42

14.8K 707 4
                                    

Cia keluar dari kamar mandi tepat saat itu Jangkar berbalik setelah mematikan panggilan nya.

Cia berjalan melintasi kamar hotel dengan gaya anggun tanpa menatap Jangkar sedetik pun. Namun percaya lah ia melirik dari sudut mata.

Cia berjalan ke lemari hias mengambil body skincare nya. Dengan gaya menggoda, Cia pun mengolesi tangan dan kaki nya.

Jangkar masih tidak bergerak dari tempat berdiri nya. Hanya mata nya yang bergerak liar menatap kegiatan Cia sejak tadi

Cia menghempas rambut nya ke belakang dan mengolesi leher nya dengan gerakan slow motion.  Cia kembali bergerak mengambil tas dan mengobrak abrik isi nya. Setelah dapat apa yang di cari nya, Cia segera mengolesi bibir nya dengan pelembab sehingga bibir nya tampak mengkilat.

Jangkar menatap Cia tanpa berkedip. Cia mondar mandir dalam kamar  tersebut seakan tidak menyadari keberadaan Jangkar dan terlihat tidak mempedulikan Jangkar yang menatap nya bak harimau lapar.

Jangkar melempar handphone nya ke atas sofa dan mendekati Cia dengan langkah pasti namun berbahaya.

Cia merasakan bulu kuduk nya merinding namun bibir nya tampak tersungging menang.

Hap

Tangan Jangkar memeluk pinggang Cia. Kepala nya berada di sisi kiri leher sang istri.

Tatapan mereka bertemu dalam cermin. Jangkar mengecup sisi leher Cia. Jangkar pun menutup mata menikmati aroma tubuh istri yang menggoda bathin nya.

Ci mendongak seakan memberikan akses leluasa kepada Jangkar.

"Sengaja mau menggoda Abang, Hm?"

Cia membuka mata. Ia menatap Jangkar yang mengulas senyum.

"Abang tergoda?" tanya Cia balik.

"Menurut sayang?"

Cia tersenyum menang saat merasakan tonjolan di pantat nya.

"Jawaban nya sayang!" bisik Jangkar tepat di telinga Cia.

"Ya. Abang tergoda," jawab Cia mencicit karena tangan Jangkar yang sudah bertengger di dada nya.

"Sekarang tanggung jawab!"

Jangkar membalik tubuh Cia. Ia langsung menyambar bibir mengkilat sang istri. Jangkar tidak memberi ruang untuk Cia bahkan hanya sekedar untuk bernafas.

Pinggang Cia tersudut ke pinggiran meja rias. Cia berusaha mengimbangi permainan Jangkar yang lebih wah malam ini rasa nya.

Jangkar segera mengangkat tubuh Cia dan melempar nya ke atas kasur. Jangkar menatap lingery Cia yang tersingkap menampakkan pemandangan indah di mata nya.

Jangkar membuka kaos dan melempar sembarangan. Ia lalu naik ke atas tempat tidur. Cia membuka paha nya sengaja mengundang.

Jangkar sudah seperti harimau yang siap memakan mangsa nya saat ini juga.

Krekkk

Lingery Cia sudah teronggok di lantai karena sentakan Jangkar barusan. Cia hanya bisa melongo.

"Lebih cantik dan Sexy jika tidak pakai apa-apa," bisik Jangkar parau. Cia menatap mata Jangkar yang sudah berkabut dan bergairah. Cia mendorong kuat tubuh Jangkar dan meloloskan celana sang suami sehingga mereka satu sama sekarang.

Jangkar tersenyum miring. Ia suka dengan keberanian istri nya.

Cia duduk di atas perut Jangkar. Saat Cia menunduk, Jangkar langsung mengeksploitasi kedua gunung kembar Cia.

Istri nya mendesah saat nipple nya di tarik.

"Amazing," puji Jangkar terpesona.

Cia mundur ke belakang. Ia menggesekkan dan mempertemukan kedua milik mereka.

Jangkar  menggeram sembari menutup mata. Cia tersenyum lebar. Ia semakin semangat menggoda suami nya.

Cia menegakkan tubuh nya dan mendongak merasakan kenikmatan ini. Jangkar membuka mata nya yang sudah di landa gairah. Ia membalik tubuh Cia sehingga dirinya yang berada di atas.

"Giliran Abang, sayang!"

Cia mendesah saat leher nya di jilat dan di hisap. Tangan Jangkar bermain-main di di dada dan bagian bawah nya.

Cia bergerak gelinjangan karena merasakan nikmat campur geli. Desahan nya memenuhi kamar hotel.

Keringat mulai ikut berkontribusi. Jangkar meninggalkan bekas cumbuan nya di seluruh tubuh Cia yang putih.

"Abang masuk!" Deru nafas Jangkar menggema.

Cia memejamkan mata saat milik Jangkar berusaha menerobos milik nya yang sudah basah dan licin. 

Jangkar memaju mundurkan milik nya. Desahan Cia dan Jangkar saling bersahutan.

Cia pun tidak mau kalah. Ia bergerak seirama dari bawah semakin membuat milik Jangkar terjepit dan semakin mengeras.

Jangkar semakin mempercepat gerakan nya. Cia mengalungkan kaki nya di pinggang Jangkar. tangan nya mencengkram punggung Jangkar.

"Aabanggg,"

"Yaah sayang."

"Uuunghh...," Cia membuka mulut nya. Badan nya menegang.

"Hah. Ayo sayang. Barengan. Ahhbang mau sampai."  ujar Jangkar cepat.

Cia semakin memeluk tubuh Jangkar saat gelombang itu datang. Desahan panjang Jangkar dan Cia saling beradu mesra.

Jangkar jatuh di atas tubuh Cia. Ia membenamkan wajah  di dada istri nya.

Cia sibuk mengatur nafas nya yang tercecer. Bahkan untuk sekedar membuka mata ia tidak sanggup. Cia terkapar di atas tempat tidur nya dengan lelah.

Jangkar mengecup seluruh wajah Cia seperti biasanya selesai berhubungan. Jangkar mencabut milik nya dan membersihkan milik Cia.

ranjang mereka sudah tidak berbentuk karena pergulatan mereka barusan.

"Abang," suara lemah Cia menyapa.

"Kenapa sayang"

"Ngantuk." Ujar Cia manja.

Jangkar mengusap rambut Cia. "Yaudah sayang bobok aja."

"Hm."

Jangkar tersenyum lembut. Ia sangat mencintai dan menyayangi perempuan yang sudah menjadi istri nya ini.

Jangkar kembali mengecup pipi dan bibir Cia menyalurkan perasaannya.

Setelah berhasil menyeka tubuh Cia dan diri nya. Jangkar merebahkan tubuh nya di samping Cia dan membawa nya ke dalam pelukan.

Jangkar menaikkan suhu air conditioner dan mengambil selimut menutupi tubuh telanjang mereka berdua.

Jangkar menutup mata dan tidur sambil merengkuh tubuh istri nya dengan sayang.

Tbc!

26/03/24

Jangkar CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang