Bab 12 - Masalah Tak Terduga

1 1 0
                                    

Bab 12 - Masalah Tak Terduga

I hope you enjoyed this story. If you'd like it, you can like, comment and follow the author

*****

Senapan yang selalu melekat di punggungnya telah menghilang. Kid bergeming di atas tanah kosong berkabut itu, dengan dikelilingi orang-orang berwajah buruk rupa dan dahi bolong berdarah.

Kid berlutut ketakutan sambil menundukkan kepalanya. Ia menangkupkan kedua tangan tepat dihadapan wajahnya, memohon untuk diampuni.

"Mereka tidak bisa melukaimu, Kid," ucap seseorang.

Kid mendongak memperhatikan seorang perempuan cantik, berambut hitam, bermata sipit, berdiri di hadapannya. Perempuan itu tersenyum sumringah, tubuhnya dibalut baju terusan putih bersih. Kid tak menyangka akan bertemu dengannya lagi.

"Kamu siapa?" tanya Kid. "Dan bagaimana kamu tahu namaku?"

"Aku tidak perlu menjawabnya," balasnya. "Karena kau sudah tahu siapa aku."

Kid mengerutkan keningnya. Tiba-tiba kepalanya berdenyut. Ia merasa otaknya diperas dan menelurkan sebuah kenangan yang telah lama dilupakannya.

"Margueretta," kata Kid sambil melangkah mendekati perempuan itu, tapi ia seakan berjalan di tempatnya saja. Kabut tebal berangsur-angsur menyelimuti Margueretta hingga tidak tampak batang hidungnya.

"Jangan pergi!" jerit Kid dari alam mimpi sampai ia bangun dari tidurnya.
"Kau kenapa Kid?" tanya Utan panik, segera mendekati lelaki itu.

"Ada apa, Kid?" ujar Bonita yang terbangun dari tidurnya, ia mengamati Kid yang duduk di sofa.

Kid meraba ke samping tubuhnya, tidak ada senapan nya.

"Dimana senapanku?" tanyanya. "DIMANA SENAPANKU!"

Utan bergegas mengambil senapan lelaki itu yang ia gantung di dinding. Sewaktu Utan memberikannya, Kid merenggutnya dengan kasar dan langsung memeluknya dengan erat.
Pagi mulai menyapa. Cahaya mentari masuk memenuhi sudut-sudut ruangan pondok kayu itu. Bonita bangkit dari tempat tidur hotel dan membuka jendela. Utan memasak air di tungku perapian, sewaktu gelembung air memenuhi panci, dituangkannya air ke dalam teko keramik putih bermotif bunga.

Kid masih di tempatnya. Ia menopang kepalanya dengan kedua tangan. Mimpi tadi masih membayang dalam benaknya. Mengapa orang-orang yang telah dibunuhnya tidak bisa melukainya lagi? Lalu mengapa sosok Margueretta muncul akhir-akhir ini?

Belum saja menjalani tugasnya sebagai Roses, kepala Kid pusing. Sejak ia diangkat menjadi Roses, ia bersama Bonita memutuskan menetap di pondok kayu. Hewan-hewan berebut tempat di pondok, namun Utan mengusir mereka dan meminta teman-temannya untuk memberi ruang kepada Sang Roses.

Hewan-hewan tidak jadi pergi dari Hutan Surga, keberadaan Roses membuat mereka merasa aman. Mereka percaya Sang Roses akan menyelamatkan Hutan Surga, alih-alih Kid tidak tahu harus melakukan apa.

"Kid," kata Bonita sambil mengambil tempat di sebelah lelaki itu. "Sebagai Roses, ada baiknya kau menyingkirkan senjatamu."

Kid menatap tajam gadis itu yang membuat Bonita menciut ketakutan.
Terakhir kali Kid jauh dari senapannya saat umurnya dua belas tahun. Tubuhnya remuk selepas bekerja seharian sehingga ia melemparkan senapannya ke sudut ruangan dan ambruk di ranjang apartemennya. Tidak lama berselang, seorang pria menindihnya dan mencekiknya. Kid tak dapat berkutik. Ia nyaris menghembuskan nafas terakhirnya bila Sebastian tidak datang untuk menyelamatkannya.

Sejak kejadian itu, Kid tidak pernah bisa lepas dari senapannya. Semua orang bisa mengkhianatinya, kecuali sahabatnya, senapan sniper miliknya.

"Tidak apa, Bonita," kata Utan sembari menyodorkan secangkir minuman pada mereka.

Sang RosesWhere stories live. Discover now