. Seperti persetujuan barusan, mereka akan dibagi dua tim. Taufan-Hali dan Thorn-Solar.

Halilintar sebenarnya masih ragu untuk meninggalkan kedua adik bungsu nya. Namun karena itu permintaan mereka, Halilintar terpaksa untuk menyetujui nya. Tiba lah mereka di tengah kota. Mereka berada di tengah lorong, sebuah kardus besar menjadi dinding antar mereka dengan kanibal kanibal diluar sana.

"Berjanjilah padaku, bahwa kalian akan kembali dengan selamat. Jangan saling meninggalkan. Jangan memancing keributan. Saling menyelamatkan." mereka mengangguk.

Thorn yang tadinya semangat untuk menjalani rencana mereka ini entah kenapa tiba tiba menjadi pundung dan khawatir, mungkin setelah melihat dengan mata kepala nya sendiri, bahwa orang orang diluar sana memakan organ tubuh satu sama lain.

Kanibal.

"Mereka bukan kanibal, Thorn─ kanibal sih, eh, bukan juga." solar menjelaskan dengan nada pelan, seakan mengerti dengan tatapan bingung Thorn. Thorn memasang wajah bingung, "Jelas mereka kanibal loh Solar,"

"Aduh, mereka itu bukan kanibal, mereka itu sudah mati. Aku rasa ada yang menggerakan mayat─ tubuh mereka,"

"Hah? Maksud mu, mereka semua sudah mati?" mata milik Thorn membesar.

"Ya iyalah, " Solar kembali memasang ekspresi sok tahu dan sok pintar itu lagi,"Ga mungkin mereka masih hidup dengan keadaan organ tubuh yang hilang entah kemana, darah yang terus bercucuran, mereka semua ini pasti sudah ma─"

Tatapan dari Halilintar berhasil membuat mereka menutup mulutnya rapat rapat. Tentu saja sedari tadi mereka sudah membuat keributan yang bisa saja memancing orang orang diluar sana menjadi tahu dimana posisi mereka bersembunyi.

"Ini alasan mengapa aku malas ngajak kalian."

Mereka semua tertawa garing dan kembali fokus ke depan. Memperhatikan setiap celah yang bisa mereka lalui tanpa membuat keributan di sekitaran mereka. Halilintar memimpin, Taufan mendampingi, dan dua diantara nya menuruti.

Setelah sampai di persimpangan jaln, mereka berhenti. Disinilah kedua tim akan berpisah. Sebelum. melepaskan mereka, Halilintar menitipkan beberapa pesan yang harus mereka laksanakan.

𝗦𝗔𝗗𝗥𝗔𝗛 : escape or die || BoBoiBoy Fanfic [ 𝗢𝗚 ]Where stories live. Discover now