BAB 3 - Hutan Beton

2 1 0
                                    

BAB 3 - Hutan Beton

I hope you enjoyed this story. If you'd like, you can like, comment and follow the author

*****


"Hutan Surga akan disingkirkan," kata Archer.

Si wanita pembawa acara tertegun, sama halnya dengan semua orang di studio televisi itu.

"Makhluk jahat itu-tidak maksud saya robot hewan itu tak akan pernah lenyap hingga kita menyingkirkan hutan."

"Ta-tapi..." si wanita pembawa acara tampak tak dapat menerimanya. "Apabila hutan-"

"Robot hewan itu tidak bisa mati karena tempat tinggal mereka masih ada," Archer menjelaskan dengan amat serius. "Selama Hutan Surga masih ada, mereka akan hidup selamanya."

Mendengar fakta itu, semua orang di studio televisi seakan membeku.

"Robot hewan itu telah membunuh semua hewan di Hutan Surga. Lalu apa kita hanya akan diam saja? Menunggu dibunuh oleh robot hewan itu?" tanya Archer.

"Maafkan saya, Tuan Archer," si wanita pembawa acara itu menyela. "Tetapi kita tidak bisa hidup tanpa hutan."

"Kita bisa," Archer berkata dengan penuh keyakinan. "Selama ini kita hidup dengan bantuan teknologi canggih, dan berkat teknologi ini... kita masih bisa hidup tanpa bantuan hutan sedikit pun."

Si wanita pembawa acara tampak ragu. Tetapi, perkataan Archer ada benarnya juga.

"Sampai kapan kita akan bergelut dengan masalah robot hewan ini?" Archer bertanya. "Bila terus seperti ini... Kota Neo tidak akan pernah maju."

Si wanita pembawa acara yang tampak ragu, kini tampak yakin.

"Anda benar, Tuan Archer," ujar si wanita pembawa acara. "Bila terus seperti ini... Kota Neo tidak akan pernah maju. Saya setuju dengan rencana anda untuk menyingkirkan Hutan Surga."

"Terima kasih banyak," kata Archer, lalu ia menatap lurus ke kamera. "Saya juga butuh dukungan penduduk Kota Neo untuk melakukannya. Bila saya dapat melakukannya, saya janji akan membuat Kota Neo menjadi tempat yang lebih baik."

"Saya mendukung Anda, Tuan Archer, dan semua orang di studio juga mendukung Anda," kata si pembawa acara, lalu ia menatap lurus ke kamera. "Penduduk kota... mari kita dukung rencana Tuan Archer untuk menyingkirkan Hutan Surga untuk selamanya!"

***

Kid berdiri di atas tanah kosong yang berkabut tebal. Sembari merangkul senapan sniper yang menggantung di lengan kirinya, dia berjalan menembus kabut.

Setelah lima menit berjalan tanpa henti, Kid terpaku. Di depannya berdiri orang-orang yang menatapnya penuh benci, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Kid tidak mengenal orang-orang ini, namun saat melihat sebuah luka bolong di dahi mereka, saat itulah ia sadar. Mereka adalah orang-orang yang pernah ditembaknya.

"Jangan mendekat," kata Kid sambil menodongkan senjatanya.

Orang-orang itu tidak bergerak. Namun, tatapan mereka membuat jantung Kid berdetak kencang.

Kid tersentak. Ada seseorang yang menyentuh pundaknya. Seketika ia berpaling dan melihat seorang perempuan berlumuran darah, dengan wajah dipenuhi luka bolong, berteriak di wajahnya, "KAU AKAN IKUT BERSAMAKU!"

Kid mendorong perempuan itu hingga terhempas ke tanah. Saat ia melihat orang-orang tadi, mulutnya ternganga. Orang-orang itu telah mengelilinginya dan menatapnya seolah-olah ingin membunuhnya. Mereka berteriak memanggil nama Kid, sebelum akhirnya menyerangnya.

Sang RosesWhere stories live. Discover now