~4~

2.1K 46 0
                                    

Mas duda genit
*
*
*
*
*
HAPPY READING🌻

"Maaf lama anda Azalea clasrita?" seorang pria tinggi berjalan ke arah ruang tamu, dengan mengendong bayi kecil di tanggan nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Maaf lama anda Azalea clasrita?" seorang pria tinggi berjalan ke arah ruang tamu, dengan mengendong bayi kecil di tanggan nya.

"Iya pak, saya Azalea atau biasa di panggil Lea" aku berdiri menyambut sang tuan rumah dengan ramah.

"Permisi non, tuan ini minumannya, silahkan di minum, saya permisi" bibi pergi dari sana membawa nampah ke dapur.

"ekhem silahkan duduk, sebelum nya saya akan memperkenalkan diri saya dahulu, saya Brayan, dan ini bayi saya
Azam James" kata nya sambil mengelus kepala sang bayi yang ada di gendongan nya.

"ya saya tau tuan, sebelumnya pihak rumah sakit mengabari saya tentang anda" Lea berbicara sambil memandangi sang bocah kecil yang terlelap itu.

"kamu akan tinggal disini atau pulang?"

"pulang, saya tidak meninggalkan bunda saya di rumah, dan nanti asi untuk Azam saya stok untuk disini"

"Owh terserah, saya akan meletakan anak saya di kamar, anda ikut tapi sebelumnya bersihkan diri anda terlebih dahulu" dia berdiri berjalan ke arah tangga, kebetulan kamar mereka berada di atas.

dengan perlahan aku mengikuti sang tuan rumah yang memperkenalkan dirinya dengan Brayan ini, sebagai seorang bapak tunggal pasti dia lebih posesif ke sang anak, tapi di mana sang ibu dari tuan Brayan ini, atau bisa di bilang nenek nya si kecil.

"sebelum masuk anda harus membersihkan diri anda terlebih dahulu, di sana ada kamar mandi, silahkan bersihkan diri anda" dia menunjuk arah kamar mandi yang berada di ujung ruangan.

"Ya pak permisi" aku berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri.

Selesai membersihkan diri aku berjalan ke arah kamar sang tuan rumah, sebelum masuk aku mengetok pintu kamar dahulu.

"Permisi pak saya masuk" Aku masuk saat mendengar suara ya di dalam.

Saat membuka pintu aku yang notabe nya orang biasa ini sangat sangat menyukai isi di dalam kamar ini, tidak terlalu besar tapi bagus, dengan foto dua orang di atas tempat tidur menandakan seberapa cinta nya sang tuan rumah kepada almarhumah sang istri.

"Azam kalau bangun biasa nya nangis, jadi saat nangis kemungkinan ada 2 dia buang air besar, atau lapar, nanti anda letakan jari anda ke mulut Azam, jika dia membuka mulut nya berarti dia lapar, silahkan anda susui"

"Ya pak saya mengerti" aku juga paham apa yang di jelaskan pak Brayan ini, karna sebelumnya sudah di jelaskan bunda.

"Jangan panggil saya pak, saya bukan bapak kamu, panggil saya Brayan" kata nya.

"Bapak juga jangan panggil saya dengan anda dong, nama saya kan Lea, susah tau pak mangil bapak dengan Brayan, ga sopan" kata nya dengan panjang lebar.

"terserah anda mau mangil apa, pusing saya lihat anda" kata nya sambil berjalan keluar.

"Dasar bapak bapak, aduh nak ganteng banget kamu, hidung kamu ini bikin gemes, kok bisa hidung kamu mancung gini" aku memegang sang bayi dengan gemas.

setelah nya aku melihat sang bayi yang bergerak tak nyaman, sepertinya dia sudah bangun, dan benar saja dia menangis dengan keras, Tampa fikir panjang aku meletakan tanggan ku ke mulut nya, dan benar saja ternyata dia haus.

Dengan telaten aku mengakat sang bayi dan meletakan nya ke dada ku, dia benar benar tak sabaran, dengan perlahan aku memasukan sumber asi ku ke mulut nya, dia menghisap dengan tidak sabaran.

Aku mengelus rambutnya dengan perasaan sedih, bagaimana bisa dia yang Masi kecil ini harus kehilangan ibu nya, aku saja yang sudah besar ini masi berlindung di ketiak bunda.

ʘ⁠‿⁠ʘ

mas duda genit Where stories live. Discover now