23

22.4K 1.6K 97
                                    

Bab 54,55,56 sudah update di KK ya gaes. Bisa melancong dulu ke sanaa yess. Bagi yang penasaran je

Happy reading!

Hola hola adegan panas yaa gaess!

Jam enam subuh Cia sudah bangun dari tidur nya. Ia akan jogging pagi ini di sekitar halam rumah saja. Karena halaman rumah. Ya termasuk besar. Ia akan berkeliling di sana samai mengeluarkan keringat.

Hawa dingin langsung menusuk ke dalam tulang Cia begitu ia sudah berada di luar.

" Mau lari, Non?"

" Iya, Pak."

Cia melakukan pemanasan sebentar. Baru lah ia mulai berlari-lari kecil di halam rumah nya. Sejam Cia menghabiskan waktu untuk berolahraga ringan.

Buk Titin datang membawa segelas jus untuk Cia.

" Silahkan, Non. Ini jus nya."

" Terima kasih, Buk."

" Sama-sama, Non. Saya balik ke dalam dulu."

Cia mengangguk. Cia merasa gerah. Ia membuka jaket nya.

Cia melihat Pak Maman sedang memegang toples makanan ikan.

" Pak Maman biar saya saja yang ngasih pelet nya."

" Non Cia sudah selesai olahraga?"

" Sudah, Pak."

Cia mengambil toples berisi pelet tersebut dan menuju kolam air mancur yang beirisi ikan di dalam nya.

Tiba-tiba Cia tersenyum saat bayangan dia makan malam berdua dengan Jangkar semalam.

Bahkan Cia sampai tidur larut karena memikirkan nya. Ia selalu menjadi salah tingkah.

Ia tahu apa yang terjadi kepada dirinya. Ia tidak mungkin salah mengenali perasaan macam ini.

" Eh Bang Jangkar baru pulang Bang?"

Cia tersentak saat mendengar suara Pak Mamat. Ternyata ada mobil Bang Jangkar. Cia tidak bisa melihat orang nya.

" Iya, Pak Mamat. Kesiangan ini."

" Oalah. Sesekali tak papa lah, Bang Jangkar." Pak Mamat tertawa.

" Baiklah, Pak. Saya jalan dulu."

" Oh iya. Silahkan!"

Mobil pick up itu berlalu. Cia kembali memberi makan ikan.

" Itu Bang Jangkar, Non. Baru pulang dari pasar seperti nya."

" Ooh tumben udah siang gini baru pulang. Biasa nya matahari belum muncul udah pulang."

" Iya, kesiangan kata nya, Non."

" Oh begitu." Cia mengangguk.

Apa Bang Jangkar juga memikirkan dirinya semalam?

Benak Cia mulai menebak-nebak dan berharap apa yang di lakukan dirinya sama seperti yang di lakukan Jangkar.

*****

Hujan tiba-tiba turun dengan lebat saat Cia berada di kebun.

" Non Cia hujan nya lebat sekali. Kita numpang berteduh di pondok nya Bang Jangkar saja, Non." Teriak Pak Slamet.

Cia mengangguk. Mereka segera berlari ke pondok Jangkar. Pintu pondok terbuka. Seperti nya ada orang di dalam.

" Permisi, Bang Jangkar. Numpang berteduh." ujar Pak Slamet agak keras karena tidak menemukan orang nya di dalam.

Cia membuka topi lebar nya. Lengan nya basah karena tidak memakai baju  panjang lengan.

" Nggak ada orang nya, Pak?"

Jangkar CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang